Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Evan Alfiansyah

Perkembangan AI yang Semakin Pesat : Baik atau Buruk?

Teknologi | Saturday, 16 Dec 2023, 10:43 WIB
https://cdn.corporatefinanceinstitute.com/assets/artificial-intelligence-768x384.jpeg

Sejarah singkat mengenai AI

Keberadaan AI ini pertama kali muncul pada tahun 1956 oleh John McCarthy yang menganalisa bagaimana cara kerja mesin agar dapat bernalar seperti layaknya manusia. Perkembangan AI ini sempat tersendat dikarenakan turunnya minat dan dukungan terhadap perkembangan teknologi yang dinamakan sebagai “musim dingin AI”. Namun, pada tahun 2000-an merupakan titik balik dalam kemajuan perkembangan komputer dan algoritma sehingga mencapai era baru dalam perkembangan AI.

Sebenarnya apa sih AI itu?

Siapa yang tidak tahu dengan AI? Artificial Intelligence (AI) adalah suatu kecerdasan buatan berbasis mesin yang diprogram untuk dapat berpikir dan bertindak layaknya manusia. Mesin-mesin ini dirancang untuk melakukan tugas-tugas seperti belajar, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan. Hampir setiap aspek kehidupan manusia sekarang tidak luput dari penggunaan AI, mulai dari sektor kesehatan hingga sektor hiburan. Menurut Rich and Knight (1991), “kecerdasan buatan (artificial intelligence) merupakan sebuah studi tentang bagaimana membuat komputer melakukan hal-hal yang pada saat ini dapat dilakukan lebih baik oleh manusia”. Dengan adanya AI ini dapat meningkatkan produktivitas dan kinerja manusia juga memberikan opsi pilihan yang lebih cerdas dan luas untuk masalah-masalah yang lebih kompleks.

Jenis AI yang paling umum digunakan di sekitar kita ialah Artificial Narrow Intelligence (ANI) atau yang sering orang bilang sebagai AI lemah atau AI sempit. Jenis AI ini memiliki cara kerja yang paling basic. AI ini memiliki memori yang terbatas dan bersifat reaktif terhadap perintah yang dalam artian bahwa AI ini hanya bisa berfokus pada satu perintah dan tidak mampu menggeneralisasi pengetahuannya atau keterampilannya ke area lain. Ai ini juga belum mampu meniru bahkan menyamai nalar manusia. Salah satu contoh penggunaan ANI disekitar kita ialah Alexa dari Google atau Siri dari Apple.

Berikut ini ialah jenis AI lanjutan yang digadang-gadang akan menyamai bahkan melampaui nalar manusia.

Artificial General Intelligence (AGI)

Artificial General Intelligence (AGI) ialah AI yang memiliki tingkat kecerdasan yang setara dengan manusia. AGI ini disebut juga sebagai AI kuat. AGI ini mampu menunjukkan kemampuan beradaptasi, kemampuan belajar dan kemampuan bernalar layaknya manusia. Bahkan AGI ini dapat berpikir, memahami, dan bertindak layaknya manusia normal. Menurut Sam Altman (2023), “AGI memiliki potensi untuk memberi semua orang kemampuan baru yang luar biasa; Kita dapat membayangkan sebuah dunia di mana kita semua memiliki akses untuk membantu hampir semua tugas kognitif, memberikan pengganda kekuatan yang besar untuk kecerdikan dan kreativitas manusia”. Bisa dibilang, proyek ini sangatlah ambisius dan sangatlah menguntungkan, mengingat AGI ini dapat menyamai nalar manusia.

Secara teori, kinerja sistem ini hampir mustahil untuk dibedakan dengan kinerja manusia. Namun, kapasitas intelektual AGI yang luas akan melebihi kapasitas manusia dikarenakan kemampuannya untuk dapat mengakses dan memproses kumpulan data besar dengan kecepatan luar biasa. Banyak ahli peneliti AI merasa skeptis bahwa AGI akan terealisasi dan mempertanyakan apakah itu benar-benar diinginkan. Contoh AI yang paling mendekati dengan AGI ini ialah IBM's Watson.

Tidak bisa dipungkiri jika proyek ini terealisasi akan menimbulkan resiko yang besar, seperti penyalahgunaan, kecelakaan drastis hingga gangguan sosial. Menurut Stephen Hawking (2014), dalam wawancaranya dengan British Broadcasting Corp. memperingatkan bahaya AGI, "Perkembangan kecerdasan buatan sepenuhnya bisa berarti akhir dari umat manusia," katanya dikatakan. “Ia akan lepas landas dengan sendirinya dan mendesain ulang dirinya dengan kecepatan yang terus meningkat. Manusia, yang dibatasi oleh evolusi biologis yang lambat, tidak dapat bersaing dan akan digantikan,”. Sangatlah wajar jika pengembangan ide ambisius ini dapat memunculkan kekhawatiran yang berlebih di kalangan masyarakat.

Artificial Super Intelligence (ASI)

Selanjutnya adalah Artificial Superintelligence (ASI), ASI ini diproyeksikan akan melampaui kecerdasan manusia dan memiliki kemampuan kognitif yang luar biasa. ASI ini disebut juga sebagai super AI atau AI supercerdas. Pembuatan ASI ini tidak luput dari pengembangan AGI, dengan kata lain peran AGI sangat krusial demi mewujudkan ASI. Namun, ASI masih hanya sebatas hipotesis. Dikutip dari laman techtarget.com, Tujuan di balik ASI adalah untuk melampaui kapasitas kognitif manusia, yang ditahan oleh batas kimia dan biologis otak manusia. ASI akan memiliki aplikasi di berbagai bidang, termasuk sains, keuangan, bisnis, perawatan kesehatan, pertanian dan politik. Kemampuan luar biasa ini akan diterapkan di kebanyakan ilmu disiplin dan sektor industri dan juga termasuk kemampuan kognitif, kecerdasan umum, kemampuan dalam memecahkan masalah, keterampilan sosial dan kreativitas. Contoh dari pengaplikasian yang paling mendekati ASI ini ialah Self-driving cars seperti Tesla.

Pengembangan ASI ini memunculkan kekhawatiran dan skeptisisme diantara para ahli bahwasannya proyek ambisius ini tidak akan pernah ada dan mereka pun menyerukan akan kekhawatiran dikarenakan ketidaksesuaian ASI dengan nilai moril manusia dan mengingat ASI memiliki kemampuan yang melampaui manusia, sistem ini mungkin dapat berperilaku dan bertindak dengan cara yang tidak dapat diprediksi atau dipahami oleh manusia. Sistem tersebut juga dapat meningkatkan dan memodifikasi dirinya sendiri, yang berarti mereka berpotensi mengubah teknologinya dengan cara yang tidak dapat dipahami atau dikendalikan oleh manusia sehingga menjadikannya sebagai ancaman bagi manusia.

Perkembangan AI yang semakin pesat disertai proyek-proyek ambisius seperti AGI dan ASI merupakan suatu kemajuan yang luar biasa. Di balik segudang dampak positif yang ditawarkan, tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan AI secara cepat nan ambisius ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan Masyarakat. Mulai dari meningkatnya angka pengangguran, etika dan moralitas yang tidak selaras dengan kode etik manusia, hingga rawan dijadikannya sebagai alat perang yang dipergunakan oleh negara berkepentingan. Maka dari itu, pentingnya bagi kita untuk selalu berpegang teguh dengan nilai moril yang kita pegang sedari dulu, demi menjaga eksistensi manusia kedepannya.

REFERENSI

Menurut Rich and Knight (1991), kecerdasan buatan (artificial intelligence) merupakan sebuah studi tentang bagaimana membuat komputer melakukan hal-hal yang pada saat ini dapat dilakukan lebih baik oleh manusia.

https://e-journal.uajy.ac.id/8837/4/3TF06569.pdf

artificial general intelligence (AGI)

https://www.techtarget.com/searchenterpriseai/definition/artificial-general-intelligence-AGI

artificial superintelligence (ASI)

https://www.techtarget.com/searchenterpriseai/definition/artificial-superintelligence-ASI

Narrow artificial intelligence: advantages, disadvantages, and the future of AI

https://online.wlv.ac.uk/narrow-artificial-intelligence-advantages-disadvantages-and-the-future-of-ai/

Menurut Sam Altman (2023), AGI memiliki potensi untuk memberi semua orang kemampuan baru yang luar biasa; Kita dapat membayangkan sebuah dunia di mana kita semua memiliki akses untuk membantu hampir semua tugas kognitif, memberikan pengganda kekuatan yang besar untuk kecerdikan dan kreativitas manusia.

https://openai.com/blog/planning-for-agi-and-beyond

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image