Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Firyal Alfairuz Sabyla

Faktor Konflik Komunikasi di Lingkungan Gen Z di dalam Pertemanan Remaja

Edukasi | Saturday, 17 Feb 2024, 01:02 WIB

Firyal Alfairuz Sabyla, Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media SV IPB University

Sumber: blogspot.com

Remaja merupakan salah satu tahap atau fase pertumbuah dan perkembangan seseorang.

Ditinjau dari perspektif etimologi, Remaja berasal dari kata latin adolensence yang memiliki makna proses pertumbuhan menuju kedewasaan. Istilah adolensence mempunyai cakupan makna yang luas lagi meluputi kematangan secara mental, sosial- emosional sosial dan fisikal (Hurlock, 1992). Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat menggantikan generasi-generasi terdahulu dengan kualitas komunikasi yang lebih baik. Masa remaja, komunikasi memanglah sangat penting untuk kita membangun hubungan yang lebih bermakna dan lebih sehat oleh karena itu dibutuhkan keterampilan sosial yang sangat kuat.

Banyak hal yang terjadi dalam perilaku komunikasi milenial dan Gen Z, yang sangat tidak dapat diprediksi dalam mengungkapkan perasaan mereka di internet. Bagaimana perjalanan bangsa berikutnya akan dipengaruhi oleh perubahan kebiasaan komunikasi. Remaja sangat tertarik untuk menggunakan media sosial sebagai aktivitas interaksi sosial sehari-hari karena pola interaksi yang banyak arah.

Jika diamati, sikap remaja yang berkembang atau yang lebih menonjol adalah sikap sosial yang berkaitan dengan teman sebayanya. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa remaja menghabiskan lebih banyak waktu di luar rumah bersama teman sebayanya sebagai kelompok, yang memungkinkan untuk memahami bahwa pengaruh teman sebaya lebih besar pada minat, pembicaraan, sikap, penampilan, dan perilaku remaja daripada pengaruh keluarga.

Komunikasi di lingkungan pertemanan harus dibangun salah satunya oleh para remaja. Banyak hal yang dapat dibangun oleh para remaja seperti berbagi cerita, ataupun sekedar Bersama-sama dengan teman sebaya. Karena lingkungan remaja memang sangat mempengaruhi adanya konflik oleh sebab itu kita yang harusnya menyikapi sikap kita sendiri. Salah satu penyebab renggangnya hubungan pertemanan remaja yang semula erat menjadi renggang ialah masalah komunikasi. Apabila adanya terkurangnya komunikasi antara teman, itulah yang akan menjadi akar permasalahan sehingga komunikasilah yang menjadi Solusi permasalahannya.

Konflik merupakan salah satu hal yang pasti akan terjadi antara individu dengan individu lainnya. Biasanya terjadi karena terdapat pemikiran maupun salah paham antara satu dengan lainnya. Bagaimana cara remaja mengkomunikasikan apa yang dirasa dan apa yang dipikirkan ketika menghadapi konflik berbeda pada setiap individu? Fase remaja merupakan fase Dimana kelabilan emosi yang penuh kebingungan, tetapi disisi lain remaja juga membutuhkan teman untuk mengisi kesehariannya supaya tidak kesepian. Lebih bagus komunikasi, apa yang kita sampaikan itu lebih ditangkap oleh lawan bicara. Dahulu berkomunikasi dengan teman-teman lebih intim dan konek istilahnya. Agar konflik tidak terjadi, maka dapat dilakukan komunikasi antarpribadi untuk mengatasinya agar tidak terjadi hubungan yang tidak baik antar remaja.

Konflik antar individu berupa keinginan untuk dihargai dan diperlakukan sebagai manusia yang memiliki harga diri yang tinggi. Apabila keinginan tersebut tidak terpenuhi, maka akan muncul dan menimbulkan konflik. Penyelesaian konflik dan perilaku damai secara prinsip dapat terbentuk dan dibangun di kalangan remaja. Perilaku tersebut berlangsung mengikuti pola tertentu. Jika proses penyelesaian konflik dan pembentukan perilaku damai ini diketahui, maka proses intervensi untuk penyelesiaan konflik dan usaha peningkatan perilaku damai di kalangan remaja kemungkinan lebih efektif (Latipun, 2010).

Teman sebaya juga dapat memberikan pengaruh baik positif atau negative. Menekankan bahwa melalui interaksi komunikasi dengan teman-temannya untuk mempelajari timbal balik agar dapat mengeksplorasikan prinsip kesetaraan antar individu. Untuk berkomunikasi dengan baik, orang harus mendengarkan satu sama lain. Salah satu ciri keterampilan sosial adalah kemampuan komunikasi. Seseorang yang mendengar secara responsif dapat merespon pesan orang lain dengan proporsional, bergantung pada situasi dan kondisi komunikan.

Selain itu, salah satu cara agar membangun komunikasi yang baik di lingkungan remaja yaitu dengan mendengarkan lawan bicara saat berkomunikasi. Perilaku komunikasi berarti kebiasan komunikasi yang dilakukan sehari dalam kehidupan sosial, kebiasan komunikasi berarti kebiasan komunikasi yang dilakukan sehari dalam kehidupan sosial. Interaksi milenial dan gen Z antarsesama manusia pun mulai ada perubahan pada dinamika sila. Perilaku komunikasi milenial dan gen Z bisa diamati dari cara mereka berkomunikasi sehari-hari di lingkungan sosial. Bina satu individu dengan individu lain yang dipengaruhi oleh kehadiran teknologi, ada perilaku komunikasi antara satu individu dengan individu lain yang dipengaruhi oleh kehadiran teknologi.

Sebelum mengutarakan pendapatnya, kita juga perlu mendnegarkan apa yang dibicarakan oleh orang lain, karena saat kita mendengarkan maka kita lebih memperhatikan apa yang mereka katakana. Itu juga merupakan salah satu dampak positif karena menimbulkan rasa saling mengerti yang memberikan kesan untuk berpikir kritis akan menghargai perbedaan pendapat. Apabila terciptanya pemahaman yang jauh lebih baik dengan satu yang lainnya itu akan menghasilkan dampak yang positif dan dikehidupan nyata, saling menghargai juga akan meningkatkan kualitas hubungan interpersonal.

Remaja membutuhkan konformitas dalam lingkungan pertemanan karena mereka lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman-teman mereka. Konformitas teman sebaya dapat memengaruhi gaya hidup seseorang. Sangat penting untuk memiliki kepercayaan satu sama lain sehingga teman-teman dapat saling berbagi tentang berbagai hal yang perlu disampaikan. Dengan saling percaya satu sama lain, pertemanan yang dimiliki akan menjadi lebih baik.

Siklus pertemanan remaja penuh dengan perubahan dan kesulitan. Menjaga hubungan pertemanan yang sehat, bagaimanapun, penting untuk kesejahteraan emosional dan sosial remaja. Remaja dapat membangun hubungan yang kuat dan saling mendukung selama masa transisi penting ini dengan berkomunikasi secara terbuka, berempati, dan menghargai perbedaan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image