Membangun Peradaban dengan Akhlak Islam
Agama | 2024-02-07 13:38:34Dalam agama Islam, mempraktikkan akhlak yang mulia merupakan kewajiban bagi setiap Muslim. Tujuan utama dari menjalankan akhlak mulia bukanlah untuk mencari pujian dari sesama manusia ataupun untuk meraih keuntungan materi semata. Melainkan, tujuan utamanya adalah untuk mencari ridha Allah sang Maha Pencipta.
Akhlak mulia yang diajarkan dalam Islam mencakup berbagai aspek kehidupan, baik dalam berhubungan dengan Allah, dengan diri sendiri, sesama manusia, maupun dengan alam semesta. Akhlak terhadap Allah ditunjukkan dengan senantiasa menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Seorang Muslim yang bertakwa senantiasa mendahulukan keridhaan Allah dalam setiap tindakannya. Ia rajin menjalankan ibadah wajib seperti shalat, puasa, zakat, dan naik haji. Selain itu, ia juga giat dengan ibadah sunnah seperti membaca Al-Qur'an, berdzikir, bersedekah, dan berdoa. Seorang Muslim yang berakhlak mulia senantiasa takut akan murka Allah dan menjaga diri dari perbuatan maksiat.
Sedangkan akhlak terhadap diri sendiri diwujudkan dengan menjaga kesucian jiwa dan raga, serta senantiasa menuntut ilmu dan memperbaiki diri. Seorang Muslim yang berakhlak mulia tidak akan menzalimi dirinya sendiri dengan melakukan perbuatan tercela ataupun membiarkan dirinya terjerumus dalam kebodohan. Ia akan berusaha membersihkan hati dari sifat dengki, iri, sombong, dan tamak. Serta membiasakan diri dengan sifat-sifat terpuji seperti ikhlas, tawadu, qanaah, dan dermawan. Demi menjaga kesucian dirinya, seorang Muslim akan menghindari hal-hal yang diharamkan seperti minuman keras, judi, dan zina. Ia juga rajin berpuasa sunnah, membersihkan diri, dan memperbanyak ibadah nafilah.
Dalam berinteraksi dengan sesama, Islam mengajarkan akhlak mulia seperti saling mengasihi, tolong menolong, memaafkan, jujur, amanah, dan menjaga silaturahmi. Seorang Muslim dianjurkan untuk memuliakan tetangga, berbuat baik kepada orang tua, berlaku adil dan bijaksana kepada istri dan anak, serta menjalin hubungan silaturahmi dengan kerabatnya. Bahkan kepada musuh pun, seorang Muslim dianjurkan untuk bersikap pemaaf dan tidak membalas kejahatan dengan kejahatan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaklah memuliakan tetangganya.” (HR. Muslim no. 74). Beliau juga bersabda, "Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya, dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku." (HR. Tirmidzi no. 3895). Sabda ini menunjukkan pentingnya berbakti kepada kedua orang tua dan memperlakukan istri serta anak dengan sebaik-baiknya.
Bahkan terhadap non-Muslim yang tidak memusuhi, kaum Muslim diperintahkan untuk berbuat baik dan adil, serta menjaga hubungan bertetangga yang harmonis. Islam melarang umatnya berlaku aniaya terhadap siapapun, termasuk kepada orang-orang kafir dzimmi (non-Muslim yang berada di bawah perlindungan pemerintahan Islam). Allah berfirman, "Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil." (QS. Al-Mumtahanah: 8).
Selain itu, Islam juga mengajarkan akhlak mulia dalam berinteraksi dengan alam. Seorang Muslim yang bertakwa senantiasa menjaga kelestarian lingkungan dan berbuat baik kepada makhluk hidup lainnya seperti hewan dan tumbuhan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Seorang Muslim adalah orang yang tidak menyakiti Muslim lainnya, baik dengan lidah atau tangannya." (HR. Bukhari no. 10). Ini menegaskan bahwa seorang Muslim tidak hanya menjaga perkataan, tetapi juga perbuatannya agar tidak menyakiti makhluk Allah lainnya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mempraktikkan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari merupakan pondasi bagi kehidupan seorang Muslim. Akhlak mulia yang diajarkan Islam mencakup seluruh sendi kehidupan, baik dalam berhubungan dengan Allah, diri sendiri, sesama manusia, maupun alam sekitar.
Mempraktikkan akhlak mulia bukanlah sekadar formalitas, tetapi merupakan cerminan keimanan dan ketakwaan seorang hamba kepada Sang Khaliq. Dengan berakhlak mulia, seorang Muslim dapat meraih ridha Allah dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Wallahu a'lam bishawab.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.