Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Novita Ekawati

Kekecewaan dan Sakit Hati

Ekspresi | 2024-01-14 10:56:13
Oleh : Novita Ekawati

Mungkin kita tahu bahwa segala yang terjadi di muka bumi ini tak ada sedikitpun yang terlepas dari pandanganNya, karena semua dalam jangkauan ciptaanNya. Sudah seharusnya kita menjadi waspada di setiap aktivitas kehidupan karena selalu merasa di awasi meski tanpa CCTV sekalipun. Semua bisa dikendalikan dalam tanganNya tanpa sewenang-wenang sedikitpun.


Sudah seharusnya kita bersyukur atas hal itu, meski pada akhirnya kita tau bahwa Allah amat menyayangi hambaNya dan Allah mengetahui apa kekurangan yang dimiliki hambaNya.


Terkadang kita kecewa atas apa yang terjadi, dan kita marah dengan keadaan yang terjadi. Tapi tahukah kamu bahwa semua yang Allah beri tetaplah yang terbaik untukmu. Sebagaimana firmanNya,
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah maha mengetahui sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al Baqarah : 216)


Allah tidak pernah membedakan antara yang muda dengan yang tua, yang kaya dengan yang miskin, yang perempuan atau yang laki, semua sama di hadapan Allah subhana wa ta'ala. Sedangkan iman menjadi pembeda antara yang satu dengan lainnya.


Iman tak diwarisi, iman tak dapat dijual atau dibeli, namun iman dapat ditingkatkan sesuai dengan tingkat kemafhuman (kepahamanmu) terhadap janji-janji Allah padaMu.

Jika engkau percaya bahwa Allah selalu menjaga hambaNya di dalam setiap aktivitasnya, maka itulah yang akan terjadi Allah akan selalu menjagamu dan melindungi setiap langkahmu. Bahkan ketika kamu menangis sekalipun Dia akan menghibur dengan kasih sayang dan keindahan cintaNya.


Tidak bisa dipungkiri bahwa ketika kamu kecewa dan marah pada keadaan yang tak kamu inginkan adalah tanda sayangmu yang belum terungkap padaNya, karena kamu selalu berharap Dia yang selalu mencintaimu namun kamu lupa untuk membalas cintaNya dengan ketaatanmu. Wajar pada akhirnya kamu kecewa saat kamu menganggap Dia lupa padamu padahal kenyataannya kamulah yang melupakannya.


Di saat kamu berharap terlalu tinggi pada manusia, kamu hanya melihat sisi baiknya dan melupakan sisi buruknya. Namun saat kamu kecewa kamu akan mengingat semua sisi buruknya dan melupakan kebaikannya padamu. Begitupun kamu bersikap ketika kamu bertemu Rabb mu di dalam sholat dan ibadahmu. Kamu hanya menumpu pada cintamu yang semu, sedangkan kamu lupa cintamu padaNya yang hakiki sudah menghilang dan hampir tenggelam dalam kesemuan cintamu pada mahlukNya, tidakkah kamu melihat Dia sudah kamu abaikan bahkan lebih dari sekali tanda cintaNya kau abaikan.


Wajar pada akhirnya Dia marah karena kamu sudah menduakanNya dengan mahlukNya, sedangkan kamu hanya asyik melihat bahwa Dia sudah melukai hatimu dengan ketetapanNya yang membuatmu menangis dan marah.


Sungguh kejamnya cintamu yang mengabaikan aturanNya dan kelembutan kasih sayangNya, sedangkan ada berpuluh-puluh, berjuta-juta, bahkan bermiliar-miliar kasih sayangnya yang tak dapat kau hitung jumlahnya karena saking banyaknya cintaNya padamu. Dan kamu kecewa hanya karena satu hal yang tak kau suka terjadi padamu? Sungguh tak beradabkah dirimu terhadapNya, hingga kamu layak menyalahkanNya atas ketentuanNya yang sebenarnya untuk mengajakmu kembali padaNya.


Sadarlah kamu yang disana, hatimu terluka begitu kecil namun kamu menyalahkan Tuhan dengan begitu membabi buta dan tanpa peduli panggilanNya, sedangkan kamu mungkin sudah tak layak lagi untuk dicintaNya.
Wallahu a'lam bisshawab..


~~••~~••~~••~~••~~••~••~~••~~••~
*Intropeksi diri, muhasabah diri, sudahkah kita menjadi terbaik di hadapanNya ataukah menjadi terbuang karena keangkuhan dan kenafikanmu terhadap cintaNya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Komentar

Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image