Mengapa Tidak Boleh Menunda Berbuat Baik dalam Islam?
Agama | 2024-03-20 15:20:07Islam adalah agama yang mendorong umatnya untuk berbuat baik, memberikan manfaat kepada sesama, dan menyebarkan kebaikan sebanyak mungkin. Namun, seringkali kita cenderung menunda-nunda kebaikan, mengharapkan waktu yang "lebih baik" atau kesempatan yang lebih nyaman. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi beberapa alasan mengapa menunda berbuat baik adalah perilaku yang tidak dianjurkan dalam Islam.
1. Berlomba dengan Waktu dan Usia
Salah satu alasan utama mengapa menunda berbuat baik tidak dianjurkan dalam Islam adalah ketidakpastian waktu. Kita tidak pernah tahu kapan ajal akan menjemput kita atau orang lain.
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Anbiya: 35)
Dengan demikian, kita harus berusaha untuk berbuat baik segera, karena tidak ada jaminan bahwa kita akan memiliki kesempatan untuk melakukannya di lain waktu.
2. Perintah untuk Berlomba dalam Kebajikan
Menurut ajaran Islam, kebaikan yang dilakukan dengan segera adalah tindakan yang baik. Apalagi disebutkan dalam Al-Quran agar umat Islam saling berlomba-lomba dalam kebaikan,
“..tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.” (QS. Al-Maidah: 48)
Dengan menunda berbuat baik, kita mungkin kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pahala yang besar yang Allah sediakan untuk kita.
3. Kebaikan Membawa Kebaikan Lainnya
Berbuat baik memiliki efek domino yang positif. Tindakan kebaikan yang kita lakukan dapat memotivasi orang lain untuk melakukan kebaikan yang sama. Rasulullah SAW bersabda: "Orang yang menunjukkan kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya."(HR. Muslim) Dengan menunda berbuat baik, kita mungkin kehilangan kesempatan untuk memotivasi orang lain untuk melakukan kebaikan.
4. Kesempatan untuk Meraih Pahala
Setiap tindakan kebaikan yang kita lakukan adalah kesempatan untuk mendapatkan pahala dari Allah SWT. Dalam Islam, setiap amal kebaikan dihitung dan direkam oleh Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:
Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan (kepada orang lain), maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim)
Dengan menunda berbuat baik, kita mungkin melewatkan kesempatan untuk meraih pahala yang Allah janjikan kepada hamba-Nya yang beriman.
Dalam Islam, menunda berbuat baik adalah perilaku yang tidak dianjurkan. Dengan memahami ketidakpastian waktu, nilai kebaikan yang berkurang, efek domino dari kebaikan, dan kesempatan untuk meraih pahala, kita dapat memotivasi diri sendiri untuk berbuat baik dengan segera dan tidak menunda-nunda. Dengan demikian, kita dapat mendapatkan keberkahan dan pahala dari Allah SWT serta memperbaiki hubungan kita dengan sesama manusia.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.