Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Zahid Mukhlis

Meningkatkan Kualitas Bahasa Arab Melalui Arabic Week

Eduaksi | Tuesday, 11 Jan 2022, 13:58 WIB

Bahasa Arab mempunyai peranan yang sangat besar dalam kehidupan muslim di berbagai belahan dunia. Bahasa ini juga merupakan bahasa hukum Islam yang mendominasi kehidupan semua muslim dan digunakan sebagai bahasa kebudayaan Islam yang dipakai sebagai bahasa pengajaran, kesusastraan, pemikiran dibidang sejarah, etika hukum, fiqih dan kajian kitab serta diajarkan di ribuan sekolah di luar dunia Arab.

Jika telah hilang Bahasa Arab dari kehidupan manusia, maka hilanglah kehidupan dengan pedoman yang sesungguhnya, sehubungan dengan perkembangan pemikiran ini, Dewan Mahasiswa menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan dinamika pendidikan yang ada saat ini. Dengan demikian kontribusi mahasiswa tentulah menjadi nilai tersendiri terhadap output Universitas Ibnu Khaldun sebagai Perguruan Tinggi Islam, maka darinya diharapkan dapat menjadi sarana perkembangan keilmuan khususnya dalam keilmuan Islam yang berbasis bahasa Arab.

Sejalan dengan peningkatan kreatifitas kegiatan mahasiswa Universitas Ibnu Khaldun, “Arabic Week” dapat diadakan sebagai program peningkatan kecintaan berbahasa Arab serta meningkatkan kretifitas mahasiswa dalam kegiatan kemahasiswaan, program ini ditujukan kepada mahasiswa serta mahasiswi sebagai kader masyarakat untuk mendalami bahasa Arab dalam percakapan hingga ranah tekstual dan diharapkan dapat membentuk lingkungan belajar menggunakan bahasa Arab aktif.

Ide pokok kegiatan “Arabic Week” sepenuhnya merupakan hasil dari gagasan mahasiswa/i Universitas Ibnu Khaldun yang prihatin akan kemampuan bahasa Arab para mahasiswa/i yang kurang lancar, dengan misi meningkatkan kualitas Bahasa Arab mahasiswa/i sebagai salah satu Universitas Islam yang unggul. Adapun nantinya sasaran utama peserta “Arabic Week” adalah mahasiswa/i UIKA sendiri melalui pemilihan berdasarkan kebutuhan mahasiswa/i dalam meningkatkan intelegensi khususnya pada mata kuliah Bahasa Arab.

Dalam pelaksanannya, terdapat berbagai kegiatan-kegiatan kebahasaan seperti pembelajaran kosa kata, kelas formal, hafalan kosa kata, language skill, perlombaan antar peserta, dan lain-lain yang dikemas secara proposional, profesional, edukatif dan rekreatif. Melalui berbagai kegiatan ini, peserta dituntut untuk mampu menghayati jiwa kemahasiswaan dan belajar menggunakan Bahasa Arab secara praktis serta terarah.

Bahasa Arab Merupakan satu disiplin ilmu yang terdiri dari berbagai aspek utama di dalamnya. Aspek keterampilan utama tersebut meliputi keterampilan mendengar (maharah Al-Istima’), keterampilan berbicara (Maharah Al-Kalam), keterampilan menulis (Maharah Al-Kitabah), keterapilan membaca (Maharah Al-qira’ah). Keempat keterampilan tersebut merupakan keterampilan bahasa yang saling berkait dan berurutan. Orang yang belajar bahasa Arab akan mudah menguasai bahasa Arab apabila ia memulainya dengan melatih keterampilan-keterampilan tersebut secara berurutan yang dimulai dari keteramilan mendengar, berbicara dan seterusnya.

Untuk membantu mahasiswa/i agar dapat dengan mudah menguasai masing-masing keterampilan tersebut sesuai tingkatannya, pemilihan materi atau topik pelajaran pada kegiatan ini harus sesuai dengan kesenangan dan pengalaman mahasiswa/i. Di sisi lain, pilihan metode dan strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan keadaan mahasiswa/i juga menentukan keberhasilan peserta dalam menguasai bahasa Arab.

Yang pertama yaitu Mahârah al-Istima’ (keterampilan mendengar), keterampilan mendengar merupakan keterampilan awal dalam pembelajaran bahasa, baik bahasa ibu maupun bahasa asing termasuk di dalamnya adalah bahasa Arab. Dengan demikian kegagalan dalam pembelajaran keterampilan ini dapat mengakibatkan kegagalan pada pembelajaran keterampilan-keterampilan bahasa berikutnya.

Untuk mengajar Mahârah al-Istima’ ada beberapa langkah yang dapat diambil salah satunya yaitu dengan mendatangkan al-Nâthiq al-Ashli atau Native S peaker (pembicara asli) berbahasa Arab sebagai pengajar utama. Langkah ini memiliki kelebihan dalam memberikan cara pengucapan bahasa asing secara benar serta dapat mengetahui berbagai dialek bahasa tersebut. Akan tetapi, kelemahan utama dalam langkah ini adalah kesulitan beberapa lembaga pendidikan untuk mendatangkan pembicara asli tersebut berkaitan dengan sulitnya menemukan mereka disekitar lembaga pendidikan kita, dan mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk itu.

Yang kedua yaitu Mahârah al-Kalâm (keterampilan berbicara), keterampilan berbicara adalah kelanjutan dari keterampilan mendengar. Kedua keterampilan ini saling terkait. Orang yang pendengarannya baik dimungkinkan untuk dapat berbicara dengan baik pula, sebaliknya orang yang tidak dapat mendengar dengan baik tidak akan dapat berbicara dengan baik. Oleh karena hubungannya yang sangat dekat dengan pembelajaran keterampilan mendengar, maka dalam melaksanakan pembelajaran Mahârah al-Kalâm seorang pengajar bahasa Arab dapat memilih topik-topik yang sederhana dan dekat dengan dunia mahasiswa sebelum topic tersebut meningkat sesuai dengan tingkat kesulitannya.

Yang ketiga yaitu Mahârah al-Qirâah (keterampilan membaca), agar memiliki keterampilan membaca yang baik dibutuhkan kecermatan tersendiri. Hal ini dikarenakan membaca merupakan kegiatan memahami isi pemikiran penulis yang tentu saja tidak sedang berada dihadapan pembaca. Kegiatan menarik pemahaman tersebut lebih sulit dibandingkan dengan pengambilan pemahaman melalui proses pembicaraan atau dialog yang melibatkan langsung antara mutakallim (pembicara) dan sâmi' (pendengar), di mana proses dialog tersebut dapat melibatkan bahasa tubuh yang dapat membantu terjadinya kesepemahaman yang baik antara kedua belah pihak.

Yang keempat yaitu Mahârah al-Kitâbah (keterampilan menulis), keterampilan menulis merupakan keterampilan terakhir dalam beberapa keterampilan bahasa. Untuk menguasai keterampilan ini secara baik dibutuhkan penguasaan keterampilan bahasa sebelumnya dengan baik pula. Hal ini dikarenakan menulis merupakan kegiatan menuangkan isi pikiran dalam bentuk tulisan yang tujuannya untuk dapat dipahami oleh pembaca yang tentu saja tidak sedang berhadapan atau bahkan tidak satu masa dengan penulis. Seluruh aspek bahasa yang meliputi qawâ'id (penguasaan struktur), mufradât (kosa kata), adab (sastra), dan ikhtiyâr al-kalimah (pilihan diksi yang baik) sangat dibutuhkan dalam kegiatan menulis.

Dalam segala unsur dari kegiatan “Arabic Week” di atas dapat diperkirakan bahwa mahasiswa/i mampu mendalami hingga mempraktikan bahasa Arab yang sesuai dengan fungsi penggunaan bahasa itu sendiri. Semoga dengan kegiatan ini nantinya dapat menjadi acuan peningkatan bahasa asing bagi mahasiswa/i khususnya dalam berbahasa Arab. Âmîn Âllôhumma Âmîn

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image