
Ikan dan Flamboyan Membetot Warga untuk 'Healing' ke Kolam IPAL Bojongsoang
Jalan Jalan | 2024-02-22 15:23:27
MESKI bukan tempat rekreasi atau tempat healing, kawasan IPAL [Instalasi Pengolahan Air Limbah] Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, senantiasa menarik warga datang berkunjung. Apa penyebabnya?
Memasuki kawasan IPAL Bojongsoang, sepanjang mata memandang adalah hamparan petak-petak kolam. Di antara petak-petak kolam itu, terbentang jalan tanah berumput dan sejumlah pematang yang menjadi batas antara satu kolam dengan kolam lainnya.
Bau menyengat langsung menyergap hidung begitu kita melewati kolam-kolam itu. Maklum, air yang ada di kolam-kolam di kawasan ini merupakan air limbah.
IPAL Bojongsoang dikelola oleh Perusahaan Daerah Air minum [PDAM] Tirtawening Kota Bandung. Luas areanya sekitar 85 hektare. Mulai dibangun pada tahun 1986 dan beroperasi sejak 1992, IPAL Bojongsoang berfungsi untuk mengolah air limbah rumah tangga dari Kota Bandung yang bertujuan untuk menurunkan tingkat pencemaran sungai-sungai di Kota Bandung, sehingga membantu mengurangi beban pencemar yang masuk ke sungai Citarum. Adapun jenis buangan rumah tangga yang diolah di IPAL Bojongsoang adalah air limbah yang berasal dari kamar mandi, dapur, dan pencucian.
Kendati bau menyengat mendominasi kawasan kolam IPAL Bojongsoang, toh kondisi ini tak pernah menyurutkan warga masyarakat untuk mengunjunginya.
Keberadaan ikan yang ada di kolam IPAL agaknya telah menjadi daya pikat bagi sejumlah warga untuk memilih IPAL Bojongsoang sebagai tempat healing dengan melakukan aktivitas memancing.
Para pemancing ini tampak terlihat anteng berada di pinggiran kolam melakukan ativitas memancing ikan. Bukan hanya peralatan pancing saja yang mereka bawa, melainkan lengkap dengan logistik penunjang yang mereka butuhkan, mulai dari minuman dan makanan ringan hingga makanan berat, plus rokok. Mereka rela berlama-lama berada di area kolam dari pagi hingga petang menjelang.
Di sudut lain, ada juga warga yang mencari ikan dengan cara menjala. Untuk itu, ia harus menceburkan diri ke tengah kolam yang berair keruh dan berbau tidak sedap. Dengan sebagian tubuh terendam air, ia lantas melempar jala dan mendiamkannya beberapa saat, sebelum kemudian menariknya.
Bukan hanya ikan rupanya yang jadi daya tarik bagi warga untuk berkunjung ke kolam IPAL Bojongsoang. Deretan pohon flamboyan di kawasan ini tampaknya telah menjadi magnet tersendiri pula bagi mereka.
Di sekeliling kolam-kolam IPAL Bojongsoang, berjejer pohon-pohon flamboyan [Delonix regia] yang telah tumbuh dewasa. Dari bulan Mei hingga Oktober, flamboyan biasanya berbunga dan mekar secara bertahap.
Pohon flamboyan dengan bunga yang bermekaran menjadikan pingiran kolam IPAL Bojongsoang terlihat lebih estetik dan asyik untuk arena foto-foto, baik itu selfie-an maupun wefie-an.
Seperti disebutkan di muka, IPAL Bojongsoang sendiri sama sekali bukan tempat yang dikhususkan untuk aktivitas rekreasi atau healing. Kendati demikian, lantaran keberadaan ikan dan pohon-pohon flamboyan, kawasan ini akhirnya jadi jugjugan warga untuk melakukan aktivitas rekreasi, seperti memancing maupun yang cuma sekadar ingin melihat indahnya flamboyan yang bermekaran di tepi kolam.***
--
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.