Bagai Kabut
Curhat | 2024-01-28 21:18:20Perjalanan suka cita itu membawa diri ini ke tempat eksotik yang memberi banyak kesan tertanam dalam jiwa. Berderet kata mewakili rasa yang ada dalam jiwa tak tuntas dituangkan dalam lembar-lembar catatan. Gunung, bukit, lembah, awan, matahari pagi dan kabut menyatu menyuguhkan tarian tak bernama namun tampil sangat indah menawan mempesona.
Bila di panggung pertunjukan tentu "standing-applause" diberikan tak henti, namun untuk pertunjukan pagi itu kata "masyaAlloh" yang terlontar lirih dari bibir ini, tapi sanggup membawa jiwa ini menikmati tampilan alam yang memukau nan enerjik itu dengan sempurna. Enerjik karena sanggup membangkitkan angan pikiran ini menembus jauh sekaligus dalam dari sekedar yang tersaji dihadapan mata. Seolah ingin bergerak dan menghindar dari terjerembab jerat kenistaan jahanam "sebagai pemilik penglihatan namun abai akan tanda-tanda kekuasaan dan keagungan Sang Pencipta".
Banyak pasang mata sepakat bahwa itu indah dan mendatangkan rasa debar tersendiri ketika dia datang mènyapu seluruh hamparan seluas mata memandang. Putih kaabuan berpadu bayang bayang hitam tampil monokrom membawa suasana klasik yang "ngangeni". Itulah keindahan sapuan kabut...., walau melintas hanya sesaat tanpa banyak perdebatan, setiap mata yang menatapnya seraya melontarkan ungkapan ketakjuban yang tinggi.
Kehadirannya menimbulkan rasa....., terkadang memunculkan rasa mistis dan menakutkan tatkala sapuannya membuat sejauh mata memandang hanya menangkap bayangan hitam tak berbentuk. Namun tiba tiba menyuguhkan rasa binar hati manakala mereka berlalu cepat menampakkan wajah alam pegunungan yang sungguh sangat mempesona. Begitulah kabut memainkan peran di hamparan lukisan berdimensi sempurna....alam nyata namun fana.
Kabut terkadang memberikan aksen arsir tipis menyelimuti alam nyata namun fana itu, terlihat semakin menarik dan semakin memanjakan mata untuk terus dan terus menikmati. Terhenyak sadar dari euforia yang membius, mengingatkan dan merajut makna lebih dari sekedar rasa takjub dan bahagia, rasa yang mungkin segera sirna ketika meninggalkannya. Kesadaran yang menuntun pada rahasia lebih dalam dan penuh makna, yang bisa dibawa pulang. Kabut menciptakan keindahan namun terkadang mènutup keindahan yang jauh lebih nyata. Tidak berbeda halnya dengan keindahan dunia yang terkadang menutup keindahan yang hakiki di kemudian hari.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.