Ayah Menjadi Entertainman bagi Anak
Eduaksi | 2024-02-03 08:04:48Buku ini ditulis oleh Ustadz Bendri Jaisyurahman. Beliau adalah pakar parenting. Praktisi pendidikan keluarga. Sudah lama saya punya buku ini. Tapi belum tamat membacanya. Memang bagusnya jangan langsung tamat tapi memang bagian-bagian agar diendapkan atau dimaknai dulu.
Saya membaca dibagian topi peran ayah sebagai EntertainMan. Seorang ayah harus menjadi lelaki penghibur. Maksudnya adalah ayah bagus bisa mengajak bermain sang anak. Lalu, bagaimana caranya?
Caranya adalah ayah memfasilitasi kebutuhan anak untuk bermain. Meskipun tidak selalu bersama karena mungkin kesibukan mencari nafkah, minimal saat bersama, ayah bisa meluangkan waktu untuk bermain bersama anak.
Ya, tak perlu keluar uang banyak, cukup sediakan diri dan waktu yang optimal untuk berinteraksi bersama anak. Sebab, sejatinya tubuh ayah, mulai dari ujung rambut sampai ke ujung kaki, sudah bisa jadi bahan permainan yang asyik bagi anaknya.
Contohnya ajaklah anak bermain kejar-kejaran. Tentu, bukan untuk reka ulang adegan pencopetan. Kejar-kejaran di sini dapat menjadi jalan untuk menumbuhkan keakraban. Prinsipnya adalah "Kejarlah daku kau kutangkap".
Contoh dari Rasulullah
Hal ini pernah dilakukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam saat bermain dengan Bani Abbas. Beberapa anak dari Abbas bin Abdul Muthollib yakni Abdullah, Ubaidillah dan Katsir, dikumpul- kan dan diajak bermain oleh Rasul. Rasul mengatakan siapa yang dapat memegang tubuhnya akan mendapat hadiah dari beliau. Maka berebutanlah mereka mengejar Rasul.
Ada yang berhasil memegang punggung Rasul, ada juga yang memegang dada beliau. Rasul pun memeluk dan memberi mereka hadiah. Ini adalah sebuah momen yang amat berharga dan berkesan bagi anak.
Nah, yuk, para ayah. Sempatkan untuk bermain bersama anak. Tak harus seharian. Bisa sejam atau setengah jam bahkan belasan menit saja bermain bersama anak.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.