Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Mikael Andamadan

Resiko Penyakit Penggunaan Atap Asbes/Seng

Eduaksi | Tuesday, 06 Feb 2024, 00:22 WIB

Asbes dilarang atau dibatasi penggunaannya di berbagai negara karena risiko serius terkait dengan kesehatan manusia dan lingkungan.

Sumber Foto: The Singleton Argus

Regulasi ketat terkait pengelolaan asbes dan pembuangan limbahnya diperkenalkan untuk melindungi lingkungan dari pencemaran. Sementara itu, pengembangan alternatif yang lebih aman telah memungkinkan pembatasan atau pelarangan penggunaan asbes tanpa mengorbankan fungsi atau keamanan. Perjanjian internasional seperti Konvensi Rotterdam dan Basel memberikan panduan dan kerangka kerja untuk mengendalikan perdagangan dan pengelolaan limbah berbahaya, termasuk asbes.

Langkah-langkah ini mencerminkan komitmen global untuk melindungi kesehatan manusia, mencegah kerusakan lingkungan, dan mendorong penggunaan alternatif yang lebih aman. Meskipun banyak negara telah mengambil langkah-langkah ini, masih ada beberapa wilayah di dunia di mana penggunaan asbes dapat terus ditemui, dan masalah penghapusan limbah asbes tetap menjadi perhatian global.

Asbes, sebuah bahan mineral serat yang telah banyak digunakan dalam berbagai aplikasi, terutama dalam industri konstruksi, isolasi termal, dan sebagai material tahan api, menyimpan potensi bahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Meskipun memiliki sifat yang bermanfaat dalam berbagai konteks, penggunaan asbes terkait dengan risiko-risiko tertentu. Berikut adalah beberapa potensi bahaya asbes bagi masyarakat:

1. Gangguan Paru-paru Serius:

Partikel serat asbes yang terhirup dapat menyebabkan gangguan paru-paru serius, seperti asbestosis, suatu kondisi kronis yang merusak paru-paru dan menyebabkan pengerasan jaringan paru-paru.

2. Peningkatan Risiko Kanker Paru-paru dan Mesothelioma:

Paparan asbes telah terkait dengan peningkatan risiko terkena kanker paru-paru dan mesothelioma, jenis kanker yang umumnya terkait dengan paparan asbes.

3. Efek Kesehatan Jangka Panjang:

Dampak kesehatan akibat paparan asbes mungkin tidak segera terlihat. Beberapa penyakit terkait asbes dapat memerlukan waktu bertahun-tahun atau bahkan dekade setelah paparan untuk berkembang.

4. Pencemaran Lingkungan:

Penggunaan asbes dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Saat bangunan yang mengandung asbes mengalami kerusakan atau dihancurkan, debu asbes dapat terlepas ke udara, meningkatkan risiko paparan bagi masyarakat di sekitarnya.

5. Tantangan dalam Penghapusan dan Pembuangan:

Proses penghapusan asbes dari bangunan atau fasilitas dapat membahayakan pekerja konstruksi dan lingkungan sekitarnya jika tidak dilakukan dengan benar. Pembuangan limbah asbes juga merupakan masalah serius.

6. Peraturan dan Larangan:

Beberapa negara telah mengambil langkah-langkah untuk melarang atau membatasi penggunaan asbes karena risiko kesehatan yang terkait. Meskipun demikian, di beberapa tempat, asbes masih digunakan dalam beberapa konteks, dan penggunaan yang tidak tepat dapat meningkatkan risiko kesehatan.

Untuk mengurangi potensi risiko, penting untuk memahami dan mematuhi pedoman keselamatan kerja, melibatkan profesional yang terlatih dalam penghapusan asbes, dan mendukung upaya penelitian untuk mengembangkan alternatif yang lebih aman. Jika Anda memiliki kekhawatiran terkait paparan asbes, sebaiknya berkonsultasi dengan ahli kesehatan atau otoritas keselamatan setempat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image