Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image jok

Tingkat Konsumsi Medsos Pengaruhi Kesehatan Mental

Gaya Hidup | Friday, 29 Dec 2023, 18:38 WIB
Medsos jadi bagian lekat kehidupan kita kiwari. Foto: Yogi Ardhi/Republika via republika.id.

MEDIA sosial saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita semua. Bahkan, tak sedikit yang menjadikan media sosial sebagai "rumah kedua".

Meskipun beberapa penelitian menunjukkan bahwa aktif di media sosial dapat meningkatkan suasana hati, penelitian lain menunjukkan bahwa aktivitas di media sosial juga berdampak negatif terhadap kesehatan mental, yang mengarah pada fenomena yang dikenal sebagai fear of missing out (FoMO).

Dalam sebuah penelitian anyar yang dilakukan oleh Julia Brailovskaia dan timnya dari Pusat Penelitian dan Perawatan Kesehatan Mental di Ruhr University Bochum, Jerman, dan German Center for Mental Health, muncul bukti baru mengenai dampak penggunaan media sosial terhadap kepuasan kerja dan kesehatan mental. Penelitian ini mengungkapkan wawasan yang menarik tentang hubungan antara penggunaan media sosial dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Tim peneliti merancang penelitian selama satu minggu yang melibatkan 166 partisipan yang bekerja di berbagai sektor, yang menghabiskan minimal 35 menit sehari untuk menggunakan media sosial yang tidak berhubungan dengan pekerjaan.

Para partisipan secara acak ditugaskan ke salah satu dari dua kelompok yang disediakan: satu kelompok melanjutkan kebiasaan media sosial mereka yang biasa, sementara kelompok lainnya mengurangi penggunaan media sosial mereka sebanyak 30 menit per hari selama tujuh hari.

Para partisipan mengisi kuesioner online sebelum penelitian, sehari setelah penelitian dimulai, dan satu minggu kemudian. Kuesioner ini memberikan data yang berharga mengenai beban kerja, kepuasan kerja, komitmen, kesehatan mental, tingkat stres, FoMO, dan perilaku yang mengindikasikan penggunaan media sosial yang membuat ketagihan.

Temuan tim peneliti mengungkapkan bahwa pengurangan penggunaan media sosial selama 30 menit setiap hari memiliki efek positif yang signifikan terhadap kepuasan kerja dan kesehatan mental. Julia Brailovskaia menyatakan bahwa para partisipan dalam kelompok ini merasa tidak terlalu banyak bekerja dan lebih berkomitmen dalam pekerjaannya daripada kelompok kontrol."

Selain itu, rasa FoMO para partisipan menurun, yang mengindikasikan berkurangnya kecemasan yang terkait dengan melewatkan acara-acara penting dalam jejaring media sosial mereka. Peningkatan ini bertahan setidaknya selama seminggu setelah penelitian berakhir dan, dalam beberapa kasus, bahkan meningkat dari waktu ke waktu.

Yang menggembirakan, para partisipan yang secara sukarela mengurangi penggunaan media sosial mereka terus mempertahankan kebiasaan tersebut bahkan setelah penelitian berakhir.

Brailovskaia menjelaskan bahwa otak kita tidak dapat mengatasi dengan baik gangguan yang terus-menerus dari suatu tugas. "Orang yang sering menghentikan pekerjaannya untuk mengecek feed media sosialnya akan lebih sulit untuk fokus dan mencapai hasil yang lebih buruk," katanya, seperti dikutip earth.com.

Dengan membebaskan waktu dari penggunaan media sosial, para partisipan memiliki lebih banyak kesempatan untuk memprioritaskan tanggung jawab pekerjaan mereka dan menghindari perhatian yang terbagi.

Temuan penting lainnya dari penelitian ini menekankan potensi dampak negatif dari penggunaan media sosial yang berlebihan terhadap hubungan interpersonal di tempat kerja.

Menghabiskan waktu yang berlebihan di media sosial dapat menghalangi interaksi tatap muka dengan rekan kerja, yang berpotensi menimbulkan perasaan terasing. Membatasi penggunaan media sosial dapat membantu mengurangi efek ini dan mendorong interaksi di dunia nyata di antara rekan kerja, serta menumbuhkan lingkungan kerja yang lebih mendukung.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh tim peneliti. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengurangan sederhana dalam konsumsi media sosial selama 20 hingga 30 menit setiap hari dapat mengurangi gejala depresi dan meningkatkan kesehatan mental secara keseluruhan.

Julia Brailovskaia menyarankan agar mengurangi penggunaan media sosial sebagai komponen dari pelatihan pelatihan bisnis, program kesehatan mental, dan intervensi psikoterapi sehingga dapat memberikan manfaat yang berharga bagi kesejahteraan dan performa kerja individu.

Hasil lengkap penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Behavior and Information Technology.***

--

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image