Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Antoneta Manginsela

Warisan yang Hidup: Memahami Tradisi Unik dari Suku di Afrika Selatan

Edukasi | Thursday, 11 Jan 2024, 16:47 WIB

Afrika Selatan merupakan sebuah negara yang memikat hati dengan kekayaan budaya dan warisan yang mempesona. Negara multikultural ini terletak di semenanjung selatan Benua Afrika. Di sini, keanekaragaman budaya dan sejarah menyatu dalam harmoni yang luar biasa, menjadi rumah bagi berbagai suku dengan tradisi-tradisi unik.

Wanita desa suku Afrika Selatan

Berbagai Tradisi Unik dari Suku-Suku Afrika Selatan

Koentjaraningrat mendefinisikan suku sebagai kelompok sosial yang memiliki kesatuan budaya dan terikat oleh kesadaran, serta identitas yang memperkuat masyarakat itu sendiri. Saat ini, Afrika Selatan adalah negara dengan populasi terbesar ke-24 di dunia. Terdapat banyak tradisi menarik dari berbagai suku di Afrika Selatan yang dapat dijelajahi.

1. Festival Tari Buluh suku Zulu

Suku Zulu merupakan etnis paling terkenal dan terbesar di Afrika Selatan. Mereka memiliki tradisi unik bagi masyarakat awam, yakni Tari Reed atau Umhlanga. Para wanita harus telanjang dada dan mengikuti tes keperawanan dengan menggunakan buluh yang dipercaya melambangkan kepolosan seorang wanita. Setelah lulus tes keperawanan, wanita muda yang belum menikah akan membawa buluh tersebut saat menari dan bernyanyi di hadapan raja. Mereka bertelanjang dada dan mengenakan aksesoris tradisional yang dihiasi manik-manik. Jika buluh patah saat menari di depan raja, maka menunjukkan bahwa wanita itu berbohong dan sudah tidak perawan. Upacara Tari Buluh dianggap sebagai upaya untuk memastikan bahwa gadis-gadis muda tetap perawan sampai mereka menikah. Upacara ini juga digunakan oleh Raja Zulu untuk mengingat pentingnya memerangi HIV/AIDS.

2. Ritual Ulwaluko bagi Laki-Laki suku Xhosa

Masyarakat Xhosa di Afrika Selatan memiliki warisan budaya yang berakar pada tradisi dan ritual mereka. Salah satunya adalah ritual inisiasi peralihan bagi anak laki-laki Xhosa saat mereka menuju dewasa yang disebut ritual Ulwaluko. Ritual ini biasanya berlangsung ketika anak laki-laki Xhosa mencapai usia remaja antara usia 16-18 tahun. Inti dari ritual ini adalah tindakan sunat yang melambangkan penghapusan “kekotoran” saat masa kanak-kanak. Pemuda yang sedang menjalani ritual diisolasi dari masyarakat selama periode inisiasi. Selama masa tersebut mereka mendapatkan pembelajaran tentang norma sosial, prinsip dan tanggung jawab yang diharapkan dari seorang pria dewasa Xhosa. Upacara puncak dari ritual ini adalah Ukundzabela atau pemuda yang telah menjalani inisiasi dihadirkan kembali dalam masyarakat dan diakui sebagai pria dewasa yang dihormati.

3. Tradisi semi-nomaden suku San

Siapa sangka sampai saat ini masih ada suku yang hidup nomaden, salah satunya Suku San atau Bushmen yang merupakan suku tertua dan terbesar di Afrika. Meskipun bahasa dan gaya hidup telah berubah seiring bergantinya zaman, mereka tetap hidup dan mempertahankan tradisi semi-nomaden yang dimiliki sejak dulu. Mereka tidak bercocok tanam maupun beternak hewan, maka dari itu suku San berpindah ke daerah tertentu secara musiman berdasarkan ketersediaan sumber daya, seperti air dan makanan. Sering kali mereka pindah dari satu tempat ke tempat lain mengikuti migrasi binatang buruan atau menghindari musim kering yang panjang. Mereka pandai untuk membaca tanda-tanda alam dalam menentukan keberadaan binatang buruan, sumber air, dan kondisi cuaca. Kemampuan mereka untuk berpindah-pindah tempat menjadi kunci kelangsungan hidup dalam kondisi lingkungan yang sulit.

4. Rumah Lukis suku Ndebele

Salah satu tradisi unik dari suku ini adalah rumah lukis, dimana rumah mereka dihiasi dengan pola geometris yang rumit dan warna yang mencolok. Hal ini merupakan bagian dari seni mural tradisional suku Ndebele, karena bukan hanya sebagai dekorasi visual saja, tetapi menjadi cara untuk mengekspresikan identitas, status sosial, dan kebanggaan suku Ndebele. Berawal dari penindasan yang sering dialami suku Ndebele di zaman dulu membuat suku ini mulai menggunakan simbol ekspresif untuk berkomunikasi antar satu sama lain.Tradisi ini telah diturunkan dari generasi ke generasi oleh setiap ibu dalam keluarga. Wanita Ndebele bertanggung jawab atas lukisan-lukisan yang digambar di dinding rumah

Keunikan suku-suku Afrika Selatan tidak hanya memberikan kekayaan budaya bagi negara ini, tetapi juga menjadi jendela yang memungkinkan kita memahami kaya akan kompleksitas dan keindahan perjalanan sejarah dan identitas manusia di benua Afrika.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image