Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Farriha Azkia Hanum

Apa Itu Kepemimpinan Strategis dan Visioner

Politik | 2022-01-12 20:26:00

Kepemimpinan (leadership) adalah tindakan dan keterampilan memimpin sekelompok orang atau organisasi. Dalam perusahaan, itu biasanya terkait dengan posisi, sifat, dan karakter yang melekat pada seorang manajer dan eksekutif utama. Mereka memiliki wewenang dan kekuasaan dan menggunakannya untuk menetapkan tujuan, mempengaruhi dan memotivasi rekan dan bawahan mereka, dan menentukan alokasi sumber daya perusahaan.

Seorang pemimpin memiliki tanggung jawab atas segala yang terjadi di dalam sebuah organisasi. Kepemimpinan memegang peranan vital dalam organisasi yaitu untuk menentukan visi, misi, tujuan dan strategi, juga untuk mengarahkan, memotivasi anggota kelompok untuk mencapai tujuan. Burns (1978) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan suatu konsep yang paling banyak dikaji namun sulit dipahami. Horner (1997) menyebutkan bahwa kepemimpinan terkadang dipandang sebagai suatu proses namun banyak juga tokoh yang memandang kepemimpinan sebagai suatu kemampuan yang harus dimiliki oleh individu.

1. KEPEMIMPINAN STRATEGIS

Strategic leadership atau kepemimpinan strategis adalah tentang bagaimana mengelola strategi perusahaan paling efektif untuk menciptakan keunggulan kompetitif. Konsep ini menekankan bahwa manajemen perusahaan harus mampu untuk memahami kompleksitas, baik terkait internal perusahaan maupun lingkungan bisnis, dan untuk memimpin perubahan dalam perusahaan untuk mencapai dan mempertahankan keselarasan yang unggul antara perusahaan dan lingkungannya.

Kepemimpinan strategis bertanggungjawab untuk menciptakan antara tuntutan lingkungan eksternal organisasi dengan visi, misi, strategi dan implementasi organisasi. Visi menggambarkan wujud organisasi di masa depan , sedangkan misi menggambarkan nilai-nilai pokok (core values), tujuan, dana alasan akan eksistensi organisasi.

Strategi menyediakan arah yang nenerjemahkan visi menjadi aksi dan merupakan dasar bagi pengembang mekanisme spesifik untuk menolong organisasi mencapai tujuanya. Strategi adalah niat, sebaliknya implementasi melalui arsitek dasar organisasi seperti sktuktur organisasi, sistem, budaya, dan iklim, sistem insentif dan lain sebgainya, yang menjamin terwujudnya visi masa depan (draft, 1999).

Apa yang dilakukan pemimpin strategis

Tidak semua ancaman dan peluang adalah “strategis” bagi perusahaan. Demikian juga, tidak semua orang berada dalam mode yang sama untuk mencapai visi dan tujuan perusahaan. Perusahaan mungkin juga tidak memiliki sumber daya yang tepat untuk bersaing. Untuk alasan ini, perusahaan memerlukan pemimpin strategis.

Pemimpin strategis mengidentifikasi sumber daya dan kemampuan yang tepat untuk bersaing. Ketika perusahaan tidak memilikinya, mereka mencoba membangunnya. Mereka juga menciptakan struktur organisasi dan mengembangkan budaya perusahaan yang sesuai.

Sumber daya dan kemampuan membentuk kompetensi inti. Perusahaan menggunakannya untuk mengeksploitasi peluang strategis dan meminimalkan ancaman strategis. Ketika berhasil mengimplementasikannya, perusahaan memiliki daya saing strategis. Dan, hasilnya adalah keunggulan kompetitif.

Dalam hal ini, pemimpin strategis menerjemahkan visi dan misi perusahaan ke dalam serangkaian tindakan. Mereka menganggap kompetensi inti perusahaan untuk melakukannya. Dengan itu, karyawan menjadi tahu mengapa perusahaan membutuhkan mereka dan apa yang perlu mereka lakukan setiap hari.

Kepemimpinan strategis menggunakan sistem penghargaan dan insentif untuk mengarahkan orang-orang di perusahaan. Mereka meminta semua orang berada dalam mode yang sama. Mereka mendorong karyawan untuk menjadi produktif dan bersemangat dalam mencapai visi dan misi perusahaan.

Karasteristik pemimpin strategis

Dalam beberapa buku, beberapa ahli mengidentifikasi karakteristik pemimpin strategis sebagai berikut:

· Visioner dan fasih menerjemahkannya menjadi serangkaian tindakan. Mereka juga konsisten dan konsisten dalam mewujudkannya.

· Mampu mengartikulasikan visi menjadi model bisnis. Mereka dapat menjawab bagaimana perusahaan menghasilkan uang, apa yang dibutuhkan perusahaan, dan bagaimana melakukannya — dengan itu, membangun sumber daya, kemampuan, dan budaya organisasi yang tepat.

· Memiliki komitmen tinggi untuk mewujudkan visi dan mengimplementasikan serangkaian tindakan.

· Pikirkan dengan seksama dan terinformasi dengan baik. Sangat penting untuk mengurangi bias dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan seringkali melibatkan dilema, terutama yang berkaitan dengan tujuan jangka pendek dan jangka panjang.

· Bersedia mendelegasikan dan memberdayakan. Tidak semua tugas bisa dilakukan sendiri. Mereka perlu memberdayakan bawahan untuk melaksanakannya secara efektif. Dengan itu, bawahan merasa menjadi bagian penting dari perusahaan.

· Mampu menggunakan kekuatan dengan cara yang cerdas. Stakeholder sering berkonflik dalam mewujudkan kepentingannya masing-masing. Demikian juga, politik kantor sering kali membawa ketidakharmonisan dalam tim dan memecah sinergi. Semua ini menimbulkan ancaman bagi perusahaan, dan para pemimpin strategis tahu bagaimana mereka harus membuat keputusan yang tepat.

· Memiliki kecerdasan emosi. Membangun empati dan keterlibatan seringkali lebih efektif daripada sistem penghargaan dan hukuman. Yang terakhir tidak hanya meningkatkan konsekuensi biaya tetapi juga memperburuk moral karyawan.

2. KEPEMIMPINAN VISIONER

Kepemimpinan visioner (visionary leadership) dapat diartikan sebagai kemampuan pemimpin dalam mencipta, merumuskan, mengkomunikasikan, mensosialisasikan, mentransformasikan, dan mengimplementasikan pemikiran-pemikiran ideal yang berasal dari dirinya atau sebagai hasil interaksi sosial di antara anggota organisasi dan stakeholders yang diyakini sebagai cita-cita organisasi di masa depan yang harus dicapai melalui komitmen semua personil.

Orang yang memiliki gaya kepemimpinan visioner selalu mampu melihat segala potensi organisasi atau perusahaan yang mungkin tak mampu dilihat atau disadari oleh orang lain. Kemudian, setelah mengetahui potensi atau peluang yang mungkin terjadi di masa depan tersebut, pemimpin visioner akan langsung melahirkan berbagai ide yang mampu meningkatkan kemampuan organisasi atau perusahaan dalam persaingan dengan para kompetitornya.

Dari kemampuan tersebut dipercaya bahwa pemimpin visioner mampu menggapai visi dan misi, ataupun cita-cita perusahaan di masa mendatang. Akan tetapi, tentu saja diperlukan dukungan serta komitmen penuh dari seluruh anggota organisasi terhadap pemimpinnya agar cita-cita tersebut akhirnya mampu dicapai.

Ciri-ciri Kepemimpinan Visioner

Kepemimpinan visioner memiliki beberapa ciri utama. Berikut ciri-ciri kepemimpinan visioner tersebut.

1. Berwawasan luas dan pandangan ke depan

Kepemimpinan yang mengikuti gaya visioner harus memiliki wawasan ke depan. Jadi dalam gaya memimpinnya jelas, akan dibawa ke mana (perubahan ke depan) organisasinya nantinya. Selain itu juga harus memiliki wawasan yang luas, tidak hanya ke depan tapi juga kebelakang sebagai bekal untuk menentukan visi dan misinya. Visi dan misi inilah nantinya yang harus dikemas sejelas-jelasnya agar anggotanya tahu ke mana arah untuk melangkah.

2. Berani bertindak

Keberanian juga harus dimiliki dalam gaya kepemimpinan visioner. Ingat, gaya kepemimpinan ini berasal dari imajinasi tentang masa depan yang lebih baik. Tidak heran jika saat ini, visi dan misi tersebut akan terdengar sangat mustahil atau sebagai hal yang tidak mungkin dilakukan.Pasti akan banyak yang menetang atau mencibir. Oleh karena itu, kepemimpinan ini harus berani dalam menghadapi semua halang rintangan tersebut.

3. Mampu mempengaruhi orang lain

Karena terdengar imajinatif untuk visi dan misinya, maka gaya kepemimpinan ini harus memiliki kecakapan yang luar biasa agar bisa mempengaruhi orang lain untuk mau bekerja sama dengannya. Memang dibutuhkan kerja keras dan berani mengahadapi risiko.

4. Memiliki komitmen yang kuat

Orang yang menggunakan gaya kepemimpinan visioner harus memiliki komitemen yang kuat. Pasalnya, kita harus membuktikan kepada banyak orang untuk membuat ‘mimpi’-nya menjadi kenyataan. Selanjutnya, pemimpin visioner juga harus membuat suatu mimpi menjadi aksi. Jadi ada aksi nyata yang dilakukan, tidak hanya sekadar visi atau misi saja. Namun, ada tindakan nyata yang dibuktikan untuk menuju kepada tujuan tersebut.

5. Kreatif dan inovatif

Menjadi pemimpin yang visioner juga harus berpikir secara kreatif dan inovatif. Pasalnya gaya kepemimpinan ini akan membuat paradigma baru. Jadi memang diperlukan orang yang aktif dan kreatif.

6. Membangun hubungan yang efektif

Pemimpin dengan gaya visioner harus memiliki kemampuan untuk membangun hubungan yang baik dengan orang lain di dalam organisasinya maupun di luar organisasinya. Gaya kepemimpinan ini harus mampu memotivasi anggotanya agar terus melakukan aksi untuk mewujudkan visi dan misinya.

Kemampuan umum pemimpin visioner

Seorang pemimpin yang visioner mampu menciptakan visi dan tujuan yang jelas berkenaan dengan pemahaman tentang masa depan yang lebih mantap dan usaha-usaha dalam peningkatan mutu yang lebih terarah.

Seorang pemimpin yang visioner biasanya cenderung berpikir kreatif demi masa depan organisasi yang ia pimpin. Kemampuan ini tentu saja didapatkan melalui berbagai proses pembelajaran dan juga pengalaman, baik itu secara pendidikan formal maupun informal.

Kemampuan umum pemimpin yang visioner, diantaranya:

1. Merumuskan dan menjual visi serta mengelola organisasi secara profesional.

2. Mendapatkan respek dan kepercayaan dari anggota kelompok untuk merealisasikan visi yang ditetapkan.

3. Memiliki integritas, kompetensi, konsistensi, loyal dan terbuka.

4. Menstimuli motivasi karyawan untuk menghasilkan karya yang inovatif dan kreatif.

5. Mengakomodir ego dan kepentingan individu serta kelompok demi merealisasikan visi organisasi.

6.Memiliki perhatian kepada anggota dalam usaha untuk membimbing, memberi nasihat dan penilaian kerja yang adil.

7. Memiliki humanskill terutama dalam usaha untuk memecahkan konflik antar anggota serta memiliki kemampuan oralpersuasion.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image