Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ariyandi

Pemikiran Islam Modern Jamaludin Al-afghani

Agama | Tuesday, 26 Dec 2023, 14:21 WIB

PEMIKIRAN MODERN ISLAM JAMALUDDIN AL-AFGHANI

Oleh: Ariyandi Mahasiswa UIN sunan gunung Djati Bandung

Prodi: sejarah peradaban Islam

Email: [email protected]

PENGANTAR

Jamaluddin Al-Afghani adalah seorang tokoh pembaharu dari Afghanistan yang memiliki pemikiran unik dalam menanggapi dominasi Barat terhadap Islam. Nama lengkapnya adalah Sayyid Muhammad bin Safdar al-Husayn, dikenal sebagai Sayyid Jamal-Al-Din Al-Afghani atau Al-Jamal Asadābādī-Din. Ia lahir di desa Asadābād dekat Hamadān, Iran, namun terdapat sumber lain yang mengatakan bahwa Asadabadi sebenarnya lahir di Asadabad, daerah provinsi Kunar di Afghanistan. Pada usia 12 tahun, Jamaluddin Al-Afghani telah menghafal Al-Qur'an, kemudian di usia 18 tahun, ia sudah mendalami berbagai bidang ilmu keislaman dan ilmu umum. Ia dikenal sebagai orang yang menghabiskan hidupnya demi kemajuan Islam.

Jamaluddin Al-Afghani merupakan aktivis politik, nasionalis Islam, pencetus perintis Islamisme dan Pan Islamisme. Ia juga dikenal sebagai salah satu tokoh yang memperjuangkan persatuan antara Sunni dan Syiah. Ia meninggal pada tanggal 9 Maret 1897 di Istanbul karena kanker rahang.

A. Bograrafi jamaluddin al-afghaniJamal al-Din al-Afghani (juga dikenal sebagai Sayyid Jamaluddin al-Afghani) adalah seorang pemikir, reformis, dan aktivis politik Islam yang lahir sekitar tahun 1838 di Asadabad, Provinsi Kunar, Afghanistan. Namun, tanggal kelahirannya tidak pasti dan ada beberapa ketidakpastian tentang detail kehidupan awalnya.Jamal al-Din al-Afghani dilahirkan di sebuah keluarga yang memiliki akar etnis dan budaya di wilayah Asia Tengah, dan ia sering diidentifikasi sebagai seorang "Afghani" untuk menggambarkan asal-usulnya. Meskipun latar belakang keluarganya tidak terlalu jelas, namun diyakini bahwa ia memiliki latar belakang pendidikan Islam yang kuat.Al-Afghani memiliki hubungan dengan sejumlah tokoh penting pada masanya, termasuk aktivis Mesir Muhammad Abduh, yang bersama-sama dengannya mempromosikan gagasan pembaruan dan rekonstruksi sosial dan politik dalam Islam.

B. Pemikiran jamaluddin al-afghaniJamaluddin al-Afghani, juga dikenal sebagai tokoh pembaharu dari Afghanistan, memiliki pemikiran yang unik dalam menanggapi dominasi Barat terhadap Islam. Beberapa pokok pemikirannya meliputi:Pan-Islamisme Pentingnya pendidikan dan peningkatan ilmu pengetahuan Pemikiran-pemikirannya mencerminkan upaya untuk menghadapi tantangan zaman dengan merangkul nilai-nilai Islam dan memainkan peran penting dalam menghadapi campur tangan asing serta mendorong gagasan modernisasi.

Pan-IslamismePan-Islamisme adalah gerakan politik dan sosial yang menganjurkan persatuan dan solidaritas seluruh umat Islam di seluruh dunia. Tujuan utamanya adalah untuk mencapai kesejahteraan dan kekuatan umat Islam melalui kerjasama politik, ekonomi, dan sosial. Ide ini muncul sebagai respons terhadap imperialisme dan kolonialisme Eropa di dunia Islam pada abad ke-19 dan awal abad ke-20.

Beberapa karakteristik dari Pan-Islamisme melibatkan:

  1. Solidaritas Umat Islam: Pan-Islamisme menganjurkan persatuan seluruh umat Islam di dunia, tanpa memandang perbedaan etnis, budaya, atau negara. Ide ini menekankan kesatuan umat Islam sebagai satu kesatuan politik dan sosial.
  2. Perlawanan Terhadap Imperialisme: Pan-Islamisme muncul sebagai reaksi terhadap imperialisme dan kolonialisme yang diterapkan oleh kekuatan Eropa di dunia Islam. Gerakan ini bertujuan untuk mengakhiri dominasi asing dan membebaskan negara-negara Islam dari perbudakan asing.
  3. Kerjasama Politik dan Ekonomi: Pan-Islamisme mendorong kerjasama politik dan ekonomi antara negara-negara Islam. Ide ini berfokus pada pembentukan aliansi politik dan ekonomi yang kuat untuk menghadapi tantangan bersama dan memajukan kepentingan umat Islam.
  4. Pentingnya Nilai-nilai Islam: Gerakan ini menekankan pentingnya nilai-nilai Islam dalam membentuk struktur politik dan sosial negara-negara Islam. Pan-Islamisme ingin melibatkan Islam secara lebih aktif dalam kehidupan masyarakat dan pemerintahan.

Pan-Islamisme telah menjadi faktor penting dalam sejarah politik dan sosial di dunia Islam. Meskipun tidak selalu berhasil mencapai tujuannya, gerakan ini tetap berpengaruh dalam membentuk kesadaran politik dan identitas umat Islam di berbagai belahan dunia. Beberapa gerakan politik modern yang berasal dari ideologi Pan-Islamisme mencoba untuk mencapai tujuannya melalui jalur politik dan diplomatik.Pentingnya pendidikan dan peningkatan ilmu pengetahuanJamal al-Din al-Afghani, seorang pemikir Muslim abad ke-19, merupakan figur kunci dalam sejarah pemikiran Islam modern. Salah satu aspek utama dari pemikirannya adalah penekanannya pada pentingnya pendidikan ilmiah dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Berikut adalah beberapa poin yang dapat melanjutkan pembahasan tentang hal ini:1. Pembebasan Intelektual: Al-Afghani percaya bahwa pembebasan intelektual adalah kunci kemajuan masyarakat Islam. Ia mengajukan bahwa masyarakat Muslim harus membebaskan diri dari keterbelakangan dan ketertinggalan dengan melibatkan diri dalam ilmu pengetahuan modern. Pendidikan ilmiah dianggap sebagai sarana untuk mencapai pemahaman yang lebih baik tentang dunia dan memajukan peradaban.2. Kembali ke Ajaran Islam yang Murni: Meskipun mempromosikan pendidikan ilmiah, al-Afghani juga menekankan pentingnya kembali ke ajaran Islam yang murni. Baginya, ilmu pengetahuan tidak harus bertentangan dengan nilai-nilai Islam, tetapi sebaliknya, harus membantu memperkuat dan memahami ajaran Islam yang sejati. Pendidikan ilmiah diarahkan untuk memberikan dasar yang kokoh bagi pemahaman agama.3. Menghadapi Tantangan Zaman: Al-Afghani menyadari bahwa umat Islam berada di belakang dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi pada masanya.

Oleh karena itu, ia mendorong umat Islam untuk menghadapi tantangan zaman dengan belajar dan mengadopsi ilmu pengetahuan modern. Hal ini dianggap sebagai cara untuk merevitalisasi kejayaan peradaban Islam yang dulu.4. Penekanan pada Pendidikan Universal: Al-Afghani menekankan bahwa pendidikan ilmiah tidak boleh terbatas pada kalangan tertentu saja, melainkan harus universal. Semua lapisan masyarakat harus memiliki akses dan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan ilmiah. Hal ini dianggap sebagai landasan untuk menciptakan masyarakat yang berpengetahuan dan adil.5. Peran Pemimpin Intelektual: Al-Afghani melihat bahwa pemimpin-pemimpin Muslim harus menjadi pionir dalam mendukung pendidikan ilmiah.

Pemimpin intelektual yang memahami nilai-nilai Islam dan memiliki pengetahuan tentang ilmu pengetahuan modern dianggap mampu membimbing umat Islam menuju kemajuan.Melalui pandangan ini, al-Afghani berusaha menyatukan tradisi intelektual Islam dengan tantangan dan kemajuan dunia modern. Pendidikan ilmiah dipandang sebagai alat untuk mengembalikan kejayaan dan memajukan masyarakat Muslim, sambil mempertahankan nilai-nilai fundamental agama Islam.

KESIMPULAN

Pan-Islamisme adalah gerakan politik dan sosial yang menganjurkan persatuan umat Islam di seluruh dunia untuk mengatasi dominasi asing, terutama imperialisme Eropa. Berfokus pada solidaritas umat Islam, gerakan ini menekankan kerjasama politik, ekonomi, dan nilai-nilai Islam guna mencapai kesejahteraan dan kekuatan bersama. Meskipun tidak selalu berhasil mencapai tujuannya, Pan-Islamisme tetap berpengaruh dalam membentuk identitas politik umat Islam dan memperjuangkan kemerdekaan dari intervensi asing.

Jamal al-Din al-Afghani menegaskan pentingnya pendidikan ilmiah sebagai kunci pembebasan intelektual umat Islam dari ketertinggalan. Sambil mendorong kembali ke ajaran Islam yang murni, ia merancang visi di mana ilmu pengetahuan modern dan nilai-nilai agama dapat saling mendukung. Pendidikan ilmiah dipandang sebagai sarana untuk menghadapi tantangan zaman, menciptakan masyarakat yang berpengetahuan, adil, dan diakses secara universal. Al-Afghani melibatkan pemimpin intelektual dalam upaya ini, melihat mereka sebagai agen utama dalam membimbing umat Islam menuju kemajuan dan kejayaan.

Daftar Referensi

Azhar, A. I. (2022). Pemikiran Islam Jamaluddin Al-Afghani. Bayani: Jurnal Studi Islam, 163-175.Muhammad Iqbal, A. H. (2017). Pemikiran Politik Islam; Dari Masa Klasik Hingga Indonesia Kontemporerr. Jakarta: Kencana.Nasbi, I. (2019). JAMALUDDIN AL-AFGHANI (PAN-ISLAMISME DAN IDE LAINNYA). Jurnal Diskursus Islam, 70-79.

https://images.app.goo.gl/6ZkZjzdDBhG4NbsZ6

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image