Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Anuk Kuswanti

Mengasah Kemampuan Public Speaking bagi Guru dalam Kurikulum Merdeka

Eduaksi | Tuesday, 05 Mar 2024, 19:40 WIB

Bantul (MTsN 1 Bantul) – Public Speaking adalah kemampuan berbicara yang dimiliki seseorang untuk berbicara di depan khalayak. Jenis Public Speaking antara lain sambutan, mengajar, presentasi, pidato, pewara/MC, dan konferensi. Mengajar merupakan salah satu jenis kemampuan berbicara yang harus dimiliki seorang guru dalam kurikulum merdeka.

Dr. Wati Istanti, M.Pd. sebagai narasumber pelatihan

Materi di atas mengawali paparan Dr. Wati Istanti, M.Hum selaku narasumber pada Diklat Nasional “Pengoptimalan Kompetensi Guru Bahasa Indonesia dan Implementasinya dalam Kurikulum Merdeka". Diklat yang diselenggarakan oleh e-Guru.id ini berlangsung selama empat hari sejak Jumat (01/03/24) hingga Senin (04/03/24). Hari kedua pelaksanaan diklat ini diwarnai antusias para peserta yang ditandai dengan banyaknya pertanyaan yang ditujukan kepada narasumber. Diklat secara daring via zoom meeting ini dilangsungkan pada Sabtu (02/03/24) pukul 19.30 sampai dengan 21.00 WIB. Sebanyak 485 guru Bahasa Indonesia seluruh Nusantara mengikuti zoom meeting ini. Anuk Kuswanti, S.Pd. selaku guru Bahasa Indonesia MTsN 1 Bantul turut berpartisipasi pada kegiatan ini.

Dengan gamblang Wati Istanti menyampaikan tema pada hari kedua diklat ini “Mengasah Kemampuan Public Speaking bagi Guru dalam Kurikulum Merdeka”.

“Mengapa seorang guru harus mempunyai kemampuan public speaking dalam kurikulum merdeka,” tanya Wati Istanti kepada seluruh peserta zoom.

peserta pelatihan yang berada di zoom meeting, salah satunya Anuk Kuswanti, S.Pd.

Selanjutnya dengan gamblang Beliau menjelaskan. Seorang guru harus menguasai public speaking karena untuk menambah nilai diri, menyampaikan gagasan, meningkatkan rasa percaya diri, dan memudahkan menjalin relasi diri. Adapun cara melatihnya dengan menyiapkan materi dengan baik, berbicara di depan kaca atau di depan orang dalam jumlah terbatas. Cara selanjutnya yaitu berbicara dengan suara jelas, mempraktikkan berulang, mengurangi jeda atau menjaga aksen. Langkah terakhir yakni memperluas kosakata.

Diklat yang berlangsung selama empat hari berjalan dengan lancar dan menuai antusias yang luar biasa. Pada akhir sesi Wati Istanti sebagai narasumber tunggal menyampaiakan close statement.

“Kemampuan Public Speaking sangat penting bagi guru dalam pembelajaran dan pengembangan diri. Orang bisa ala biasa,” pungkas Dosen Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Semarang ini. (ank)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image