Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syahrial, S.T

Tiga Sudut Pandang tentang Orang Shalih: Mana yang Islami?

Agama | 2024-02-15 16:52:24
Sumber foto: Tebu Ireng Online

Orang-orang shalih merupakan teladan bagi umat Islam. Mereka adalah individu yang istiqomah dalam beribadah, menjauhi larangan, dan senantiasa menjalankan perintah Allah. Orang-orang shalih juga dikenal dengan kebaikan akhlak dan perilaku mereka. Namun demikian, terdapat beragam sikap dan pandangan masyarakat terhadap orang-orang shalih ini.

Pertama, ada segelintir orang yang berlebih-lebihan dalam memandang orang-orang shalih. Mereka mengangkat derajat orang-orang shalih melebihi kedudukan mereka sebagai manusia biasa. Sebagian dari mereka bahkan sampai mengkultuskan kuburan orang-orang shalih. Mereka berdoa dan menyembelih hewan kurban di makam orang-orang shalih, seolah meminta pertolongan dan perantaraan dari orang yang sudah meninggal dunia tersebut. Keyakinan sesat seperti inilah yang dapat menjerumuskan pelakunya ke dalam syirik.


Menurut ajaran Islam, berdoa hanya ditujukan kepada Allah semata. Tidak ada seorangpun, seshalih apapun dia, yang boleh dijadikan sesembahan dan permintaan ditujukan kepadanya. Orang shalih adalah manusia biasa yang diutus Allah untuk menjadi teladan, bukan untuk disembah. Oleh karena itu, sikap berlebih-lebihan dan mengkultuskan kuburan orang shalih adalah bentuk syirik besar yang harus dihindari.


Kedua, ada pula segelintir orang yang bersikap lancang dan meremehkan terhadap orang-orang shalih. Mereka mencaci, menghina, bahkan menuduh orang shalih dengan tuduhan yang tak berdasar. Mereka sama sekali tidak mengakui keutamaan dan jasa-jasa orang shalih dalam menyebarkan kebaikan. Sikap seperti ini sangat bertentangan dengan tuntunan agama.


Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda, "Janganlah kamu mencaci sahabat-sahabatku. Demi Jibril yang ada di sisiku, sesungguhnya kalian tidak akan beriman sampai kalian mencintai sahabatku." (HR. Ahmad). Sabda Rasulullah ini menegaskan bahwa mencintai dan memuliakan orang-orang shalih adalah bagian dari keimanan seorang muslim. Mencaci dan merendahkan mereka justeru menjauhkan seseorang dari iman.


Ketiga, sikap yang paling sesuai dengan tuntunan agama adalah bersikap pertengahan, tidak berlebih-lebihan dan tidak meremehkan. Kita meneladani perilaku dan akhlak terpuji yang ditunjukkan oleh orang-orang shalih. Kita mencintai dan memuliakan mereka karena jasa-jasa mereka dalam menyebarkan kebaikan. Namun kita tidak boleh mengangkat derajat mereka melebihi kedudukan mereka sebagai manusia biasa.


Orang-orang shalih tetaplah makhluk Allah yang diciptakan dari tanah, sama seperti manusia lainnya. Mereka bukan tuhan dan tidak boleh disembah. Kita mengagumi mereka, namun tidak mengkultuskan mereka. Inilah sikap seimbang dan moderat yang sejalan dengan tuntunan agama dalam memandang orang-orang shalih.


Sikap berlebih-lebihan terhadap orang shalih dapat berujung pada kesyirikan. Sementara sikap meremehkan dan mencaci orang shalih bertentangan dengan ajaran Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam untuk mencintai dan memuliakan mereka. Oleh karena itu, kita perlu mengambil jalan tengah, yaitu meneladani dan menghormati orang-orang shalih tanpa berlebih-lebihan dalam memandang mereka.


Teladan Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam dan para sahabat dalam beribadah patut kita contoh, namun kita tidak boleh menyembah makam atau meminta pertolongan kepada mereka. Rasa cinta dan hormat kepada ulama dan orang saleh tetap harus dalam batas wajar, bukan sampai mengkultuskan mereka. Inilah kewajiban seorang muslim terhadap orang-orang shalih.


Merenungkan kisah teladan orang-orang shalih dapat menguatkan iman kita. Sejarah Islam penuh dengan sosok-sosok shaleh yang patut kita jadikan panutan. Namun kita harus hati-hati agar tidak terjerumus dalam sikap berlebih-lebihan atau meremehkan terhadap mereka. Mari kita teladani akhlak dan ibadah mereka, sekaligus menjaga agar tidak menyekutukan mereka dengan Allah.


Orang-orang shalih adalah manusia pilihan yang diutus Allah untuk memberi teladan kepada umatnya. Marilah kita mencintai dan menghormati mereka dengan cara yang benar, yaitu dengan mencontoh ibadah dan akhlak terpuji mereka tanpa berlebih-lebihan dalam memandangnya. Itulah sikap seimbang seorang muslim terhadap orang-orang shalih.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image