Bagaimana Menjaga Kesehatan Mental dengan Stoikisme?
Edukasi | 2023-12-16 06:59:48DEWI AGNI PUTRI SYAWALITA / 191221131
KOMUNIKASI KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Seperti kutipan lagu, “Kapan terakhir kali kamu dapat tertidur tenang? (renggang) Tak perlu memikirkan tantang apa yang akan datang di esok hari?.” dari lagu yang berjudul “Secukupnya” karangan Baskara “Hindia” sepertinya menggambarkan apa yang sering dialami oleh seseorang. Tertidur tapi cemas memikirkan hari esok akan seperti apa. Kecemasan merupakan salah satu gangguan mental diantara banyaknya gangguan mental yang lain. Karena gangguan mental tidak hanya berupa depresi. Gangguan mental bisa berupa frustasi, gangguan kecemasan, gangguan mood, obsessive-compulsive disorder (OCD) dan lain sebagainya. Maka dari itu penting untuk selalu menjaga kesehatan mental agar tidak mengalami gangguan mental.
Menjaga kesehatan mental dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti melakukan hobi yang disukai, berekreasi, berolahraga, memperdalam spritualitas melalui agama dan mencari ketenangan jiwa melalui filsafat. Bagi sebagian orang mendengar kata filsafat saja menganggap negatif kata tersebut “filsafat membuat orang jadi tidak percaya Tuhan”, “filsafat membuat orang menjadi gila”, pendapat tersebut tidak sepenuhnya benar. Karena ada salah satu aliran filsafat Yunani Kuno yang bisa digunakan untuk menjaga kesehatan mental. Aliran filsafat ini adalah Stoikisme yang didirikan oleh Zeno pada awal abad ke-3 SM di Athena, Yunani.
Stoikisme sejatinya adalah konsep kendali diri, suatu pandangan hidup yang fokus pada etika, logika, fisika, dan cara-cara untuk mencapai kebahagiaan dan kebijaksanaan dalam kehidupan sehari-hari .Tidak semua hal dapat kita kendalikan dan seringkali karena tidak bisa mengendalikan hal-hal tersebut membuat frustasi, dan ketenangan jiwa adalah hal ingin dicapai dari Stoikisme. Stoikisme disini mengajarkan bahwa meskipun kita tidak bisa mengendalikan hal-hal yang terjadi di luar kendali kita, tetapi kita masih memiliki kendali dalam meresponnya. Respon yang dapat kita berikan adalah dengan tetap berpikir positif, menghindari sifat cemburu, curiga, baper yang berkemungkinan menimbulkan rasa cemas atau khawatir. Oleh karena itu stoikisme yang mengajarkan kita untuk fokus pada hal yang dapat dikendalikan memberikan efek positif untuk kesehatan mental.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.