Dari Belanda ke Dunia, WasteShark: Robot Pejuang Sungai Bebas Polusi!
Teknologi | 2023-12-15 23:32:22Pencemaran air sungai merupakan masalah serius yang menjadi isu global, termasuk Indonesia. Pencemaran ini dapat menyebabkan berbagai dampak negatif bagi masyarakat, seperti gangguan kesehatan, kerusakan ekosistem, dan kerugian ekonomi. Dengan teknologi IoT (Internet of Things), dapat memberikan solusi untuk mengatasi masalah pencemaran air sungai. Salah satu contoh penerapan teknologi IoT adalah robot pembersih air sungai, WasteShark. Robot ini menggunakan teknologi IoT untuk mengumpulkan data dan memantau kinerjanya. Artikel ini akan membahas peran robot WasteShark dalam mengatasi masalah pencemaran air Sungai.
Air sungai merupakan sumber daya alam yang penting bagi kehidupan manusia. Air sungai digunakan untuk berbagai keperluan, seperti minum, mandi, mencuci, dan irigasi. Namun, air sungai di banyak negara di dunia, termasuk Indonesia, telah mengalami pencemaran. Berbagai faktor seperti limbah industri, limbah rumah tangga, dan limbah pertanian inilah yang dapat menyebabkan pencemaran pada air sungai. Pencemaran ini telah menjadi ancaman serius bagi kesehatan manusia dan ekosistem sungai. Beberapa dampak kesehatan yang ditimbulkan antara lain seperti diare, kolera, dan tipus. Kerusakan ekosistem, seperti kematian ikan dan tumbuhan air. Kerugian ekonomi, seperti menurunnya produktivitas pertanian dan pariwisata.
Baru-baru ini terdapat inovasi menarik yang datang dari Belanda, yaitu robot WasteShark. Robot WasteShark merupakan salah satu robot pembersih air sungai yang menggunakan teknologi IoT. Dengan ukuran yang relatif kecil, yaitu panjangnya sekitar 2 meter, robot ini dilengkapi sensor dan teknologi navigasi yang memungkinkan robot ini untuk bergerak secara mandiri selama 24 jam di air, menangkap sampah dan limbah dengan efisiensi tinggi. Dengan konektivitas IoT, Wasteshark dapat memberikan data real-time tentang kualitas air dan jumlah sampah yang dikumpulkan, yang menurut data dapat mengumpulkan hingga 100 kilogram sampah dalam sehari.
Robot ini menjadi terobosan dalam teknologi pembersihan sungai dan memberikan banyak kelebihan, seperti dapat beroperasi secara mandiri serta menggunakan energi yang berkelanjutan. Namun, dengan ukuran yang relatif kecil, robot ini hanya dapat beroperasi di sungai dengan arus yang tidak terlalu deras. Kapasitas yang dimiliki juga terbatas sehingga tidak dapat menampung banyak sampah. Untuk itu, perlu dilakukannya peningkatan efektivitas pada robot WasteShark. Mulai dari meningkatkan ukuran serta mesin penggeraknya, sehingga dapat beroperasi di sungai dengan arus yang lebih deras. Peningkatan kapasitas robot, sehingga dapat menampung lebih banyak sampah. Dan menambahkan fitur-fitur baru, salah satunya seperti kemampuan untuk mendeteksi jenis sampah.
Penarapan teknologi IoT pada WasteShark memberikan solusi inovatif untuk membersihkan air sungai dari pencemaran. Dengan memahami dampak negatif pencemaran dan memperbaiki kelemahan robot pembersih, kita dapat melangkah menuju masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan. Peningkatan terus-menerus dalam teknologi ini akan menjadi kunci untuk melindungi sumber daya air yang sangat berharga ini.
Penulis: Rangga Ardiansyah Putra Arifin – Teknik Elektro 22’ Universitas Airlangga
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.