Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Debora Setiadi Dharmawan

Why Should Oral Sex Be Labeled as Dangerous?: Dampaknya Bagi Kesehatan

Eduaksi | Saturday, 16 Dec 2023, 01:31 WIB
Image by drobotdean on Freepik

Perilaku seksual, artinya apa, ya?

Perilaku seksual, khususnya pada remaja merupakan suatu hal yang masih dianggap tabu di Indonesia. Perilaku seksual sendiri merupakan semua bentuk perilaku terhadap lawan jenis maupun sesama jenis, yang didasari oleh kehadiran hasrat seksual (Padut et al., 2021). Perilaku tersebut tidak hanya terdiri atau terpaku dari kegiatan atau hubungan seksual saja (intercourse), namun hal-hal seperti berpegangan tangan, dan juga berciuman sudah termasuk ke dalam perilaku seksual (Yulianto, 2020). Perilaku seksual, khususnya pada remaja juga cukup tinggi intensitasnya. Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya karena pengaruh dari internet. Dapat disimpulkan, bahwa perilaku seksual dengan intensitas yang tinggi dapat ditemukan pada remaja yang sering mengakses internet, karena penelitian menyimpulkan, sebagian besar remaja telah mengakses konten pornografi melalui internet (Rohmadini et al., 2020).

Mengenal istilah oral sex.

Dalam berhubungan seksual, setiap orang atau pasangan pasti memiliki preferensinya masing-masing, asalkan dari masing-masing individu sudah menyatakan consent atau persetujuan dari kedua belah pihak untuk melakukan hubungan seksual. Namun, tidak selamanya preferensi tersebut aman dan sehat, lho. Salah satu contohnya adalah oral sex, atau seks oral, yang mempertemukan mulut dengan organ genital atau alat kelamin pasangan, dan survei menyatakan bahwa sekitar 80% orang yang aktif berhubungan seksual, pernah melakukan seks oral (Wijono, 2023). Oral sex sendiri terdiri atas 3 jenis, yaitu cunnilingus, yang merupakan pemberian stimulasi pada organ intim wanita, lalu ada fellatio, yaitu pemberian stimulasi pada organ intim pria, dan yang terakhir analingus, yaitu pemberian stimulasi pada anus (Saini et al., 2010).

Namun, dengan melakukan hubungan seksual yang berisiko, salah satunya oral sex, seperti tidak menggunakan alat kontrasepsi atau kondom, dapat menimbulkan berbagai penyakit menular seksual (PMS). Dengan adanya kontak antara oral, atau segala sesuatu yang berhubungan dengan mulut, dengan organ genital, dapat menyebarkan beberapa infeksi menular seksual (IMS) atau penyakit menular seksual (PMS), seperti herpes, gonore, dan human immunodeficiency virus (HIV) (Boekeloo & Howard, 2002). Oral sex juga dapat menyebabkan timbulnya human papillomavirus (HPV), yang juga dapat menyebabkan meningkatnya risiko terkena kanker, yaitu kanker oropharyngeal (Gabrielle, 2023).

Pentingnya alat kontrasepsi.

Oleh sebab itulah, perlu kita ketahui bersama, bahwa dengan adanya sex education, hal-hal seperti perilaku serta hubungan seksual yang berisiko dapat kita reduksi. Pentingnya penggunaan alat kontrasepsi, seperti kondom juga harus dibiasakan, untuk mengurangi penularan penyakit menular seksual (PMS). Dengan kita bisa aware akan hal tersebut, sebetulnya kita tidak hanya menyayangi diri sendiri, tapi juga pasangan kita. Jadi, mulai sekarang, kita harus lebih peduli lagi akan kesehatan, terutama kesehatan reproduksi kita.

Referensi:

Boekeloo, B. O., & Howard, D. E. (2002). Oral sexual experience among young adolescents receiving general health examinations. American Journal of Health Behavior, 26(4), 306–314. https://doi.org/10.5993/AJHB.26.4.7

Gabrielle, K. (2023, June 7). Can you get cancer from oral sex? What the research says. Healthline. https://www.healthline.com/health/can-you-get-cancer-from-oral-sex#hpv-strains

Padut, R. D., Nggarang, B. N., & Eka, A. R. (2021). Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual berisiko pada remaja kelas XII di MAN Manggarai Timur tahun 2021. Jurnal Wawasan Kesehatan, 6(1), 32–47.

Rohmadini, A. F., Setia, M. E. T., Khansa, N., & Yulianto, A. (2020). Perbedaan perilaku seksual pranikah antara remaja pengguna internet tinggi dan remaja pengguna internet rendah di Tangerang Selatan. Human Behavior in the New Normal Post Pandemic: Challenges and Opportunities for Psychology in the Archipelago, 593–599.

Saini, R., Saini, S., & Sharma, S. (2010). Oral sex, oral health and orogenital infections. Journal of Global Infectious Diseases, 2(1), 57–62. https://doi.org/10.4103/0974-777X.59252

Wijono, S. E. (2023, October 25). Seks oral bisa sebabkan 7 bahaya infeksi menular seksual ini. Klikdokter. https://www.klikdokter.com/gaya-hidup/seks/seks-oral-bisa-sebabkan-infeksi-menular-seksual-ini

Yulianto, A. (2020). Pengujian psikometri skala Guttman untuk mengukur perilaku seksual pada remaja berpacaran. Jurnal Psikologi: Media Ilmiah Psikologi, 18(1), 38–47.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image