Apakah Self-Care Penting?
Eduaksi | 2022-01-09 17:57:45Selama pandemi Covid-19 sekolah menerapkan pembelajaran daring sejak pertengahan maret 2020, sejak saat itu mulai sering terserap melihat layar ponsel maupun laptop bahkan bisa sampai enam jam, demi mengikuti proses belajar melalui, Google Classroom, Zoom, Whatsapp, dan aplikasi lain yang disediakan sekolah untuk proses pembelajaran daring. Pembelajaran daring, sebenarnya serta merta menyadarkan kita akan pentingnya Self-Care (perawatan diri) yang belum sepenuhnya disadari oleh sebagian Mahasiswa. Karena kegiatan pembelajaran daring bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun.
Terlebih lagi, di era dimana belum ada kepastian kapan pandemi ini akan berakhir, sehingga pembelajaran daring adalah kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi oleh seluruh masyarakat Indonesia. Namun, dibalik setiap sisi positif suatu hal, pastilah tersimpan sisi negatife, atau setidaknya kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi. Meskipun pembelajaran daring Mahasiswa dan Dosen dapat lebih rileks karena kegiatan pembelajaran berlangsung di rumah sendiri.
Umumnya, mereka mengalami stres karena jenuh dengan sistem belajar online yang terus menerus menatap layar ponsel maupun laptop. Apalagi mereka yang terbiasa sekolah offline. Keterbatasan fasilitas, seperti jaringan internet yang lemot atau alat elektronik yang kurang mumpuni, juga turut menyumbang stres Mahasiswa saat belajar online. Kalau Mahasiswa tatap muka, Mahasiswa biasa langsung bertanya ke Dosen jika ada materi yang belum dipahami. Sebenarnya stres saat belajar menjadi hal yang wajar terjadi pada saya sendiri.
Penyebab utamanya yaitu karena banyaknya tugas yang diberikan saat belajar secara daring. Bila stres tidak diatasi dengan baik, dapat menurunkan semangat belajar bahkan bisa mengganggu kehidupan sehari-hari. Bila sudah merasa stres saat belajar, sebaiknya istirahat terlebih dahulu, dan disinilah pentingnya penerapkan self-care (perawatan diri). Self-care bukan sekedar menjaga kesehatan fisik.
Oleh karena itu, mengkonsumsi makanan sehat saja tidaklah cukup. Segala sesuatunya bergerak begitu cepat di sekitar, sehingga manusia membutuhkan ruang untuk self-care (perawatan diri),dan beristirahat dari setiap kesibukan dalam kehidupan, mencegah timbulnya stres karena terkadang, rutinitas yang itu-itu saja membuat kita bosan. Sehingga tubuh pun seakan menolak untuk melakukannya.
Kata Helen L. Coons, psikolog kesehatan klinis, spesialisasi dalam kesehatan prilaku dan kesejahteraan wanita di Fakultas Kedokteran Universitas Fakultas Psikiatri di Aurora, Colorado. Mengatakan Self-Care yaitu melakukan perawatan untuk diri kita dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk diri sendiri, baik secara jasmani maupun rohani. Sayangnya banyak yang salah mengartikan hal ini sebagai suatu keegoisan.
Pikiran ini salah. Tidak hanya memperhatikan tugas kuliah, tetapi diri kita membutuhkan perawatan dan perhatian juga, agar kita tetap bisa menjadi pribadi yang produktif dan positif. Jadi ingat, Self-Care itu bukan suatu keegoisan ya. tetapi suatu cara yang membantu kita untuk tetap sehat secara fisik maupun mental. Berikut ini tiga langkah melalui Self-Care : Pertama. Meningkatkan Self-Esteem.
Kedua. Temukan hobi baru. Ketiga. Perhatikan pola makan sehat. Melakukan perawatan terhadap diri sendiri tidak mungkin dilakukan tanpa alasan. Self-Care dilakukan atas dasar ingin menghasilkan dampak positif yang dirasakan. kegunaan yang dapat dirasakan ketika melakukan Self-Care. Menjauhkan dari rasa setres. Sebagai makhluk hidup yang menjalankan rutinitas kehidupan, sudah pasti akan merasakan lelah di tengah-tengah kehidupan yang sedang dijalankan.
Istirahat sudah pasti dibutuhkan untuk melepas rasa lelah karena sudah beraktivitas seharian, namun istirahat cenderung hanya berdampak pada fisik saja Ketika sudah selesai istirahat, pikiranmu yang juga sebenarnya lelah tidak semudah itu untuk diistirahatkan. Beban pikiran akan selalu ada, namun bisa dikondisikan dengan cara merawat diri untuk menyehatkan kembali fisik dan batin mahasiswa yang lelah. Self care dapat Mahasiswa lakukan agar beban pikiran Mahasiswa tidak membludak dan berakhir menjadi stressed.
Ingat, Mahasiswa dapat dikatakan sehat apabila tidak hanya fisiknya saja, namun juga pikiran Mahasiswa yang tidak terpenuhi oleh beban. Self care akan sangat berkegunaan untuk menghindari rasa stress yang kapanpun bisa saja terjadi karena tugas yang membludak. Mahasiswa merupakan kelompok atau individual yang rentan mengalami masalah kesehatan pada mental sehingga berdampak juga pada kesehatan fisik dan sosialnya.
Banyak mahasiswa yang terhanyut dengan kejenuhannya atau rasa lelah dan stres tanpa adannya pencegahan dari diri sendiri. Berdasarkan pada artikel di atas. Selain itu faktor yang membuat mahasiswa jarang melakukan perawatan diri adalah karena malas. Maka dari itu judul pentingnya Self-Care bertujuan untuk mengajak mahasiswa melakukan kebiasaan merawat diri. Jika sudah terbiasa melakukan hal yang sering dilakukan maka alasan malas akan hilang dengan sendirinya.
.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.