Peran Pendidikan dalam Menghindari Perilaku Seksual di Kalangan Remaja
Eduaksi | 2024-01-02 09:50:05Masa remaja adalah tahap peralihan dari masa anak-anak menuju kedewasaan. Remaja mulai mandiri dan mengalami perubahan di bidang fisik, mental, emosi dan sosial. Tiga aspek perkembangan remaja adalah fisik, sosial dan kepribadian. Remaja penasaran tentang banyak hal, salah satunya adalah seksualitas.
Remaja yang belum menikah melakukan perilaku seksual karena dorongan seksual atau untuk merasakan kenikmatan pada organ seksual dengan cara-cara seperti masturbasi, berpegangan tangan, berciuman, berpelukan, membelai, berhubungan seks. Data menunjukkan bahwa banyak remaja yang terlibat dalam berbagai bentuk perilaku seksual, termasuk berpegangan tangan, berpelukan, dan berciuman.
Penyebab maraknya perilaku seksual pada remaja sebagian besar salah satunya disebabkan oleh penyalahgunaan internet. Internet sering disalahgunakan oleh remaja untuk mengakses pornografi, padahal banyak dari mereka sebenarnya sedang mencari bahan untuk tugas. Pola asuh orang tua juga memengaruhi perilaku seksual remaja yang berpacaran. Menurut penelitian yang dikutip oleh Kartika & Budisetyani (2018), terdapat korelasi positif antara pola asuh otoriter orang tua dan perilaku seksual remaja. Artinya, semakin otoriter pola asuh orang tua, semakin tinggi perilaku seksual remaja. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa komunikasi seks yang lebih baik antara ibu dan anak remaja dapat mengurangi perilaku seksual berisiko, sebagaimana disampaikan oleh Yuliati & Ungsianik (2017) yang mengutip penelitian Haywood. Selain itu, pengetahuan kesehatan remaja tentang penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS, gonore, dan penyakit menular seksual lainnya juga dapat memengaruhi prevalensi perilaku seksual.
Meningkatnya jumlah perilaku seksual pada remaja mempunyai berbagai dampak negatif bagi Kesehatan, seperti penyakit menular seksual. Remaja yang tidak tahu tentang masa subur cenderung tidak sadar akan bahaya kehamilan dini dan sering melakukan aborsi yang semakin banyak setiap tahun. Hal ini merusak kesehatan alat reproduksi remaja. Remaja yang tidak paham tentang masa subur harus diperhatikan karena perilaku seksual mereka masih bisa menyebabkan kehamilan.
Pada masa remaja, individu mulai merasakan kesulitan, kebimbangan dan sedang berusaha untuk menemukan identitas dirinya. Proses ini menuntut bimbingan dari orang tua ataupun guru. Oleh karena itu, pentingnya bagi para remaja untuk mendapatkan edukasi mengenai perilaku seksual atau sex education disekolah maupun di lingkungan sekitar. Edukasi ini perlu diadakan secara rutin di sekolah-sekolah agar para remaja mengetahui dengan jelas dampak negatif dari perilaku seksual, mulai dari dampak negatif bagi Kesehatan, dampak negatif dalam lingkungan sosial, hingga dampak negatif dalam beragama.
Dengan demikian pentingnya bagi orang tua dan guru untuk lebih mendekatkan diri kepada anak-anak remaja agar mereka dapat lebih terbuka untuk menghindari perilaku seksual dikalangan remaja. Dan pentingnya memberikan pengertian lebih atau sex education bagi anak-anak terutama anak pada masa remaja.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.