Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Deffy Ruspiyandy

Orang Baik Bertemu Orang Baik dan Teruslah Mengalirkan Kebaikan

Agama | Tuesday, 26 Dec 2023, 11:01 WIB

Penulis teringat ucapan seorang ustad bernama Ucu Najmudin yang mengatakan maka jika kamu mampu menjadi orang baik maka akan selalu bertemu dengan orang baik dan setelah itu tentu akan selalu berada dalam kebaikan. Semua akan melakukan kebaikan selama mereka diberi kesempatan.

Membri makan untuk orang lain adalahs ebuah keb aikan (Dokumen Pribadi)

Kebaikan jelas bukan saja disukai sesama manusia tetapi itu pun sudah menjadi perintah Allah. Karenanya bagi mereka yang mampu melakukan kebaikan maka akan membahagiakan hatinya. Jika yang bersangkutan mampu melakukan kebaikan untuk orang lain maka sudah pasti dia pun akan selalu berbuat kebaikan untuk dirinya. Hakikatnya kebaikan adalah sebuah tindakan yang memberi manfaat untuk orang lain dengan memberi atau melakukan sesuatu dengan faedah yang dapat dirasakan.

Berarti untuk berbuat kebaikan itu terkait kesempatan pula. Sehingga jika kita ingin melakukan kebaikan terus diam saja maka kebaikan itu takkan terwujud. Benar niat baik saja mampu menghasilkan pahala walaupun dihitung satu. Tetapi yang lebih baik adalah adalah berusaha untuk terus mencari kebaikan yang dapat dilakukan setiap saat. Keuntungan melakukan kebaikan sendiri adalah dibalas dengan kebaikan dan juga akan diberi pahala pula oleh Allah SWT.

Sebagai contoh, penulis mendapatkan kabar ada kegiatan khitanan massal untuk anak-anak dari kalangan keluarga tidak mampu. Jika penulis sekedar tahu itu ada kegiatan tersebujt tetapi hanya sampai ada diri sendiri maka kebaikan itu takkan tersebar luas. Maka penulis kemduian sebarkan berita kepada wag yang ada dan juga berkeliling mengumumkan hal itu kepada orang-orang hingga akhirnya ada beberapa peserta yang mengukuti kegiatan itu.

Oleh sebab itu maka kebaikan itu sekecil apapun yang dilakukan maka takkan pernah sia-sia. Bagi orang tentu saja akan membahagiakannya karena terbantu dengan sesuatu sementara untuk yang melakukan kebaikan bkuan sedikit yang akan didapatkannya tetapi malah banyak dan itu akan terus menerus mengundang kebaikan yang lain bagi dirinya.

“Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya (kenikmatan melihat Allah). "Dan wajah mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) dalam kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya.” (QS Yunus [10]: 26).

Jadi bagi mereka yang selalu melakukan kebaikan tentu saja bukan saja mendapatkan penghargaan dari orang yang diberi kebaikannya. Dalam hal ini nyatanya Allah begitu menyukai orang-orang yang selalu melakukan kebaikan dalam hidupnya. Kebaikan adalah sesuatu yang membuat orang-orang bisa berbahagia. Orang yang melakukan kebaikan senantiasa hidupnya akan tenang dan bisa menghadapi kehidupan dengan dengan lapang dada dan jauh dari keluh kesah.

Studi yang dibuat oleh para peneliti dari Cambridge University, University of Plymouth, dan University of California LA menemukan fakta bahwa dengan melihat orang lain membantu orang lain akan muncul perasaan yang menyenangkan, sehingga menyebabkan kita ingin ikut membantu atau berbuat baik. Dengan berbuat baik, maka kita membantu dunia menjadi tempat yang lebih baik untuk ditinggali. (https://alazharpeduli.or.id).

Dengan demikian jika kita berbuat kebaikan kepada satu orang saja berarti sama dengan melakukan untuk banyak orang sehingga memunculkan ketenangan di dalam kehidupan yang dijalani. Tak mengherankan jika sebuah daerah banyak ditempati oleh orang-orang baik maka daerah tersebut akan indah keadaannya karena orang-orang yang ada di dalamnya sangat paham bahwa kebaikan yang dilakukannya adalah salah satu media untuk mengakrabkan sesama manusia dan membuat kehidupan semakin harmonis.

“Kebaikan ialah budi pekerti yang luhur, sedangkan dosa ialah sesuatu yang menimbulkan keraguan dalam hatimu, dan engkau tidak suka kalau hal itu diketahui orang lain (HR. Muslim).

Tentu saja mampu melakukan kebaikan maka kepada yang melakukannya dianggap sebagai orang yang memiliki akhlak mulia. Maka yang bersangkutan akan senantiasa untuk menjauhi perbuatan tercela karena itu akan merusak nama baiknya serta menmbulkan dosa ketika dia melakukannya. Orang yang baik dan senang melakukan kebaikan maka dia jelas akan berusaha menjaga dirinya dari keburukan dan akan istiqomah untuk melakukan kebaikan karena hal itu adalah modal berharga baginya di dalam menjalani kehidupan di atas dunia ini.

Bahkan ada pula orang yang sampai berani mengatakan jika kita mampu melakukan kebaikan dan lantas membuat bahagia orang lain apalagi terbantu dari kesusahannya maka Allah katanya tersenyum denga napa yang telah kita lakukan. Jika memang hal itu benar adanya maka berarti perbuatan baik adalah sesuatu yang sangat disukai oleh Allah dan senantiasa jika terus menerus dilakukan maka akan memberikan hal-hal yang berguna bagi orang lain.

Diriwayatkan dari Abu Musa r.a, dari Nabi SAW: Beliau bersabda, “Sesungguhnya perumpamaan teman baik dan teman jahat yaitu seperti teman penjual minyak harum dan teman pandai besi. Teman penjual minyak wangi adakalanya mengolesi minyak wanginya kepadamu atau kamu membeli minyaknya, atau kamu mendapatkan bau harum darinya. Adapun teman pandai besi, adakalanya membakar pakaianmu atau kamu mendapatkan bau busuknya (HR Muslim).

Semakin nyata adanya, tentu yang terbaik itu adalah terlebih dahulu menjadi orang baik dan kemudian lakukan kebaikan maka dengan begitu akan dimudahkan untuk bertemu dengan orang baik. Maka jika memang sudah bertemu dengan orang baik biasanya akan terbawa untuk melakukan kebaikan. Inilah keuntungannya karena jika orang baik bertemu orang baik maka akan terus memgalirkan kebaikan yang tiada henti karena itu sangat bermanfaat sekali bagi orang-orang yang hidup di atas dunia ini.***

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image