
Merokok dan Perbedaan Generasi
Edukasi | 2024-01-24 14:12:28Mungkin kita sudah tidak asing lagi mendengar kata rokok yang sering kita lihat dilingkungan sekitar kita, bahkan hal itu sudah menjadi hal yang wajar dilakukan untuk sebagian orang disekitar kita. Definisi dari rokok sendiri yaitu Rokok adalah sebuah benda yang berbentuk silinder dari kertas berukuran Panjang antara 70 hingga 120 mm dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau kering yang telah dicacah. Kandungan zat yang membahayakan dalam rokok terdapat karbon monoksida, nikotin, tar, hidrogen sianida, benzena, formaldehida, arsenik, kadmium, amonia. Rokok digunakan dengan membakar salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihisap lewat mulut pada ujung yang lainnya. Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam saku.

Di zaman saat ini bentuk umum merokok semakin bervariasi yang berbentuk rokok konvensional, cerutu, pipa tembakau, rokok elektrik, shisha dan nargila. Adapun data presentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang merokok berdasarkan provinsi di Indonesia (maret 2022). Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS), proporsi penduduk Indonesia usia 15 tahun ke atas yang merokok mencapai 28,26% pada Maret 2022, turun tipis dari tahun sebelumnya 28,96%. Jika dirinci berdasarkan provinsi, porsi penduduk usia 15 tahun ke atas yang merokok paling banyak berada di Lampung, yakni 33,81%. Artinya, kira-kira 1 dari 3 penduduk Lampung merokok dalam 1 bulan terakhir. Wilayah dengan porsi penduduk merokok terbesar berikutnya adalah Nusa Tenggara Barat, yaitu 33,2%. Diikuti Bengkulu 32,16% dan Jawa Barat 32,07%. Adapun penduduk Bali usia 15 tahun ke atas yang merokok hanya 17,91%, paling rendah se-Indonesia. Setelahnya ada DKI Jakarta dengan porsi penduduk merokok 21,25% dan Kalimantan Selatan 21,89%. Secara nasional, sebanyak 21,69% penduduk usia 15 tahun ke atas di perkotaan merokok, sementara di perdesaan 25,35%. Berdasarkan jenis kelaminnya, ada 45,34% penduduk laki-laki usia 15 tahun ke atas yang merokok, sedangkan penduduk perempuan hanya 0,78%. Menurut data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS) dapat digambarkan ternyata penduduk yang merokok paling tinggi usia 15 tahun keatas berada di Lampung 33,81% dan penduduk paling rendah terdapat di Bali 17,91%. Secara nasional, perdesaan lebih cenderung lebih tinggi dalam mengonsumsi rokok hal ini dikarenakan aksesibilitas yang lebih mudah terhadap rokok di daerah pedesaan, di mana distribusi dan penjualan rokok mungkin lebih luas. Selain itu, faktor budaya dan sosial juga bisa memainkan peran, di mana norma-norma tertentu di masyarakat pedesaan mungkin lebih mendukung konsumsi rokok.
PERBEDAAN POLA HIDUP ORANG ZAMAN DAHULU DENGAN ZAMAN SEKARANG
Dari data penggunaan rokok di Indonesia dan berbagai variasi rokok serta penyakit yang ditimbulkan dari merokok tersebut tentunya terdapat perbedaan pola hidup orang zaman dulu dengan sekarang yang sangat berpengaruh pada tubuh kita. Ada seseorang pasien yang susah disuruh berhenti merokok dan beliau bertanya. ” Dok, simbah saya dulu perokok berat, pakai menyan juga, tapi hidupnya bisa sampai 90 tahun lebih? apa rokok masih disalahkan sebagai sebab kematian?".
Sebagai seorang perokok apakah anda ingin melihat anak anda kelak menjadi seorang perokok? apakah anda yakin akan mewarisi usia kakek anda yang dapat mencapai lebih dari 90 bahkan 100 tahun. Mungkinkah??? semetara para pendahulu kita memiliki kebiasaan pola hidup yang sangat berbeda jauh dengan kita di jaman sekarang.
Coba kita perhatikan perbedaan yang cukup mendasar antara pola hidup di zaman dahulu dan kita sekarang: Pertama, orang zaman sekarang bepergian kebanyakan naik motor, mobil, dan angkutan umum. Sementara orang zaman dahulu sering hanya jalan kaki dan bersepeda. Jelas kekuatan dan ketahan fisik orang jaman dulu lebih baik dari pada kita dimasa kini. Kedua, orang zaman sekarang sudah banyak terkontaminasi makanan fast food yang mengandung banyak gula dan garam tinggi, pengawet, pewarna, dll. Orang zaman dahulu lebih banyak konsumsi sayur-sayuran alami. Jelas sumber makanan yang bersifat toksik dan karsinogenik lebih banyak didapat kita yang hidup di masa kini. Ketiga, Sayuran zaman sekarang sudah terkontaminasi pestisida. Sayuran zaman dahulu bebas pestisida. Keempat, Polusi udara dari kendaraan bermotor dan pabrik zaman sekarang sangat tinggi tingkatannya. Sedangkan zaman dahulu udara masih rendah/bebas dari polusi karena jumlah kendaraan bermotor dan pabrik sedikit, pohon masih banyak yang belum ditebangi. Kelima, Zaman sekarang banyak orang mengalami stress akan permasalahan kehidupan dan pekerjaan. Orang Zaman dahulu lebih santai, dan seolah tidak dikejar-kejar tuntutan akan materi dan duniawi, yang mereka pentingkan hanya makan dan kebersamaan. Keenam, Tuntutan hidup membuat orang kerja keras tak kenal lelah, kerja lembur tak kenal waktu hingga larut malam dan kurang tidur (istirahat), sementara kebanyakan orang zaman dahulu jika sudah sore dan waktunya istirahat mereka akan kembali ke rumah. Ketujuh, Polusi air dan tanah akibat limbah pabrik dan sampah rumah tangga banyak memenuhi sungai, sumber air dan bumi kita. Bandingkan dengan sungai zaman dahulu yg begitu bersih dan sumber air belum tercemari. Kedelapan, Ditemukan berbagai jenis penyakit baru dimasa kini Hiv-aids, flu burung, MERS, dll. Yang dapat menyerang kekebalan tubuh kita yang hidup dimasa sekarang.
Banyak hal yang mempengaruhi tingkat kesehatan seseorang. Banyak perubahan yang sudah terjadi pada alam dan kebiasaan pola hidup kita dimasa sekarang. Begitu pula berbagai jenis penyakit juga berkembang seiring dengan perubahan-perubahan tersebut.
Jangan bandingkan tingkat kekebalan tubuh manusia sekarang lebih baik dari orang jaman dahulu. Apa yang kamu makan, yang kita minum dan hirup saat ini sangat jauh berbeda dengan kebiasaan para pendahulu kita.
Itulah yang mendasari alasan kenapa rokok hari ini semakin meningkatkan berbagai faktor kemungkinan kita terserang penyakit-penyakit akibat rokok seperti penyakit jantung, penyakit gangguan saluran pernafasan, stroke, diabetes, hingga penyakit kanker.
Masihkan anda meyakini bahwa tubuh anda lebih sehat dari para sesepuh anda? Jika iya silahkan lanjutkan merokok, tapi jika anda sayang dan merasa tubuh anda sudah semakin lemah karena gaya hidup yang kurang sehat, maka segera tanamkan kesadaran untuk berhenti merokok mulai dari diri anda dan lingkungan sekitar.
Anak anda adalah cerminan diri anda. Putus generasi merokok dengan memberikan contoh yang baik bagi anak anda. Jadilah ayah yang hebat dengan tidak meracuni mereka dengan asap rokok yang anda hirup.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook