Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syahrial, S.T

Tanpa Undangan, Jangan Datang!

Dunia islam | Wednesday, 31 Jan 2024, 17:38 WIB
Dokumen pribadi

Menghadiri undangan tanpa diundang merupakan hal yang tidak etis. Meskipun undangan itu terbuka untuk umum, tetap saja ada tata krama dan etika yang harus diikuti. Tuan rumah tentu memiliki alasan kenapa mereka mengundang orang-orang tertentu saja. Oleh karena itu, menghadiri acara tanpa diundang bisa dianggap tidak sopan dan bisa merusak suasana pesta.

Argumen 1: Hak Tuan Rumah
Tuan rumah berhak menentukan siapa saja yang diundang ke pesta atau jamuan makan mereka. Mereka yang mengeluarkan biaya, tenaga, dan waktu untuk mengadakan jamuan atau pesta tentu memiliki pertimbangan kenapa mengundang orang-orang tertentu. Misalnya karena hubungan pertemanan yang dekat, hubungan bisnis, atau karena alasan-alasan tertentu yang hanya diketahui tuan rumah. Tidak etis bagi orang lain yang tidak diundang untuk memaksakan kehadiran mereka di pesta tersebut. Hak untuk menentukan tamu ada di tangan tuan rumah.


Argumen 2: Menghargai Undangan
Menghormati undangan berarti datang jika diundang dan tidak datang jika tidak diundang. Menerima undangan berarti menghargai tuan rumah yang sudah bersusah payah menyiapkan jamuan. Datang tanpa diundang berarti tidak menghargai kerja keras tuan rumah dan bisa dianggap tidak tahu sopan santun. Sebaliknya, menolak undangan dengan halus jika memang tidak bisa hadir juga merupakan bentuk menghormati tuan rumah.


Argumen 3: Kenyamanan Tuan Rumah dan Tamu Lain
Kehadiran tamu tambahan yang tidak diundang bisa mengganggu kenyamanan tuan rumah dan tamu lain yang memang sudah dijadwalkan hadir. Misalnya jumlah kursi, porsi makanan, dan design tempat duduk mungkin sudah diperhitungkan berdasarkan jumlah tamu yang diundang. Kedatangan tamu tambahan bisa mengacaukan rencana tersebut. Selain itu, interaksi dan dinamika tamu juga bisa terganggu dengan hadirnya orang baru yang tidak diharapkan.


Argumen 4: Resiko Keamanan
Mengundang orang asing yang tidak dikenal ke rumah pribadi tentu berisiko. Tuan rumah tidak bisa memastikan apakah orang tersebut bermaksud jahat atau tidak. Kriminal bisa saja menyamar sebagai tamu dan mengambil kesempatan untuk merampok atau melakukan kejahatan lain saat pesta berlangsung. Karenanya, dari sisi keamanan lebih baik hanya mengundang orang yang benar-benar dikenal dan dipercaya saja.


Argumen 5: Kultur dan Kebiasaan
Secara kultur dan kebiasaan masyarakat, menghadiri pesta atau jamuan tanpa diundang dianggap tidak pantas. Sejak dulu ada kesadaran bersama bahwa undangan pesta hanya ditujukan untuk orang-orang tertentu yang memang ingin dihadirkan tuan rumah. Masyarakat yang sopan biasanya memahami hal ini dan tidak akan datang tanpa diundang terlebih dahulu. Kultur ini perlu dipertahankan agar tradisi undangan tetap dihormati.


Kesimpulan
Tidak etis bagi seseorang yang tidak diundang untuk datang ke suatu jamuan atau pesta di rumah orang lain. Hal ini karena tuan rumah berhak menentukan tamunya, mengundang berarti menghargai kerja keras tuan rumah, bisa mengganggu kenyamanan, beresiko keamanan, dan secara kultur dianggap tidak pantas. Karenanya, jika tidak mendapat undangan sebaiknya seseorang tidak datang ke suatu jamuan, kecuali memang sudah jelas diperbolehkan oleh tuan rumah. Dengan menghargai hak dan kenyamanan tuan rumah, kita menjaga tata krama dan sopan santun.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image