Kidung Rindu di Tengah Sunyi
Sastra | 2024-02-26 06:37:28Meski gempita menyeruak kian marak
Membludak bagai cendawan di musim kering tanpa tetesan air hujan
Merindulah bara api lelehkan kebuntuan kalbu pada keinginan
Menyibak kelambu gelap tingkahi terang padang gersang
Membingkai sepinya cita harap pada keluhungan wujud langgam agung
Rundung gelisah yang membongkah
Menukik jiwa di belantara angkara durjana
Karena sang sujana tengah mengasah
Bergulat dengan waktu yang kian melaju
Menjemput saat yang tepat bilamana diejawantahkan
Di keriuhan para perompak berjubah bermahkota
Bagai sang aulia
Membungkam para kebanyakan dengan janji mimpi
Yang tak mungkin kuasa dibeli
Dengan kucuran darah dan kurasan air mata
Di kesunyian kidung rindu yang mendendam, meraung-menggaung
Memecah langit merobek-robek dirgantara
Dalam senandung doa menapak juang tiada henti
Walau kadang terhalang segerombolan binatang jalang
Liar membuang nalar ...
*****
Kota Malang, Februari di hari kedua puluh lima, Dua Ribu Dua Puluh Empat.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.