Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nayla Septiara Rosandi

Lingkungan dan Orang Tua Memainkan Peranan Penting Pada Perilaku Seksual Anak, Kenali Pengaruhnya.

Eduaksi | Saturday, 30 Dec 2023, 21:25 WIB
https://www.pexels.com/photo/two-person-hold-hands-633488/" />
Sumber Foto: https://www.pexels.com/photo/two-person-hold-hands-633488/

Zaman sekarang sudah tidak heran bila melihat sepasang kekasih remaja melakukan kontak fisik, seperti berpegangan tangan, berpelukan, hingga mencium pipi atau kening satu sama lain dan masih banyak lagi. Beberapa tingkah laku tersebut merupakan sebuah perilaku seksual pranikah. Terjadinya tingkah laku tersebut karena terjadinya perubahan masa anak-anak ke masa dewasa bagi anak dan juga di karenakan terjadinya perubahan sosial yang cepat. Tingkah laku tersebut secara norma bukan lah hal yang salah untuk dilakukan, tetapi terkadang terdapat orang yang merasa tidak nyaman melihat tingkah laku seperti itu. Bahkan ada kalimat popular yang biasa di tujukan untuk sepasang kekasih yag melakukan tingkah laku itu di publik, kalimat tersebut ialah “Dunia cuma milik mereka berdua, yang lain ngontrak”.

Tetapi itu bukan inti dari artikel ini, tujuan di buatnya artikel adalah untuk mengedukasi pembaca agar lebih memahami mengenai perilaku seksual pranikah pada remaja dan bagaimana lingkungan dapat mempengaruhi terjadinya perilaku seksual pada remaja, serta bagaimana peran orang tua dapat membantu anak mereka untuk memahami perilaku seksual.

Banyak masyarakat yang mengira perilaku seksual pranikah merupakan sebuah perilaku dimana dua orang melakukan hubungan seksual. Mereka tidak salah, tetapi hanya kurang tepat. Sejatinya Perilaku Seksual Pranikah merupakan sebuah perilaku yang mendapat dorongan dari hasrat seksual untuk lawan jenis atau sesama jenis yang terjadi sebelum adanya status menikah. Dan berhubung seksual merupakan salah satu dari berbagai macam perilaku seksual. Macam-macam perilaku seksual mencangkup, berpegangan tangan, berpelukan, berciuman (kissing), necking (mencium leher), petting (meraba bagian sesnsitif), oral seks, anal seks, dan intercourse.

Tanpa kebanyakan masyarakat tau, ternyata berpegangan tangan dan berpelukan merupakan salah satu perilaku seksual. Jadi ternyata perilaku seksual sudah sangat sering terjadi di sekitar kita tanpa kita sadari. Namun, apa teman-teman pernah bertanya-tanya selain hasrat seksual faktor apa lagi ya yang dapat mendorong terjadinya perilaku seksual pranikah? Berikut beberapa faktor yang mendorong terjadinya perilaku seksual pranikah.

1. Faktor Pengaruh Lingkungan Rumah.

Faktor lingkungan terdekat yang dapat menjadi pendorong suatu perilaku seksual ialah lingkungan rumah. Dari bagaimana orang tua berperilaku di sekitar anak, bagaimana orang tua mengedukasi anak mengenai perilaku seksual, dan juga bagaimana lingkungan rumah kita seperti tetangga juga dapat menjadi faktor pendorong. Karena anak-anak dan remaja cenderung akan mengikuti perilaku dari orang-orang terdekat mereka dan mereka juga sudah berada di usia dimana mereka selalu merasa penasaran dan tanpa rasa takut ingin mencoba segala hal, jadi bila anak-anak dan remaja mendapatkan lingkungan terdekat mereka malakukan perilaku seksual, ada kemungkinan mereka juga akan melakukannya.

2. Faktor Pengaruh Lingkungan Sekolah atau Kampus.

Dari kedua lingkungan tersebut tentunya akan sangat berpengaruh dalam mendorong terjadinya perilaku seksual. Dalam lingkungan sekolah, kebanyakan remaja yang memiliki kekasih akan merasa FOMO (Fear Of Missing Out) bila mereka sedang bersama kekasih tetapi tidak berpegangan tangan dan lain-lain, namun, hal ini tidak selalu terjadi. Dan alasan dapat terjadi dalam lingkungan kampus ialah karena, lingkungan kampus sudah terbilang lebih bebas dibandingkan dengan lingkungan sekolah, sehingga remaja akan mendapat kebebasan untuk melakukan hal yag mereka mau. Dalam lingkungan kampus juga sudah tidak heran bila terdapat teman yang pernah melakukan hubungan intim.

3. Faktor Pengaruh Sosial Media.

Sosial media sudah seperti menjadi sahabat sejati bagi remaja, dan sudah sangat jarang untuk menemukan remaja yang tidak menggunakan sosial media pada zaman ini. Dengan menggunakan sosial media, kita dapat tau mengenai banyak hal, mulai dari berita terkini, gossip yang sedang popular, trend yang sedang popular, dan masih banyak lagi. Perkembangan informasi dalam sosial media juga berkembang sangat pesat, jadi tidak heran bila terdapat remaja yang terpengaruh oleh sosial media akan hal-hal tertentu seperti melakukan perilaku seksual. Seperti yag sudah dijelaskan, remaja juga masih dalam tahap dimana mereka akan mengikuti perilaku masyarakat di lingkungan mereka, selalu merasa penasaran, dan tidak memiliki rasa takut. Dengan memiliki hal-hal tersebut, hasrat seuksual yang tinggi kerena sedang masa pertumbuhan dan dengan melihat apa yang ada di sosial media tentunya akan membuat remaja menjadi terdorong untuk melakukan perilaku seksual pranikah.

Edukasi mengenai perilaku seksual di Indonesia masih terbilang sangat minim. Dikarenakan hal tersebut, terdapat lah banyak kasus-kasus yang dapat merugikan beberapa pihak. Edukasi mengenai perilaku seksual tidak harus datang dari sekolah tetapi orang tua juga dapat mengambil peran untuk mengedukasi anak mereka mengenai perilaku seksual. Mungkin akan terasa sedikit canggung untuk membicarakan hal ini bersama anak tetapi agar menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, apa salahnya mencoba. Edukasi yang dapat dilakukan oleh orang tua tentunya seperti berbicara dengan tenang mengenai topik tersebut mengenai apa itu perilaku seksual, konsekuensi bila melakukan, dan apa yang harus dilakukan bila terjadi sesuatu, lalu orang tua juga dapat memberi pendapat sebagai orang tua, dan memberi wadah untuk anak menyuarakan pendapat mereka juga.

Dengan adanya edukasi mengenai perilaku seksual pada remaja, tentunya akan memberikan dampak yang besar bagi masyarakat. Seperti terhindarnya dari penyakit yang tidak diinginkan, terhindarnya kehamilan diluar nikah, dan masih banyak lagi. Edukasi dari orang tua dan sekolah-sekolah pastinya akan mmberikan dampak yang besar untuk anak, maka dari itu, ayolah kita tingkatan edukasi mengenai perilaku seksual untuk mneghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image