Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image SEVA RIDO SAPUTRA

Ternyata Asal Usul Semarang dari pohon Asam?

Wisata | Sunday, 14 Jan 2024, 15:47 WIB
ilustrasi pohon asam (sumber: https://pixabay.com/)

Apakah kalian tau ternyata asal usul Nama Semarang itu berasal dari adanya Pohon Asam yang tumbuh secara berjarak satu sama lain, sehingga memberikan arti nama daerah tersebut menjadi Semarang.

Kenapa demikian karena secara etimologis "sem" yang berarti asam/pohon asam dan kata "arang" yang berarti jarang.

Maka jadilah istilah Semarang dan menjadi gelar pada masa kolonialisme Hindia Belanda .

Kota Semarang sekarang ini juga menjadi ibu kota dari Provinsi Jawa Tengah, ternyata ngga cuma nama aja loh yang unik Semarang juga memiliki potensi lokal yang menunjukkan identitasnya sebagai kota dengan tradisi khas yang membedakannya dengan kota lain di Jawa Tengah seperti tradisi, ritual, dan budaya.

Banyak pariwisata juga yang berkunjungan ke kota Semarang karena disana banyak sekali bangunan bangunan zaman dahulu pada masa perang yang masih kokoh dan di renovasi kembali untuk dijadikan tempat wisata yang sangat mempunyai ciri khas tersendiri.

ilustrasi bangunan kota lama semarang (sumber: https://pixabay.com/)

Berdasarkan fakta sejarah dan hasil penelitian tim peneliti sejarah provinsi semarang, hasil diskusi dan seminar sejarah terbentuknya provinsi semarang, ditetapkan tanggal 12 Rabiul Awal 927 H.Rabiul Awal.

Selasa, 15 Maret 1521 Kriwon, hari ini juga merupakan hari diangkatnya Ki Agen Pandanaran I menjadi bupati Semarang.Dan pada hari jadi Kabupaten Semarang ini diundangkan Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 1 Tahun 2013.Oleh karena itu, Hari Kabupaten Semarang diperingati pada tanggal 15 Maret setiap tahunnya.

Seva Rido Saputra, mahasiswa TEKNIK ELEKTRO Telkom Purwokerto

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image