Makanan Kaya Asam Lemak Omega-3 Bagus untuk Pasien Paru Kronis
Gaya Hidup | 2024-02-26 07:30:09VITAMIN, antioksidan, dan makanan yang kaya akan asam lemak omega-3, seperti ikan berlemak, dapat membantu orang yang menderita kondisi paru-paru kronis untuk mengurangi peradangan dan bernapas dengan lebih mudah. Demikian disebutkan dalam hasil penelitian terbaru.
Para peneliti dari Universitas Semmelweis Hongaria melakukan dua tinjauan literatur terhadap studi terhadap ribuan pasien penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), yang merupakan penyakit paru-paru kronis yang menyebabkan berkurangnya udara di saluran napas dan masalah yang berhubungan dengan pernapasan.
Tim peneliti berfokus pada studi yang dilakukan antara tahun 2018 dan 2023 dan mempublikasikan temuannya dalam jurnal Nutrients, baru-baru ini.
Tinjauan literatur dari para peneliti Semmelweis menemukan bahwa secara khusus, protein, asam lemak tak jenuh ganda omega-3, dan sayuran tampaknya bermanfaat bagi pasien PPOK.
"Mengubah pola makan dari tipe Barat ke tipe Mediterania diperlukan," kata Dr János Varga, profesor di Departemen Pulmonologi Universitas Semmelweis, seperti dikutip Euronews Next.
Dia menambahkan bahwa "diet Barat bersifat pro-inflamasi dan diet Mediterania memiliki efek anti-inflamasi".
Para ilmuwan mengklaim bahwa pola makan ini adalah yang terbaik untuk mendukung keanekaragaman hayati dan ketahanan pangan.
Para peneliti Semmelweis merekomendasikan agar orang-orang mengurangi konsumsi daging merah dan daging olahan, yang mengandung lemak jenuh yang tinggi. Varga merekomendasikan untuk mengonsumsi ikan berlemak seperti salmon, herring, dan makarel dua kali seminggu.
Orang yang menngidap PPOK membutuhkan lebih banyak energi untuk bernapas, sehingga otot-otot mereka mungkin membutuhkan lebih banyak kalori daripada orang yang tidak menderita PPOK, menurut American Lung Association.
Makan lebih sedikit karbohidrat dan lebih banyak lemak juga dapat membantu orang bernapas lebih mudah, karena tubuh memproduksi lebih banyak karbon dioksida saat memetabolisme karbohidrat.
Dr Craig Hersh, direktur klinik PPOK di Rumah Sakit Brigham and Women's di AS, mengatakan bahwa para ahli telah lama mengetahui bahwa diet sehat dan seimbang bermanfaat baik untuk mengurangi risiko terkena PPOK maupun untuk pengobatan pasien PPOK.
"Pada orang yang telah menderita PPOK, terutama ketika penyakitnya semakin parah, salah satu hal yang berisiko bagi mereka adalah kehilangan berat badan dan terutama kehilangan massa otot," jelas Hersh, seraya mengatakan bahwa ini adalah tentang menemukan keseimbangan untuk menjaga berat badan yang sehat dan bukan menurunkan berat badan.
"Ketika pasien semakin parah, saat itulah kami dapat merekomendasikan lebih banyak protein tanpa lemak dan memastikan mereka mempertahankan kalori yang cukup untuk menjaga berat badan mereka dalam massa otot," tambah Hersh.
Menurut dua tinjauan literatur, konsumsi harian Vitamin C, asam lemak omega-3, magnesium, kalsium, dan Vitamin D dapat membantu penderita PPOK. Diet yang kaya antioksidan juga dapat membantu mengatasi peradangan, para peneliti Semmelweis menambahkan.
Satu studi yang dikutip oleh para peneliti menemukan bahwa mengonsumsi 1 gram minyak jintan hitam dua kali sehari memiliki efek positif pada fungsi paru-paru dan peradangan saluran napas.
Hersh, yang juga seorang profesor di Harvard Medical School, mengatakan bahwa saat ini tidak ada rekomendasi untuk memberikan vitamin kepada pasien PPOK selain makan makanan yang seimbang.
"Jika orang tidak dapat makan makanan secara seimbang, Anda tahu, sering kali dokter menyarankan pasien yang lebih tua untuk mengonsumsi multivitamin tetapi tidak mengonsumsi vitamin atau suplemen gizi tertentu di luar itu," sebut Hersh.
"Telah ada dan sedang berlangsung uji coba berbagai suplemen nutrisi yang berbeda pada PPOK dan penyakit pernapasan lainnya, tetapi tidak ada hasil yang benar-benar meyakinkan yang saya lihat sampai saat ini," sambungnya.
American Lung Association merekomendasikan agar pasien PPOK beristirahat sebelum makan, makan secara perlahan, duduk tegak, dan beristirahat di antara suapan.
Mereka mengatakan bahwa makan makanan di pagi hari dapat membantu jika orang terlalu lelah nantinya. Mereka menambahkan bahwa penderita PPOK juga harus menghindari makanan yang menyebabkan gas atau perut kembung.
PPOK adalah penyebab utama kematian ketiga di seluruh dunia, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Merokok tembakau menyumbang lebih dari 70 persen kasus PPOK di negara-negara berpenghasilan tinggi dan 30-40 persen kasus di negara-negara berpenghasilan rendah hingga menengah.
Polusi udara rumah tangga juga merupakan faktor risiko atau di beberapa negara memasak dengan kayu atau batu bara di dalam ruangan. Paparan debu di tempat kerja juga dapat menjadi faktor risiko.***
Sumber: Euro News
--
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.