Mau Gowes? Gunakan Saja Sepeda Listrik tanpa Batere
Teknologi | 2024-02-05 18:56:14PINGIN bersepeda? Tapi, takut cape gowes. Tak perlu khawatir. Kan sekarang ada e-bike. Itu lho sepeda listrik.
Meski demikian, sepeda listrik bukan tanpa problem. Contohnya, bagaimana kalau baterenya habis. Di sisi lain, produksi batere untuk sepeda listrik juga membawa masalah, yaitu menyedot banyak sumber daya alam seperti litium atau elemen tanah jarang yang membutuhkan prosedur penambangan yang ekstensif dan sering kali berdampak pada lingkungan.
Untungnya, seorang pengusaha Prancis, Adrien Lelièvre, telah merekayasa sebuah solusi untuk masalah-masalah tersebut
Lelièvre, yang memiliki latar belakang di bidang elektronik, merancang dan mematenkan sepeda listrik yang disebut Pi-pop, yang tidak menggunakan baterai litium. Sebagai gantinya, ia menggunakan superkapasitor.
"Sistem ini akan terisi saat perjalanan dan saat sepeda mengerem -- berkat pengereman mesin -- dan energinya akan dikembalikan saat dibutuhkan," kata Lelièvre, direktur STEE, perusahaan yang memproduksi sepeda Pi-pop.
Sederhananya, superkapasitor bekerja dengan menyimpan energi dengan cara elektrostatis, atau dengan muatan yang bergerak lambat. Sebaliknya, baterai lithium menyimpan energi sebagai reaksi kimia. Dengan kata lain, superkapasitor dapat menyimpan dan melepaskan energi dengan sangat cepat ketika dibutuhkan.
Dalam kasus sepeda, ini berarti menyimpan energi saat orang mengayuh atau mengerem dan menggunakannya untuk membantu tindakan yang lebih sulit seperti memulai kembali atau bersepeda di tanjakan.
Lelièvre memperkirakan bahwa bantuan yang diberikan kepada pengendara oleh superkapasitor sepeda cukup untuk menangani kenaikan ketinggian 50 meter jika diisi daya di jalan datar sebelumnya.
Konsep superkapasitor sesungguhnya bukanlah inovasi baru. Pasalnya, konsep ini pertama kali diproduksi pada akhir tahun 1970-an. Saat ini, mereka digunakan dalam sistem fotovoltaik (seperti panel surya), kamera digital, dan beberapa kendaraan hibrida atau listrik untuk meningkatkan kinerjanya.
Menurut Lelièvre, Pi-pop seberat 20 kilogram "benar-benar merupakan simbol ketenangan".
Tidak ada bahan tanah jarang yang digunakan dalam produksi sepeda listrik ini karena superkapasitor terbuat dari karbon, polimer konduktor, aluminium foil, dan bubur kertas, bahan yang sudah ada proses daur ulangnya.
Pengendara tidak perlu menunggu sepeda untuk mengisi daya. Ini berbeda dengan sepeda listrik yang menggunakan batere.
Perusahaan STEE, yang memproduksi sepeda Pip-pop mengklaim bahwa masa pakai superkapasitor berkisar antara 10 hingga 15 tahun dibandingkan dengan lima atau enam tahun untuk baterai lithium.
Saat ini, STEE memproduksi 100 sepeda Pip-pop per bulan. Di masa depan, perusahaan ini menargetkan untuk memproduksi seribu sepeda setiap bulannya pada tahun 2024 mendatang.***
Sumber: Euro News
--
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.