Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhtar Lintang

Akukah Itu?........ Maaf Aku tak Mengenalku Lagi

Curhat | 2024-01-12 19:41:33

Bermaksud menikmati acara teve dengan santai....., berharap ada acara yang ringan dan lucu yang menghibur, namun saluran teve yang telah terpasang menyajikan "berita buruk" yang terjadi diseantero pelosok daerah, yang bila dirangkum ada dua hal menonjol yaitu kekerasan yang berujung pada luka atau kematian. Satu lagi kelompok kabar yang berisi sekitar masalah seksual yang masuk katagori kejahatan. Tetapi ada juga kabar yang menampilkan gabungan dari keduanya. Bila dicermati pelakunya beragam dari berbagai lapisan masyarakat.

Ada yang muda pun ada yang tua, tak hanya laki laki namun perempuan juga ada. Pendidikan tinggi seakan tak jua kasih penjagaan dari kejahatan kejahatan itu. Tak kurang pelaku bisa dari guru, ustadz, aparat rendahan maupun tinggi, atau orang biasa yang dianggap tak berilmu. Sepertinya itulah yang sedang berlaku, siapapun bisa dan mungkin menjadi pelaku kejahatan, seakan menegaskan memang dalam diri kita tertanam sifat buruk sekaligus jahat serta kebaikan di sisi yang lain.

Namun semua hal itu membuat kaget sekaget kaget nya, ketika sadar mereka semua pelaku adalah sosok manusia, artinya seperti diri ini. Sesaat tercenung terbersit tanya, "akukah itu?". Kesedihan seketika merayap menyelimuti hati, yang justru membangkitkan kenangan masa lampau ketika begitu kuat merasakan romantisme mengenal diri manusia, sekaligus mengenali diri sendiri.

Memutar ingatan masa itu, seingatku.....diri ini tampil ramah mempesona, hangat menyenangkan. Tidak ada rasa takut sesama, tiada menaruh curiga. Penuh senyum menawan tanda bersahabat. Masih terngiang pula sepertinya kata maaf merupakan bagian perekat kehidupan, pencegah berpecah belah. Namun kabar dalam berita itu menghapus ingatan indah itu, menyisakan guratan horor menyeramkan di atas watak yang sebenarnya memiliki kelembutan dan keindahan.

Bagaimana tidak lahir kecurigaan, ketakutan dan kewaspadaan berlebih bila ada suami tega menganiaya istri, anak tidak lagi berbakti kepada orang tuanya dengan melampaui kata "hus", bahkan menyiapkan penjara bukan sekedar kata untuk membalas kasih sayangnya. Abang ojol mencurigai penumpangnya, pun sebaliknya, dengan prasangka. Laki laki membunuh laki laki lainnya, untuk mempertahankan sedikit rupiah yang diperselisihkan. Laki laki membunuh wanita karena berebut asmara, karenanya jua tak jarang wanita sanggup menghabisi lelaki.

Ganteng dan cantik rupa belum tentu berperangai indah, tak seindah rupanya. Wajah indahku hanya sekedar bedak tipis yang bisa luntur sewaktu waktu berubah menjadi belepotan, bak nenek sihir jahat. Maafkan aku....., aku tak mengenalku lagi. Banyak ungkapan kata menuntun pada kesejatianku tak sanggup mengembalikan pengenalan atasku lagi.

Watak sabar sepertinya pernah mampir dalam diriku, namun lingkunganku tidak merasakan itu. Murah hati yang dulu diajarkan leluhur dan hampir menjadi nilai hidup tak lagi sanggup mengentaskan mereka yang papa dan nelangsa. Kasih sayang yang jadi kekayaan awal untuk hidup berkawan, bersahabat damai berdampingan tak cukup untuk membatalkan lemparan bom pembunuh sesama, walau tangis bocah menghiba.

Sungguh aku tak mengenalku lagi, entah bagaimana aku akan menemukan ku lagi, disaat wajah yang dulu telah hanyut dalam kobaran nafsu angkara.

https://static.republika.co.id/uploads/member/images/news/240112192903-773.jpghttps://static.republika.co.id/uploads/member/images/news/240112192903-773.jpg

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image