Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image jok

Hanya Sekitar 3 Persen dari Permukaan Bumi yang Secara Ekologis Masih Utuh

Kabar | Tuesday, 26 Dec 2023, 13:14 WIB

KONDISI Bumi yang kita huni saat ini sangat berbeda dari kondisi Bumi 500 tahun yang lalu. Ditaksir hanya sekitar 3% dari permukaan Bumi kita yang secara ekologis masih utuh — dan masih menjadi tempat bagi berbagai spesies asli serta tidak terganggu oleh aktivitas manusia. Demikian sebuah penelitian teranyar menyebutkan.

Hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal Frontiers in Forests and Global Change itu jauh lebih rendah dari perkiraan sebelumnya berdasarkan citra satelit, yang menunjukkan sekitar 20% hingga 40% ekosistem daratan Bumi masih utuh.

Pada penelitian itu, para ilmuwan melakukan survei ekstensif terhadap tutupan hutan dan hilangnya spesies untuk memahami lebih baik apa yang terjadi di bawah kanopi pohon-pohon dunia.

“Saya sangat terkejut melihat betapa rendah hasil sebenarnya,” kata Andrew Plumptre, seorang ahli biologi konservasi di Universitas Cambridge, seperti dikutip kantor berita Reuters. “Ini menunjukkan betapa langka tempat-tempat yang masih utuh. Sungguh menakutkan betapa kecilnya dunia dibandingkan seperti 500 tahun yang lalu,” tambahnya.

Sebagaimana diketahui, istilah ekosistem menggambarkan hubungan yang kompleks dalam suatu kawasan alami yang, secara keseluruhan, membantu mempertahankan keanekaragaman hayati yang sehat dan seimbang. Kehilangan hanya satu atau dua spesies kunci, seluruh sistem bisa berantakan.

Habitat yang masih asli saat ini, dengan jumlah spesies yang sama seperti pada tahun 1500 M, sebagian besar ditemukan di daerah yang dianggap kurang ramah bagi manusia, termasuk Gurun Sahara dan daerah dingin di Greenland dan Kanada utara.

Habitat utuh lainnya berada di daerah yang mengalami tekanan ekstrim akibat deforestasi dan pembangunan, termasuk bagian dari Amazon di Amerika Latin.

Penulis penelitian berpendapat bahwa kawasan ini harus menjadi prioritas untuk konservasi di masa depan. Meskipun saat ini, hanya 11% dari area ini yang dilindungi.

“Gagasan untuk fokus pada area yang masih utuh adalah agar kita tidak perlu bekerja untuk menghilangkan jejak kaki manusia,” kata Plumptre.

Beberapa ilmuwan mempertanyakan angka yang sangat rendah tersebut, seraya mengatakan bahwa hal itu dapat dikaitkan dengan penelitian yang menggunakan definisi yang sangat sempit dari “habitat utuh” — habitat yang memiliki koleksi lengkap hewan dan tumbuhan dalam sejarah.

“Kami membutuhkan langkah praktis untuk memastikan spesies dan ekosistem bisa bertahan,” kata Stuart Pimm, seorang ilmuwan konservasi di Duke University.

Dia juga mempertanyakan saran penulis penelitian untuk melindungi daerah yang masih utuh. Menurutnya, daerah beku maupun gurun bukan daerah yang paling melimpah dengan spesies. “Mendorong negara-negara untuk melindungi daerah terpencil, daerah berpenduduk jarang, tidak akan memberikan banyak manfaat bagi keanekaragaman hayati,” kata Pimm.

Upaya yang diinisiasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk melindungi 30% daratan dan perairan planet Bumi pada tahun 2030 telah mendapatkan momentum selama setahun terakhir, karena banyak negara, termasuk Amerika Serikat, telah berjanji untuk berkomitmen menyediakan lebih banyak lahan untuk kepentingan konservasi.

Beberapa ahli konservasi berpendapat bahwa tujuan konservasi dunia harus jauh lebih tinggi dari 30% untuk mencegah kematian massal spesies. Laporan PBB tahun 2019 memperkirakan sebanyak 1 juta spesies terancam punah karena aktivitas manusia.***

Sumber: Reuters

--

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image