Pretzel Kacang dan Roti Bulan dalam novel Wizard Bakery
Pendidikan dan Literasi | 2024-01-17 07:33:41Judul Buku: Wizard BakeryPenulis: Gu Byeong-MoPenerbit: PT. Gramedia Pustaka UtamaTahun terbit: 2021Nomor ISBN: 978-602-065-740-0Jumlah Halaman: 208 Halaman.
Buku “Wizard Bakery” merupakan karya Gu Byeong-Mo yang mendapat juara 2 dalam Sayembara Fiksi Remaja Changbi. Buku tersebut mengangkat tema berupa sihir, sehingga saya tertarik dan memilih buku ini untuk dibaca dan di review. Menceritakan tentang seorang anak laki-laki berumur 16 tahun yang terpaksa tinggal serumah dengan ibu dan adik tirinya. Hubungannya dengan ibu tiri tidak pernah baik, ketika ia dituduh melakukan pelecehan terhadap adik tirinya, ia pun kabur berlari ke toko roti yang ada di dekat rumahnya.
Anak laki-laki berumur 16 tahun pun mulai menceritakan kisah hidupnya dimana ia menemukan toko roti yang buka 24 jam di dekat halte bus. Yang tak lain pemilik toko rotinya adalah seorang penyihir. Ibunya meninggal dunia, sehingga ayahnya menikah lagi dan ia terpaksa tinggal serumah dengan ibu tirinya bernama Guru Bae dan adik tirinya bernama Mu-hee. Hubungannya dengan ibu dan adik tirinya tidak pernah baik, ia sering diperlakukan tidak baik oleh Guru Bae dan mendapat tindakan kekerasan. Suatu ketika adiknya, Mu-hee, terkena kasus pelecehan dan ia dituduh yang melakukan oleh Mu-hee, hal tersebut membuat ia kabur berlari menuju toko roti yang berjarak seratus meter dari kompleks apartemen. Toko roti tersebut menyimpan banyak misteri di dalamnya. Salah satunya yaitu situs toko roti online yang dikelola penyihir tersebut adalah wizardbakery.com yang menjual produk mistis dan mencurigakan, baik yang berwujud maupun tidak berwujud.
Anak laki-laki itu memasuki oven besar yang dimiliki toko roti dan memasuki kehidupan yang penuh dengan sihir. Sementara anak laki-laki itu berada di sana, ia menyaksikan sikap egois orang-orang yang meninginkan kekuatan sihir untuk kepentingan pribadi tanpa memikirkan akibatnya secara matang. Tukang Roti akhirnya memilih untuk menutup toko dan akan membuka toko di lain tempat, karena polisi sudah mulai mengincar toko tersebut akibat roti sihirnya yang mencurigakan. Sehingga anak laki-laki itu harus keluar dari persembunyiannya dan kembali ke apartemen. Saat akan pergi pulang, ia diberikan benda yang dibungkus kertas minyak oleh tukang roti. Isinya adalah benda yang sangat mahal, yang jika disalahgunakan akan menghancurkan semua yang ada di dunia. Time Rewinder dan kue Meringue yang dapat memutar waktu.
Cerita pada buku “Wizard Bakery” mengangkat tema berupa fantasi horror, thriller, komedi dan drama. Alurnya maju-mundur karena banyak menceritakan masa silam tokoh utama. Setiap tokoh yang terdapat pada buku ini memiliki peran masing-masing yang unik, Anak laki-laki berumur 16 tahun sebagai tokoh protagonis yang gugup dan penakut, Ayahnya, Guru Bae dan Mu-hee sebagai antagonis yang galak, Tukang Roti dan Burung Biru sebagai protagonis yang sulit ditebak. Latar tempatnya di Stasiun Cheongnyangni. Pembaca mudah memahami kisah Anak laki-laki bersama Tukang Roti dan keluarganya dengan sudut pandang orang ketiga.
Gaya bahasa buku ini adalah baku yang membuat buku ini mudah dipahami. Buku ini memiliki kelebihan yaitu walaupun buku ini diterjemahkan dari bahasa Korea, penataan kalimat dan pemilihan kata dalam buku ini mudah dipahami pembaca tentang apa saja yang terjadi dalam buku ini. Namun buku ini juga memiliki kelemahan yaitu beberapa saat masih ada yang agak sulit dipahami, dan beberapa yang ceritanya terlalu banyak kilas balik sehingga sedikit membingungkan. Dengan membaca buku ini, kita dapat memetik amanat yang tersampaikan yaitu pikirkanlah akibat dari suatu hal secara matang-matang, jangan hanya kepentingan pribadi tanpa menerima konsekuensinya.
Buku ini direkomendasikan untuk kalangan remaja sampai dewasa khususnya umur 17 tahun keatas, karena buku ini terdapat bagian-bagian yang mungkin tidak cocok di baca oleh anak-anak.
Teks ulasan ini dibuat oleh Danis Setianingrum VIII-H, SMPN 5 Karawang Barat.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.