NASA Luncurkan Satelit Untuk Pelajari Lautan Dunia
Teknologi | 2024-02-12 19:49:32BADAN antariksa Amerika Serikat, NASA, telah meluncurkan satelit baru yang dirancang untuk mempelajari lautan dan atmosfer dunia secara lebih dekat.
NASA meluncurkan satelit PACE pada tanggal 8 Februari 2024. Sebuah roket SpaceX Falcon 9 membawa PACE ke orbit dari Kennedy Space Center di Florida. Pihak NASA mengonfirmasi peluncuran tersebut dan melaporkan bahwa pengendali di darat telah berhasil melakukan kontak dengan satelit.
PACE sendiri merupakan singkatan dari Plankton, Aerosol, Cloud, Ocean Ecosystem. Satelit ini akan menghabiskan waktu setidaknya tiga tahun untuk mempelajari lingkungan dari orbit 676 kilometer di atas permukaan bumi. Para pejabat NASA mengatakan bahwa PACE akan memetakan seluruh dunia setiap hari dengan dua instrumen sains. Instrumen ketiga akan mengumpulkan pengukuran bulanan. Para ilmuwan akan mulai mendapatkan data pertama mereka dalam waktu satu atau dua bulan.
Jeremy Werdell, salah seorang ilmuwan untuk proyek PACE, mengatakan kepada The Associated Press bahwa ia melihat upaya ini akan memberikan manusia pandangan yang belum pernah ada sebelumnya tentang planet tempat tinggal kita.
Werdell mencatat bahwa tujuan utama dari pengamatan ini adalah untuk membantu para ilmuwan meningkatkan kemampuan mereka dalam memprediksi badai dan peristiwa cuaca buruk lainnya. Dia mengatakan bahwa instrumen tersebut dapat memberikan data rinci tentang perubahan terkait suhu yang terjadi di seluruh dunia. Data satelit dapat membantu para ilmuwan untuk memprediksi dengan lebih baik kapan pertumbuhan ganggang yang berbahaya akan terjadi.
NASA mengatakan bahwa PACE juga akan mempelajari aerosol, atau partikel di udara. Karen St Germain, direktur ilmu pengetahuan Bumi NASA, mengatakan kepada para wartawan sebelum peluncuran PACE bahwa studi tentang aerosol penting karena dapat mempengaruhi awan. Aerosol dapat mempengaruhi kepadatan awan, serta kapan dan seberapa banyak curah hujan yang mungkin dilepaskan awan.
Germain mengatakan bahwa satelit yang ada saat ini tidak dilengkapi untuk mengumpulkan data rinci tentang aerosol. Ia mengatakan bahwa PACE akan membantu NASA mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana aerosol mempengaruhi awan dan iklim dalam jangka waktu yang lama. Data baru ini diharapkan dapat memberikan para ilmuwan "dimensi lain" dari data tentang bagaimana aerosol mempengaruhi lautan dan atmosfer.
Germain lantas menjelaskan ihwa adanya hubungan antara fitoplankton dan aerosol. Fitoplankton adalah tanaman yang sangat kecil yang mengapung di dekat permukaan air. Mereka berfungsi sebagai sumber makanan bagi banyak makhluk laut. NASA mengatakan bahwa fitoplankton menyediakan makanan untuk semua jenis hewan mulai dari kerang-kerangan, ikan bersirip, hingga paus.
NASA mengatakan bahwa instrumen PACE diarahkan untuk mengukur perubahan fitoplankton. Satelit ini akan mengumpulkan data tentang aerosol yang menempel pada fitoplankton. Penelitian ini akan menjadi penting dalam mengidentifikasi perubahan fitoplankton akibat interaksi dengan aerosol yang dapat mempengaruhi lautan dan kehidupan di dalamnya.
NASA percaya bahwa PACE akan dapat mengumpulkan data yang lebih rinci tentang bagaimana berbagai aerosol dan polutan masuk ke lautan dan atmosfer.
Para ilmuwan yang terlibat di proyek Werdell mencatat bahwa satelit pengamat Bumi saat ini hanya dapat melihat dalam tujuh atau delapan warna berbeda. Namun, Pace akan melihat dalam 200 warna, sehingga memungkinkan para ilmuwan untuk mengidentifikasi berbagai jenis ganggang di laut dan partikel di udara dengan lebih baik.
Proyek ini diperkirakan menelan biaya sekitar 950 juta dolar AS.***
Sumber: Associated Press, Voice of America
--
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.