Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image jok

Studi: Diet Kaya Cokelat dan Soda Jelek untuk Kesehatan

Gaya Hidup | 2024-01-05 15:00:54

BUKAN rahasia lagi bahwa terlalu banyak konsumsi gula dan lemak jenuh tidak baik untuk kesehatan.

Cokelat jadi salah satu makanan yang digemari banyak orang. Foto: Reuters via republika.co.id.

Pertanyaannya sekarang, kombinasi makanan seperti apa yang membuat kita berisiko lebih besar terkena penyakit jantung dan kematian di usia paruh baya?

Penelitian Universitas Oxford, yang dipublikasikan secara online di BMC Medicine, menyebut bahwa diet yang kaya akan cokelat dan kue kering, mentega, gula, soda, dan jus buah — dan rendah buah serta sayuran segar — adalah yang terburuk.

Begitu juga diet tinggi minuman manis, cokelat dan permen, gula serta pengawet

“Memberi tahu orang-orang bahwa mereka perlu mengurangi asupan gula sangat membingungkan, dan itu mungkin bukan pesan yang tepat,” kata penulis penelitian, Carmen Piernas, yang juga seorang dosen-peneliti di bagian ilmu kesehatan perawatan primer.

Oleh sebab itu, dia dan timnya memutuskan untuk melihat hasil diet dan kesehatan bukan dalam kaitannya dengan nutrisi khusus yang harus dibatasi, tetapi dalam kaitannya dengan makanan tertentu.

Tim peneliti menggunakan UK Biobank, database dari hampir 117.000 orang dewasa dari Inggris yang direkrut antara tahun 2006 dan 2010 ketika mereka berusia antara 37 dan 73 tahun.

Responden penelitian melaporkan sendiri diet mereka antara dua dan lima kali. Peneliti mengidentifikasi kelompok makanan dan nutrisi. Catatan rumah sakit dan catatan kematian digunakan untuk menghitung tingkat penyakit jantung dan kematian.

Menurut Piernas, responden dikelompokkan berdasarkan makanan yang mereka makan. Orang-orang yang dietnya banyak cokelat, permen, mentega, dan roti putih memiliki risiko penyakit jantung 40% lebih tinggi dan risiko kematian dini 37% lebih tinggi, kata Piernas.

Mereka yang berada dalam kelompok minuman manis memiliki risiko penyakit jantung 14% lebih tinggi dan risiko kematian 11% lebih tinggi, meskipun Piernas mengatakan kaitannya kurang jelas dibandingkan dengan kelompok lain. Penelitian ini hanya menemukan keterkaitan ketimbang hubungan sebab-akibat.

“Mungkin pentingnya penelitian ini adalah berhenti berbicara tentang gula dan lemak dan mulai berbicara tentang cokelat, permen, roti putih, mentega, dan keju berlemak tinggi. Itulah yang perlu kami sampaikan kepada orang-orang. Jika mereka memiliki pola makan yang tinggi dalam hal-hal tadi dan rendah buah-buahan dan sayuran, mereka lebih mungkin mengembangkan penyakit jantung dan meninggal lebih awal,” bebernya, sebagaimana dikutip kantor berita UPI.

“Diet yang buruk ini membuat tubuh mereka bertambah berat, dan menempatkan mereka pada risiko penyakit jantung,” tambahnya.

Meski demikian, menurut Piernas, penelitian ini melibatkan orang-orang dari Inggris, jadi temuannya mungkin saja berbeda di belahan dunia lain.

Piernas menyatakan makanan lain yang disebut-sebut kurang sehat — seperti ikan goreng tepung, camilan gurih, daging olahan dan daging merah — juga muncul dalam penelitian ini tetapi berkontribusi pada tingkat yang lebih rendah.

Whitney Linsenmeyer, juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics, menanggapi penelitian ini.

Menurut Linsenmeyer, mungkin menakutkan bagi orang untuk memikirkan makanan tertentu dalam kaitannya dengan hasil kesehatan yang buruk atau bahkan kematian.

“Saya pikir jauh lebih penting untuk menekankan bahwa semua makanan ini pasti bisa masuk ke dalam pola diet yang sehat. Kita tidak harus menghindari makanan-makanan tadi sepenuhnya, tetapi juga tidak ingin diet kita tinggi dalam makanan-makanan tersebut. Moderasi adalah resep yang sebenarnya,” kata Linsenmeyer, yang juga asisten profesor nutrisi dan ahli diet di Saint Louis University di Missouri”

“Bagi saya, diet sehat juga memasukkan pola pikir yang sehat dan hubungan kita dengan makanan di mana kita dapat menikmati sebagian dari kesenangan ini dan tidak merasa bersalah karenanya,” ungkap Linsenmeyer.***

Sumber: United Press International

--

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image