Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhammad Najib

Setiap Anak Berbeda, Berikan Pola Asuh yang Ideal kepada Anak!

Pendidikan dan Literasi | 2023-12-20 11:06:47

“Orang tua yang mengasuh bukan hanya sebagai orang tua semata, tetapi juga sebagai pengasuh utama. Memberikan pendampingan dan membantu anak untuk melewati masa-masanya dari anak-anak, remaja hinggal dewasa.” Kata Ayoe Sutomo, M.Psi.

Pernakah kalian berpikir jika seorang anak dari lahir hingga dewasa dapat pengasuhan orang tua yang baik, anak itu akan baik? Baik itu menurut saya situasional, dan berbeda untuk semua orang. Merasa diri kamu yang sekarang bukanlah bagian diri kamu? Kamu melakukan hal yang tidak baik dan memikirkan kalau ini semua salah orang tua. Nyatanya hal itu bukan pengaruh dari orang tua saja, tetapi dari luar juga bisa.

Tetapi pola asuh dari orang tua sangatlah penting. Bagaimana pengaruhnya ke anak terhadap pola asuh yang diberikan. Pola asuh yang ideal itu berbeda buat semua orang, ada yang harus dibebaskan, ada yang harus dikekang, atau ada yang harus diberi edilaso dari kecil kalau itu tidak baik. Hal seperti mengekang anak bukanlah pilihan yang bagus. Pengalaman dari sahabat saya sendiri yang membuat saya melihat ini sebagai masalah. Sahabat saya laki-laki, dilarang ketat ayahnya untuk tidak merokok dan ayahnya sangat marah jika ada anaknya yang merokok. Dia bercerita dia penasaran bagaimana rasa rokok. Yang di mana dia awalnya mencoba tetapi berakhir dengan kecanduan. Kecanduan tersebut dia sembunyikan dari ayahnya, sehingga dia selalu merokok diam-diam. Ternyata cerita tersebut dialami oleh banyaknya anak lain.

Menurut Prof Drs. Agoes Soejanto, anak berusia remaja yaitu pada usia 13-22 Tahun. Remaja harus siap dan mampu menjalaninya dengan sebaik mungkin, karena pada masa remaja banyak tantangan dan ujian. Jadi pola asuh yang baik bukan hanya soal membebaskan anak. Tetapi dengan adanya orang tua, mereka bisa membantu untuk menemukan jati diri anak sendiri. Perubahan sifat itu selalu ada hingga dewasa, namun sifat dasar seperti halnya egois itu susah untuk dirubah. Jadi orantua dan lingkungan sekitar anak, dan anak itu sendiri berperan besar untuk sifat anak yang akan timbul. Dengan pengasuhan orang tua yang salah, dan lingkungan sekitar yang buruk, anak tidak akan tahu mana yang baik dan buruk bagi diri sendiri.

Apakah mengekang anak adalah tindakan yang tepat? Pada zaman sekarang pengekangan anak bukanlah hal yang dilakukan untuk menuntun anak menjadi baik. Seperti saya, orang tua saya memberikan kebebasan, namun juga memberikan pengawasan dan nasihat. Ternyata diberi kepercayaan orang tua itu sangat menyenangkan. Saya ingin membuktikan jika saya akan mencoba untuk tidak menjadi liar seperti, merokok, ngevape, seks bebas, dan sebagainya. Bahkan itu terjadi hingga saya dewasa, saya menjauhi itu semua dari kehidupan saya.

Mungkin tidak semua anak sama, ada anak perlu diberi pengekangan supaya dijauhi. Namun memberi pengekangan di luar batas, membuat mereka benci kepada orang tuanya sendiri. Karena makin mereka dewasa, makin mereka memiliki pemikiran, kemauan, dan sebagainya yang membuat mereka akan memberontak dan merusak hubungan dengan orang tua sendiri. Namun dengan pola asuh yang tepat, bisa memberikan kedekatan dengan orang tua. Sekarang adalah waktunya mengubah pola asuh ke anak dan tidak menyamakan pola asuh yang sama ke anak lain.

Pertama, sadari perilaku dan sifat anak untuk mengenal anak. Anak memang akan selalu berubah karena mereka berkembang. Jadi melihat pertumbuhan anak adalah hal terpenting untuk melihat bagaimana mengasuhnya. Menurut Hurlock, remaja berasal dari kata “adolescense” yang artinya tumbuh, yang berarti tumbuh kematangan mental, fisik, emosional dan sosial. Saat masa remaja yaitu pada usia 12-18 tahun. Yang berarti perubahan emesional, sifat, dan sebagainya akan selalu berubah.

Mempelajari perkembangan anak memang tidak mudah. Karena sifat anak yang selalu berubah, Memang dari awal menjadi orang tua adalah sebuah pekerjaan yang membutuhkan persiapan mental, pikiran, dan lainnya. Jadi perlu diketahui orang tua harus tahu perkembangan anak.

Kedua, menghabiskan waktu dengan anak. Tidak diharuskan selalu bersama anak setiap jam. Bersama dengan anak saat mereka membutuhkan itu lebih penting untuk mandapatkan ikatan yang baik. Menurut Susan McHale “Kami percaya bahwa aktivitas menghabiskan waktu antara anak bersama dengan orang tuanya sangat penting untuk kesejahteraan anak pada masa remaja,"

Dengan menghabiskan waktu yang berkualitas dengan anak. Bisa membangun hubungan yang dekat dengan orang tua. Adanya waktu orang tua dengan anak, anak akan merasa mereka tidak sendiri dan menjadikan anak terbuka kepada orang tua. Memberikan waktu kepada anak juga merupakan wajiban orang tua kepada anak.

Ketiga, komunikasi yang efektif. Sudah banyak orang tua dengan berkomunikasi layaknya teman. Para orang tua seperti ini menganggap anak itu seperti teman, supaya anak tidak canggung dan bisa terbuka dengan orang tua. Pola asuh ini disebut pola asuh permisif. Yang menempatkan diri sendiri adalah sahabatnya si anak. Bahkan sahabat nabi pun ada yang melakukannya loh! Menurut Ali bin Abi Thalib untuk mendidik anak terdapat rumus yaitu, 7×3 dan disesuaikan dengan umur anak.

Inilah merupakan rumus 7×3 menurut Ali bin Abi Thalib dalam ilmu mendidik anak. Untuk umur 0-7 anak diperlakukan seperti raja. Dimaksudkan untuk bersikap lembut, dan tulus. Umur 7-14 memperlakukan anak seperti tawanan. Orang tua memberi aturan dan kewajiban untuk anak, namun tidak mengekangnya agar seimbang. Umur 14-21 memperlakukan anak seperti sahabat. Mendekatkan diri dengan anak sebagai temannya supaya anak bisa terbuka dengan orang tua.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image