Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image belvana sarah

Pembangunan Berkelanjutan : Prinsip dan Penghambat Bagi Seorang Teknik Sipil

Eduaksi | Tuesday, 19 Dec 2023, 06:25 WIB

Pendahuluan

Apakah Insinyur Sipil memainkan peran penting dalam pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan?

Lulusan teknik sipil memiliki tanggung jawab untuk merancang, membangun, dan memelihara infrastruktur yang memenuhi kebutuhan masyarakat serta meminimalkan dampak terhadap lingkungan. Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang direncanakan, dirancang, dibangun, dioperasikan, atau dinonaktifkan sedemikian rupa sehingga memastikan keberlanjutan ekonomi, sosial, lingkungan, dan kelembagaan sepanjang siklus hidupnya (Beksultanova et al., 2021)

Lulusan Teknik Sipil perlu memasukkan prinsip berkelanjutan ke dalam tiap tiap proyek yang tengah digeluti, melibatkan peran masyarakat, serta menjalin kerja sama dengan pemilik kepentingan lainnya untuk memastikan bahwa proyek infrastruktur tersebut akan dirancang, dibangun, dan dipelihara dengan cara yang memenuhi kebutuhan masyarakat serta diiringi dengan meminimalkan dampaknya terhadap lingkungan

Artikel ini akan membahas tentang Prinsip prinsip pembangunan berkelanjutan serta Masalah yang dihadapi oleh Lulusan Teknik Sipil dalam mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan tidak hanya fokus pada isu lingkungan, tetapi juga mencakup kebijakan ekonomi dan sosial sehingga dalam memahami prinsip pembangunan berkelanjutan tidak diharuskan atau dipusatkan pada lulusan teknik sipil saja melainkan difokuskan pemahamannya terhadap masyarakat luas.

Berikut ini adalah prinsip prinsip yang akan dibahas :

Prinsip - Prinsip Pembangunan Berkelanjutan

  1. Penerapan Quality Infrastructure Investment (QII)

Pelaksanaan QII adalah bentuk upaya untuk meningkatkan kualitas infrastruktur yang dibangun dengan memperhatikan aspek kualitas, keamanan dan lingkungan. QII juga mengait hal hal seperti pengembangan standar dan regulasi terkait infrastruktur, serta memperhatikan aspek keuangan dan manajemen risiko dalam pembangunan infrastruktur.

Misalnya dalam proyek pengerjaan jalan tol yang memperhatikan aspek keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan tol ke depannya, serta memberi perhatian pada dampak lingkungan emisi gas rumah kaca. Selain itu, QII juga memperhatikan pengembangan standar dan regulasi infrastruktur yang sedang dibangun, seperti standar mutu beton yang baiknya digunakan dalam pembangunan jalan tol 

  1. Penerapan Infrastruktur Hijau (Green Infrastructure): Penerapan Green Infrastructure / Green Building

Merupakan program atau konsep pembangunan yang sangat berfokus pada aspek lingkungan dan keberlanjutan, dengan memanfaatkan sumber daya alam secara bijak dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Hasil dari konsep Green Infrastructure yang saat ini telah terlaksana dan dapat dilihat/dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas contohnya ialah berupa taman kota, jalur sepeda di tiap pinggir jalan raya, pemanfaatan atap hijau, dan sebagainya.

Contoh nyata tersebut dapat dibahas secara konkrit seperti pembangunan taman kota yang memperhatikan aspek keberlanjutan, seperti dalam taman kota tersebut menggunakan atau telah ditanami tanaman yang ramah lingkungan dan efisiensi dari segi penggunaan/ pengonsumsian air.

Selain itu, infrastruktur hijau lainnya seperti jalur sepeda diharapkan dengan adanya jalur tersebut menaikkan minat dan keterlibatan masyarakat untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dengan cara mengguakan sepeda sebagai trasnportasi dengan notabene dapat meminimalkan penggunaan kendaraan bermotor

Serta penggunaan atau pemanfaatan atap hijau dari tiap tiap rooftop gedung yang berdiri diharapkan dapat menciptakan lahan pembuat oksigen, mengurangi emisi gas rumah kaca , juga dapat menyerap polusi udara yang berterbangan diatas gedung pencakar langit.

  1. Penerapan Circular Economy

Penerapan Circular Economy ialah suatu konsep ekonomi yang juga memperhatikan aspek lingkungan dan keberlanjutan, dengan meminimalkan penggunaan sumber daya alam dan memaksimalkan penggunaan kembali dan daur ulang bahan yang tidak digunakan lagi. Konsep ini tentunya akan melibatkan berbagai pihak, baik dari pemerintah, perusahaan swasta, maupun masyarakat luas.

Maksud dari konsep ini ialah dalam membuat suatu produk daur ulang diterapkan juga bahan dasar yang berasal dari daur ulang. Sehingga konsep nya secara garis besar ialah menciptakan produk daur ulang menggunakan bahan daur ulang.

Contohnya seperti penggunaan kertas daur ulang dalam pembuatan kemasan produk. Untuk menghasilkan suatu kemasan produk yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang, dalam pembuatannya menggunakan bahan dasar berupa kertas dari daur ulang. Selain itu, konsep ini juga dapat diterapkan dalam pengelolaan sampah. Banyak sekali sampah yang sebenarnya dapat diolah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat.

Misalnya seperti mangga yang telah busuk, mangga tersebut lazimnya dianggap sampah tak berguna semata yang berakhir membusuk lebih buruk di tempat sampah karena kurangnya SDM yang mengerti tentang konsep daur ulang sesungguhnya. Mangga yang telah busuk dapat dikumpulkan kemudian dipisahkan antara buah busuk dan bijinya. Untuk buah busuk tersebut dapat diproses menjadi pupuk organik sedangkan bijinya dapat ditanam kembali guna menghasilkan bibit baru pohon mangga yang nantinya dapat menjadi tumbuhan penghasil oksigen dan menyerap polusi lingkungan.

Setelah memahami prinsip prinsip pembangunan berkelanjutan, kita perlu memahami sebenarnya apa penghambat atau masalah yang dihadapi untuk mencapai Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia?

Penghambat atau Permasalahan mencapai Pembangunan Berkelanjutan

  1. Kesenjagan Infrastruktur di Indonesia

Meskipun negara yang kaya dan luas, nyatanya Indonesia menghadapi beberapa isu strategis dalam pembangunan infrastruktur berkelanjutan. Terjadinya kesenjangan infrastruktur Indonesia ialah bermula dari kurangnya pendanaan akan proyek infrastruktur di daerah daerah terpencil atau bahkan terisolasi. Daerah yang jarang dijamah sehingga tidak mendapat dana yag sesuai guna menciptakan infrastruktur yang layak dan sesuai standar nasional maupun standar pembangunan berkelanjutan

  1. Kurangnya koordinasi antara berbagai instansi dan pemerintah

Masalah lain adalah kurangnya koordinasi antara berbagai instansi pemerintah yang bertanggung jawab atas pembangunan infrastruktur, yang menyebabkan keterlambatan dan inefisiensi dalam pelaksanaan proyek. Tidak terlaksananya komunikasi yang baik antar berbagai pihak mengakibatkan koordinasi yang kurang untuk mencapai pembangunan berkelanjutan yang cepat dan tepat

  1. Indonesia rentan terhadap bencana alam

Indonesia juga rentan terhadap bencana alam yang dapat menyebabkan kerusakan infrastruktur yang signifikan dan menghambat upaya pembangunan berkelanjutan. Seperti yang diketahui Indonesia memiliki kekayaan SDA yang luar biasa namun tidak bisa dipungkiri kekayaan SDA seperti banyaknya gunung berapi yang aktif kemudian wilayah Indonesia yang did0minasi laut menjadi tantangan tersendiri terkait menciptakan infrastruktur yang tidak kalah dimakan bencana alam.

Kesimpulan

Artikel ini bertujuan memberikan wawasan tentang prinsip yang harus dimiliki serta tantangan nyata dalam mengimplementasikan pembangunan infrastruktur berkelanjutan di Indonesia. Selain itu, peran penting lulusan atau insinyur teknik sipil dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan berkelanjutan maupun infrastruktur hijau di Indonesia juga ditekankan, karena dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas berupa menciptakan lingkungan hidup dan ruang terbuka hijau sebagai jawaban konkrit terkait isu isu lingkungan dan sosial ekonomi.

Masyarakat luas dan khususnya bagi seorang lulusan/insinyur teknik sipil perlu dan harus dapat berkontribusi pada pembangunan infrastruktur berkelanjutan di Indonesia dengan memasukkan prinsip-prinsip desain berkelanjutan ke dalam proyek mereka. Ini termasuk penggunaan bahan yang ramah lingkungan, merancang serta membuat bangunan maupun infrastruktur yang memiliki konsep hemat energi, dan juga mengikut sertakan sumber energi terbarukan ke dalam suatu proyek maupun suatu desain bangunan.

Seorang teknik sipil juga amatlah perlu bekerja sama dengan masyarakat lokal guna memastikan bahwa proyek infrastruktur yang akan dirancang dan dibangun sesuai serta memenuhi kebutuhan mereka dan sesuai dengan budaya mereka. Selain itu, seorang teknik sipil juga perlu berperan dalam pengurangan risiko bencana dengan merancang infrastruktur yang tangguh terhadap bencana alam dan tahan terhadap cuaca ekstrem.

Pada akhirnya dengan menggabungkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, menelaah dengan baik penghambat atau permasalahan nyata yang ada serta bekerja sama dengan komunitas lokal Insinyur/Lulusan Teknik Sipil dapat memainkan peran penting dalam berkontribusi pada tujuan pembangunan berkelanjutan negara untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan berkelanjutan secara lingkungan dan sosial

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image