Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fakhruddin Arrozi

Malu Adalah Tabiat Muslimah

Agama | Thursday, 04 Jan 2024, 11:46 WIB
Sumber Foto: Pinterest

Rasulullah saw. menyebut wanita sebagai aurat dan malu adalah tabiatnya.

Pada dasarnya rasa malu adalah akhlak mulia yang dapat memotivasi manusia untuk meninggalkan keburukan. Dan Rasulullah saw. merupakan teladan ideal dalam menerapkan rasa malu. Sampai-sampai Abu sa’id al-Khudri mensifati beliau sebagai seorang pemalu melebihi gadis yang sedang dipingit.

Banyak riwayat yang melukiskan sosok Rasulullah saw. sebagai seorang yang pemalu. Allah swt. pun tak segan-segan menyebut beliau 'wa innaka la’ala khuluqin ‘adzim' yang berarti sesungguhnya kamu benar-benar budi pekerti yang agung. Sehingga dengan meneladani beliau seorang muslim akan mendapatkan kebaikan serta kemuliaan dari Allah swt.

“Malu itu tidak mendatangkan sesuatu melainkan kebaikan semata-mata.” dan “Malu itu kebaikan seluruhnya.”, demikian sabda Rasulullah saw.

Selain itu beliau saw. juga bersabda bahwa malu adalah salah satu cabang iman. “Iman memiliki lebih dari tujuh puluh atau enam puluh cabang. Cabang yang paling tinggi adalah perkataan ‘Lâ ilâha illallâh,’ dan yang paling rendah adalah menyingkirkan duri (gangguan) dari jalan. Dan malu adalah salah satu cabang Iman.”

Sungguh ciri khas muslimah itu tulus, salehah, sopan, lembut dan sensitif, tidak berkata dan berbuat sesuatu yang dapat menyakiti orang lain, atau mengoyak martabat mereka.

Dengan demikian, sifat malu yang melekat dalam tabiat seorang muslimah akan menghalanginya untuk melakukan pelanggaran-pelanggaran syariat dan menghalanginya pula dari perbuatan buruk kepada orang lain.

Sesungguhnya muslimah sejati rasa malunya karena Allah swt. Dengan iman di dada, mereka akan malu untuk berlaku tidak adil. Karena malu adalah cabang dari keimanan.

Oleh karena itu, malu adalah sifat utama yang harus dimiliki oleh seorang muslimah, karena sifat malulah yang membedakan antara wanita Islam dan wanita non Islam.

*Diambil dari buku Syakhsiyyah al-Mar’ah al-shalehah karya al-Hasyimi: 2002*

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image