Usia Hanyalah Angka, Menanam Pohon tak Kenal Usia
Kabar | 2023-12-22 13:30:12Ketika semangat masih membara. Tatkala gairah masih ada. Dan ketika kemauan mengalahkan kemalasan. Maka tidak ada yang tidak mungkin. Semua bisa dikerjakan. Segalanya bisa dilakukan. Termasuk mendaki gunung untuk menanam pohon. Tak mau kalah dengan anak muda. Dengan gembira dan sisa - sia tenaga tuanya siap sedia menjalankan tugas menanam. Siap laksanakan Ndan! Salam Lestari!
Begitu barangkali gambaran dari salah seorang peserta senior yang ikut terlibat di kegiatan penanaman pohon di hutan Precet Toyomarto Singosari. Usianya sudah di atas angka lima puluhan. Rambut dan jenggotnya sudah memutih. Dan kaca mata minus melekat di kedua matanya. Tapi semangatnya masih tetap menyala seperti anak muda. Namanya pak Arip. Rumahnya di Tandes Manukan Surabaya barat, dekat dengan basecamp komunitas pendaki gunung Sahabat Giriwana (SGW). Pak Arip ini mewakili SGW terpilih sebagai peserta tertua yang menerima bibit pohon secara simbolis pada acara seremoni tanam pohon di KTH Wonosantri Singosari pada tanggal 9 -10 Desember 2023 silam.
“ Salam Lestari .. Salam Lestari..” begitu pekik pak Arip sambil mengepalkan tangan ke udara setelah menerima bibit pohon. Seakan menegaskan bahwa dirinya bersama peserta lain sudah siap menerima amanah untuk menanam bibit pohon yang telah diserahkan. Memang usia hanyalah angka, tapi rasa peduli akan kelestarian lingkungan menjadikan pak Arip rela jauh – jauh dari Surabaya datang ke Singosari Malang untuk ikut acara tanam pohon. Pak Arip ini memang sangat senang dengan kegiatan penanaman pohon. Dia sering mengikuti acara menanam pohon di gunung atau menanam mangrove di pantai bersama komunitasnya SGW.
Untuk sampai lokasi tanam pohon di hutan Precet harus ditempuh dengan berjalan kaki. Dari lokasi terakhir tempat parkir sepeda butuh waktu sekitar 2 jam. Jalur yang dilalui adalah area perkebunan kopi milik petani anggota KTH Wosantri. Pak Arip dan beberapa kawan teamnya terlihat berjalan beriringan. Sesekali dia harus berhenti istirahat di bawah pohon rindang untuk mengatur nafas. Sejenak berikutnya dia mulai melanjutkan ayunan langkah kakinya untuk tiba di tujuan melewati jalanan yang menanjak.
Ternyata peserta tanam pohon yang usia nya sudah di atas kepala lima bukan hanya pak Arip saja, banyak peserta lain yang sudah berusia di atas kepala lima. Mereka juga terlihat tetap semangat mengikuti kegiatan positif menanam pohon. Entah mengapa pelaksanaan tanam pohon kali ini berbeda dengan tanam pohon sebelumnya dimana peserta banyak didominasi oleh anak muda. Kali ini peserta senior terlihat lumayan banyak jumlahnya. Seakan menegaskan bahwa menanam pohon itu bisa dikerjakan oleh siapa saja. Menanam pohon untuk kelestarian alam adalah perbuatan mulia yang bisa dilakukan oleh semua orang tanpa memandang usia.
‘Usia Hanyalah Angka’, menjadi lebih bisa dipahami dalam konteks keterlibatan peserta senior di kegiatan tanam pohon ini. Walaupun di usia yang tak lagi muda, namun kemampuan fisik masih memungkinkan untuk memanggul bibit dan mengayunkan pacul menggali lubang tanam. Tentunya nikmat sehat yang mereka miliki ini adalah sebuah anugerah dari Allah swt. Dan ketika nikmat tubuh yang sehat ini digunakan untuk menebar kebaikan dengan menanam pohon tentunya akan lebih baik lagi. Sebuah pekerjaan mulia yang patut ditiru dan dilanjutkan oleh para generasi muda.
Lawang, 22 Desember 2023
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.