Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Anidah

Gen Z Swing Voter atau Game Changer

Politik | 2024-02-14 07:44:46

Gen Z; Swing Voter atau Game Changer

Generasi Z menjadi komposisi terbesar dari populasi penduduk Indonesia. Hasil Sensus Penduduk 2020 menunjukkan terdapat total 74,93 juta jiwa atau setara 27,94% Gen Z, disusul milenial (25,87%) dan Generasi (X 21,88%). Meski belum semua Gen Z berusia produktif, namun dalam konteks Pemilihan Umum, Gen Z mendapat sorotan penting.

Dari 204 juta Daftar Pemilih tetap (DPT) Pemilu 2024 yang ditetapkan KPU, Gen Z menjadi kelompok pemilih yang cukup besar dalam kontestasi lima tahunan ini. Tak kurang dari 46,8 juta suara (22,85%) merupakan kelompok gen Z.

Sebagai kelompok DPT yang cukup besar pada Pemilu 2024, kalangan Gen Z mendapat perhatian dari kontestan Pemilu di semua level, dari tingkat DPRD, DPR, hingga Pilpres. Alasannya gen Z dianggap belum matang dalam menentukan pilihan, dan cenderung dipengaruhi arus. Apalagi dalam Pemilu 2024 ini mereka sebagai pemilih pemula, berbeda dengan milenial dan Gen X yang telah beberapa kali megikuti Pemilu. Maka banyak kita lihat spanduk para caleg dan capres/cawapres yang dikemas ala anak muda, seperti mengenakan kostum superhero dan kartun gemoy demi menarik Gen Z. Gimik yang dekat anak muda pun diangkat agar terkesan “nyambung” dengan mereka.

Dalam hitung-hitungan politik, siapapun yang berhasil menggaet Gen Z bisa menciptakan perubahan signifikan terhadap hasil Pemilu 2024.

Swing Voter atau Game Changer

Isu Pemilu 2024 tengah hangat dibicarakan sejak 2 tahun ke belakang. Dari semua isu-isu yang mewarnai media, banyak yang menyoroti konflik di antara elit kekuasaan. Pro status quo bahkan pecah kongsi karena perbedaan dukungan terhadap calon yang diusung. Sementara di Pro Perubahan getol memperkenalkan wajah “baru” di tengah masyarakat. Sindir-menyindir di kalangan mereka tak malu dipertontonkan ke hadapan publik.

Sementara di tengah masyarakat keberpihakan dari Pemilu 2019 masih terlihat. Banyak kalangan yang bersimpati dan mendukung siapapun parpol atau calon yang diusung Jokowi. Ketokohan beliau masih mendominasi di kalangan tertentu dari milenial dan Gen X.

Lain halnya dengan Gen Z. Mereka dikenal anti pada isu politik, dan cenderung apatis. Hasil survey Program Analytic Fellowship Maverick Indonesia mengungkapkan hanya 24% dari responden Gen Z di Jabotabek, Bandung, dan Yogyakarta yang mengakses berita sosial-politik. Sisanya lebih tertarik pada isu ringan seperti hiburan. Mereka tumbuh di tengah situasi yang tak mendukung generasinya, seperti isu mahalnya biaya kuliah dan sulitnya lapangan pekerjaan yang sangat berpengaruh kepada sebagian mereka. Sebagian kondisi tersebut turut membentuk apatisme mereka terhadap parpol, pemerintahan, dan Pemilu.

Namun Gen Z tak bisa dipandang sebelah mata. Kekuatan Gen Z ada di media sosial. Beberapa kali mereka melempar isu-isu yang menjadi viral dan diserap menjadi narasi publik dan politik, misalnya isu mental health. Seperti dilansir Detik.com, Pakar Komunikasi Politik Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Muhammad Danu Winata mengatakan Gen-Z berpotensi menjadi pembeda pada pemilu 2024.

Gen Z sejatinya adalah harapan generasi, lima hingga sepuluh tahun ke depan mereka adalah penggerak zaman. Banyak potensi positif dari mereka yang dapat bermanfaat untuk bangsa. Mereka pun sebenarnya kritis pada segala hal yang terjadi di tengah masyarakat, dan kadang memiliki opini yang mencerahkan. Namun suara mereka belum mendapat porsi yang layak di tengah elit dan masyarakat. Kepedulian gen Z adalah modal awal dari perubahan dan kesadaran politik. Kepedulian terhadap kondisi bangsa dan harapan masa depan yang lebih baik, bersih dari korupsi, keperpihakan pada keadilan pasti tentu sangat berharga. Namun idealnya dibarengi dengan sikap kritis pada sistem saat ini.

Kepedulian dan kesadaran politik patutnya diarahkan lebih dalam, tak hanya sebatas memilih para calon legislatif dan eksekutif saja. Karena politik sesungguhnya adalah mengurusi urusan umat. Perubahan tak cukup dengan mengganti orang. Belajar dari tahun-tahun sebelumnya, meski di awal terlihat berpihak pada rakyat, namun di akhir sangat kental berpihak pada oligarki. Suatu keniscayaan dalam demokrasi adalah politik balas budi. Akhirnya rakyat yang dikorbankan.

Ya, Gen Z sangat bisa menjadi game changer atas sistem saat ini.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image