Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image jok

Rusia dan Tiongkok Siap Bangun PLTN di Bulan, untuk Apa?

Teknologi | Monday, 11 Mar 2024, 11:11 WIB
Pembangkit nuklir. Foto: Stefan Sutka/Getty Images via wired.com.

RUSIA dan Tiongkok sedang mempertimbangkan untuk menempatkan pembangkit listrik tenaga nuklir di bulan dalam waktu sekitar 10 tahun.

Kepala badan antariksa Rusia Roscosmos, Yuri Borisov, menyampaikan pernyataan tersebut baru-baru ini. Dia menambahkan bahwa proyek semacam itu suatu hari nanti dapat mendukung pembangunan pemukiman di bulan.

Borisov mengatakan bahwa Rusia dan Tiongkok telah bekerja sama dalam program bulan. Mantan wakil menteri pertahanan tersebut menjelaskan bahwa Rusia dapat membantu dengan keahliannya dalam sektor energi ruang angkasa nuklir.

“Hari ini kami secara serius mempertimbangkan sebuah proyek -- sekitar tahun 2033-2035 -- untuk mengirimkan dan memasang unit daya di permukaan bulan bersama dengan rekan-rekan kami di Tiongkok,” kata Borisov, dikutip Reuters.

Panel surya tidak akan mampu menyediakan listrik yang cukup untuk menggerakkan pemukiman di bulan di masa depan, sambungnya, sementara tenaga nuklir bisa menyediakannya.

Dia mengatakan kemungkinan rencana tersebut harus dilakukan "tanpa kehadiran manusia."

Borisov juga berbicara tentang rencana Rusia untuk membangun pesawat ruang angkasa bertenaga nuklir untuk membawa kargo. Dia mengatakan semua pertanyaan teknis mengenai proyek tersebut telah diselesaikan, kecuali mencari cara untuk mendinginkan reaktor nuklir.

Dia mengatakan kapal itu akan menjadi struktur besar yang mampu, berkat reaktor nuklir dan turbin berkekuatan tinggi untuk mengangkut kargo besar dari satu orbit ke orbit lainnya. Dia menambahkan bahwa kapal semacam itu dapat mengumpulkan benda-benda untuk banyak proyek lainnya.

Para pejabat Rusia telah berbicara sebelumnya tentang rencana menambang mineral di bulan. Namun, program luar angkasa Rusia mengalami serangkaian masalah dalam beberapa tahun terakhir.

Misi Rusia pertama dalam 47 tahun gagal tahun lalu setelah pesawat luar angkasa Luna-25 Rusia kehilangan kendali dan jatuh.

Para pejabat Rusia mengatakan mereka akan meluncurkan misi bulan lebih lanjut dan kemudian menjajaki kemungkinan misi berawak gabungan Rusia-Tiongkok dan bahkan pangkalan di bulan.

Bulan lalu, Tiongkok mengatakan pihaknya bertujuan untuk mengirim astronot Tiongkok pertama ke bulan sebelum tahun 2030.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, bulan lalu mengatakan peringatan Amerika Serikat bahwa Rusia berencana menempatkan senjata nuklir di luar angkasa adalah salah.

Putin mengatakan peringatan itu adalah bagian dari rencana untuk memaksa Rusia melakukan perundingan senjata sesuai persyaratan Barat.***

Sumber: Reuters, Voice of America

--

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image