Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image dinda isnaini

Membangun Kesejahteraan Bersama melalui Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Edukasi | Wednesday, 21 Feb 2024, 12:26 WIB

 

https://www.istockphoto.com/id/search/2/image?mediatype=&phrase=keselamatan%20kerja&utm_source=pixabay&utm_medium=affiliate&utm_campaign=SRP_image_sponsored&utm_content=https%3A%2F%2Fpixabay.com%2Fid%2Fimages%2Fsearch%2Fkeselamatan%2520kerja%2F&utm_term=keselamatan+kerja

Pengusaha memiliki tanggung jawab yang mendalam terhadap kesejahteraan semua individu yang dipengaruhi oleh operasi bisnis mereka, termasuk karyawan, kontraktor, dan pengunjung. Tanggung jawab utama ini mencakup kewajiban mendesak untuk melindungi dari berbagai bahaya potensial, mulai dari cedera fisik hingga efek terselubung dari penyakit akibat pekerjaan, termasuk kondisi kesehatan mental. Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan secara proaktif dan mengatasi bahaya di tempat kerja dengan tekun, pengusaha tidak hanya memenuhi kewajiban hukum mereka tetapi juga memenuhi kewajiban moral untuk melindungi kesejahteraan angkatan kerja mereka.
Dampak kecelakaan dan penyakit akibat kerja meluas jauh melampaui individu yang langsung terkena, bergema melalui keluarga, komunitas, dan lebih jauh lagi. Oleh karena itu, komitmen pengusaha terhadap keselamatan dan kesehatan terasa dalam masyarakat, menyentuh kehidupan karyawan, orang-orang yang mereka cintai, dan bahkan rekan kerja yang berbagi kepedulian kolektif terhadap kesejahteraan di tempat kerja. Lebih lanjut, praktik bisnis yang sadar tidak hanya berfungsi untuk mengurangi penderitaan individu tetapi juga berkontribusi pada tujuan-tujuan sosial yang lebih luas, seperti mengurangi beban sistem kesehatan dan mempromosikan stabilitas ekonomi.
Dengan menyelaraskan upaya mereka dengan pedoman yang ditetapkan oleh organisasi seperti Badan Eksekutif Kesehatan dan Keselamatan (HSE) atau badan pengatur serupa, bisnis memainkan peran penting dalam membentuk lintasan hasil kesehatan dan keselamatan. Melalui fokus yang bersatu pada pencegahan kecelakaan dan mitigasi bahaya pekerjaan, pengusaha berkontribusi pada tren positif yang tercermin dalam statistik kesehatan dan keselamatan, menandakan kemajuan menuju lingkungan kerja yang lebih aman dan sehat.
Di luar metrik yang konkret dari kinerja keselamatan, ada aset yang tak berwujud namun sangat berharga yang diperoleh oleh bisnis yang mendorong budaya keselamatan: moral angkatan kerja. Ketika karyawan merasakan komitmen sejati majikan terhadap kesejahteraan mereka, itu menimbulkan rasa kepercayaan, kesetiaan, dan kebanggaan dalam organisasi mereka. Sebaliknya, mengabaikan masalah keselamatan tidak hanya merusak moral karyawan tetapi juga merusak kepercayaan pada kepemimpinan dan mengurangi koherensi organisasi.
Pada intinya, keharusan untuk memprioritaskan keselamatan dan kesehatan melampaui sekadar kepatuhan terhadap peraturan atau pertimbangan ekonomi; itu berbicara pada nilai-nilai inti empati, tanggung jawab, dan penghormatan terhadap martabat manusia. Dengan merangkul etos ini dan memperjuangkan budaya keselamatan, pengusaha tidak hanya memenuhi kewajiban mereka tetapi juga menabur benih-benih masyarakat yang lebih tangguh, berbelas kasih, dan sejahtera.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image