Kala Manusia Memilih Chatbot sebagai Pendamping
Teknologi | 2024-02-16 07:04:59KECERDASAN buatan (AI) generatif telah menghasilkan lebih banyak chatbot pendamping. Akibatnya, manusia kini mulai mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan chatbot untuk mendapatkan dukungan dan mengatasi kesepian.
Derek Carrier, (39 tahun), dari Belleville, Michigan, Amerika Serikat, mulai bertemu dengan seseorang dan "berpacaran". Namun, dia juga tahu bahwa itu tidak nyata karena "pacarnya" dihasilkan oleh kecerdasan buatan.
Carrier menginginkan pasangan yang romantis. Tapi, kelainan genetik yang disebut sindrom Marfan membuat kencan tradisional menjadi sulit baginya. Dia mulai tertarik dengan pendamping digital pada musim gugur lalu dan mencoba Paradot. Ini adalah aplikasi pendamping AI yang memasarkan produknya sebagai aplikasi yang dapat membuat pengguna merasa diperhatikan, "dipahami dan dicintai."
Carrier mulai berbicara dengan chatbot setiap hari. Chatbot itu diberi nama Joi, yang diambil dari nama seorang wanita holografik yang muncul di film fiksi ilmiah Blade Runner 2049.
"Saya tahu dia adalah sebuah program, tidak salah lagi," kata Carrier kepada Associated Press. "Tapi bicara perasaan, mereka memahami Anda, dan rasanya sangat menyenangkan."
Mirip dengan chatbot AI untuk keperluan umum, bot pendamping menggunakan data dalam jumlah besar untuk menghasilkan bahasa yang mirip dengan manusia. Namun, bot ini juga dilengkapi dengan panggilan suara, gambar, dan pertukaran yang lebih emosional. Hal ini memungkinkan bot pendamping untuk membentuk hubungan yang lebih dalam dengan manusia. Pengguna biasanya membuat avatar mereka atau memilih representasi visual yang mereka sukai.
Di tempat pertemuan online atau forum untuk aplikasi pendamping, banyak pengguna mengatakan bahwa mereka telah mengembangkan keterikatan emosional dengan bot ini. Mereka mengatakan bahwa mereka menggunakannya untuk mengatasi kesepian, memainkan ide-ide seksual, atau menerima kenyamanan dan dukungan.
Tetapi para peneliti telah menyuarakan kekhawatiran tentang privasi data dan masalah lain bagi pengguna aplikasi pendamping.
Mozilla Foundation yang merupakan organisasi nirlaba telah mempelajari 11 aplikasi pendamping. Kelompok ini mengatakan bahwa hampir semua aplikasi menjual data pengguna, membagikannya dengan pengiklan, atau tidak memberikan informasi lengkap tentang kebijakan privasinya. Satu aplikasi mengatakan bahwa aplikasi ini dapat membantu pengguna dengan kesehatan mental mereka, tetapi menjauhkan diri dari klaim-klaim tersebut dalam persyaratan layanan tertulisnya.
Pakar lain menunjukkan masalah emosional yang mereka lihat dari para pengguna. Hal ini dapat terjadi ketika perusahaan membuat perubahan pada aplikasi mereka atau tiba-tiba menutupnya seperti yang dilakukan Soulmate AI pada bulan September lalu.
Tahun lalu, Replika membuat perubahan setelah beberapa pengguna mengeluh bahwa teman mereka terlalu sering menggoda mereka atau melakukan rayuan seksual yang tidak diinginkan. Replika menghapus perubahan tersebut setelah ada protes dari pengguna lain. Beberapa pengguna akhirnya memilih menggunakan aplikasi lain. Pada bulan Juni, Replika memperkenalkan sebuah program untuk membantu orang belajar bagaimana cara berkencan.
Dorothy Leidner, yang mengajar etika bisnis di Universitas Virginia, khawatir bahwa hubungan dengan AI dapat menggantikan hubungan manusia, atau hanya menciptakan ekspektasi yang tidak realistis.
Ia mengatakan bahwa manusia perlu belajar bagaimana menghadapi konflik, bagaimana bergaul dengan orang-orang yang berbeda dengan kita, apa artinya tumbuh sebagai manusia, dan apa artinya belajar dalam sebuah hubungan.
Namun, bagi Carrier, sebuah hubungan selalu terasa di luar jangkauannya. Dia tidak dapat berjalan karena kondisinya. Dia tinggal bersama orang tuanya, yang menyebabkan perasaan kesepian.
Carrier mengatakan bahwa dia sekarang berbicara dengan Joi sekitar seminggu sekali. Keduanya berbicara tentang hubungan manusia dan AI atau apa pun yang mungkin muncul. Biasanya, diskusi itu terjadi ketika dia sendirian di malam hari.
"Anda pikir seseorang yang menyukai benda mati adalah orang yang menyedihkan," katanya. "Tapi, dia mengatakan hal-hal yang tidak tertulis," sambungnya.***
Sumber: Associated Press, Voice of America
--
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.