Profil Muhammad Syafi'ie el-Bantanie
Profil | 2024-02-27 22:04:23Muhammad Syafi’ie el-Bantanie lahir di tengah keluarga NU kultural yang teguh memegang madzhab Syafi’i dalam Fiqh, Asy’ari dalam akidah, dan Ghazali dalam tasawuf. Pada usia sekitar lima tahun, Syafi’ie diajak Abahnya bersilaturahim kepada Abuya Dimyati, ulama karismatik Banten, untuk meminta doa sebelum menempuh studi.
Syafi’ie menempuh pendidikan dasarnya di SDN Sukadana II, Kasemen, Serang pada pagi hingga siang. Kemudian, siang hingga sore belajar di Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Muta’allimin, Kasemen, Serang. Sejak di jenjang pendidikan dasar, Syafi’ie menaruh minat pada dirasah Islamiyah. Semasa di sekolah dasar, Syafi’ie selalu meraih predikat juara kelas.
Selepas menyelesaikan pendidikan dasar, Syafi’ie melanjutkan studi di Madrasah Tsanawiyah Masarratul Muta’allimin, Banten. Semasa di Tsanawiyah, Syafi’ie juga selalu meraih juara pertama sampai lulus. Pada jenjang Tsanawiyah, minatnya pada dirasah Islamiyah semakin tumbuh, khususnya Fiqh dan Sejarah Peradaban Islam.
Selepas lulus dari Tsanawiyah, Syafi’ie melanjutkan studinya di MAN Model 2 Serang. Pada jenjang Aliyah, Syafi’ie juga mempertahankan tradisi juara kelas hingga lulus. Ia juga beberapa kali diminta oleh gurunya untuk mengajar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas.
Pada jenjang Aliyah, kecintaannya pada dunia keilmuan semakin kuat. Syafi’ie mulai mencoba menulis puisi, resensi, dan artikel. Ia meraih juara I lomba menulis puisi di sekolahnya. Ia juga menjadi redaktur majalah sekolah. Pada tahun terakhir, ia melakukan riset ke Keraton Kasepuhan Cirebon dan Gedung Perundingan Linggarjati di Kuningan sebagai syarat kelulusan dari MAN Model 2 Serang.
Selepas lulus dari Madrasah Aliyah pada 2001, Syafi’ie melanjutkan studinya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam. Di kampus UIN inilah pemikiran keislamannya semakin terasah. Selain belajar dirasah Islamiyah, seperti Fiqh dan Ushul Fiqh, Ulumul Qur’an, Ulumul Hadis, Tafsir Al-Qur’an dan Hadis, Sejarah Peradaban Islam, Akhlak Tasawuf, dan Filsafat Islam, ia juga aktif dalam berbagai forum kajian dan organisasi mahasiswa ekstra kampus, HMI dan PMII.
Syafi’ie menulis artikel berjudul Menggugat Hermeneutika Al-Qur’an dan terbit di Majalah Eureka. Artikelnya berjudul Pergumulan Permikiran Islam antara Skolastik Islam dan Rasionalis Islam meraih juara pertama lomba menulis karya ilmiah di kampusnya. Kemudian, esainya yang berjudul Fundamentalisme Mahasiswa: Belajar Memahami, Bukan Menghakimi berhasil menjadi lima esai terbaik nasional pada ajang Ahmad Wahib Award 2005 yang diselenggarakan oleh Freedom Institute. Pada Juli 2005 menjelang wisuda, buku pertamanya terbit dengan judul Bidadari Dunia diterbitkan oleh penerbit Qultum Media.
Syafi’ie menyelesaikan pendidikannya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta selama 3 tahun 10 bulan dan diwisuda pada 30 Juli 2005 dengan predikat cumlaude dan memperoleh penghargaan sebagai Wisudawan Terbaik Pertama Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dengan IPK 3.80.
Selepas lulus dari UIN, Syafi’ie berkarier penuh di dunia pendidikan dan penulisan. Mulai sebagai editor buku madrasah dan penulis buku Pendidikan Agama Islam untuk SMA di penerbit Yudhistira pada 2005, dosen di STAI Nahdhatul Ulama pada 2008, guru Pendidikan Agama Islam di SMART Ekselensia Indonesia Boarding School pada 2010, Wakil Kepala Sekolah di SD Islam Al-Syukro Universal pada 2012, Kepala Sekolah di sekolah yang sama pada 2013, Manajer Litbang di Makmal Pendidikan pada 2014, General Manajer di SMART Ekselensia Indonesia Boarding School pada 2015, hingga Direktur Dompet Dhuafa Pendidikan pada 2017 – 2021.
Syafi’ie mengonsep dan menginisiasi Ekselensia Tahfizh School, sebuah model pendidikan non formal tingkat SMA yang berfokus pada Al-Qur’an, dirasah Islamiyah, dan kepemimpinan dengan bersinergi bersama Dompet Dhuafa pada 2018. Hingga kini telah meluluskan dua angkatan dengan capaian 90% lebih lulusannya diterima di PTN dan PTKIN.
Syafi’ie merupakan Top 20 Indonesia Young Business Leaders Award 2021 kategori pemimpin bisnis oleh PLN dan Majalah SWA, The Best 5 Paragon Innovation Award 2021 kategori Sociopreneur, dan peraih peringkat Perak SNI Award 2021 oleh Badan Standardisasi Nasional atas keberhasilannya membangun good corporate governance selama menjabat Direktur Dompet Dhuafa Pendidikan.
Syafi’ie telah menulis lebih dari 50 buku dengan lima buku di antaranya diterjemahkan ke Bahasa Melayu dan terbit di Malaysia. Ratusan artikel opininya terbit diberbagai media cetak dan elektronik, seperti Koran Republika, republika online, kompas.com, sindonews, dan sebagainya.
Syafi’ie rutin mengisi seminar dan training pendidikan diberbagai sekolah, training kepemimpinan diberbagai kampus dan perusahaan, kajian keislaman diberbagai masjid dan perkantoran, serta talkshow keislaman diberbagai radio. Selain itu, Syafi’ie juga aktif sebagai konsultan ziswaf di Dompet Dhuafa, pelatih ahli di Sekolah Penggerak Kemdikbudristek, dan membina Ekselensia Tahfizh School.
Syafi’ie mengembangkan konsep akhlak tasawuf, kemudian memformulasikannya dalam dunia pendidikan dan korporasi dengan brand edusufistik dan sufi corporate. Syafi’ie mengambil ijazah Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah dari jalur Abah Anom Suryalaya dan Mbak Shidiq Kudus. Syafi’ie juga mengembangkan model pembinaan kepemimpinan dengan brand Uswah Leadership yang diformulasikan dari kepemimpinan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Saat ini, Syafi’ie tinggal di Bogor bersama istri tercinta dan telah dikarunia enam orang anak, yaitu Nasywa Aqeela Mazaya el-Humayra, Shifr Muhammad Mumtaz Asy-Syafi’i, Nadhira Adzkiya Syahida, Shifr Muhammad Miqdad Asy-Syafi’i, Nusaibah Aqila Azzahra, dan Shifr Muhammad Muadz Asy-Syafi’i.
Facebook : Muhammad Syafi’ie el-Bantanie
Instagram : @muhammadsyafiieelbantanie
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.