Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image jok

Perubahan Iklim Pengaruhi Peningkatan Sejumlah Penyakit

Gaya Hidup | Friday, 15 Dec 2023, 13:02 WIB
Bukan cuma meningkatkan bencana, perubahan iklim juga meningkatkan penyakit. Foto: Adeng Bustomi/Antara via republika.co.id.

PEMANASAN global memiliki pengaruh terhadap tingkat penularan sejumlah penyakit. Para pembuat kebijakan perlu mempertimbangkan perubahan iklim dalam merencanakan serta merancang kebijakan publik di sektor kesehatan.

Perlambatan singkat pemanasan global, yang sempat diukur pada akhir abad lalu, mempercepat penurunan penularan malaria di seluruh dataran tinggi Ethiopia. Demikian menurut sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Nature Communications, beberapa waktu lalu.

Temuan ini dapat membantu menjelaskan tentang pengaruh perubahan iklim terhadap penularan malaria.

Para ilmuwan sebelumnya berhipotesis bahwa suhu yang lebih dingin di seluruh dataran tinggi Afrika Timur telah membantu membatasi kelimpahan nyamuk pembawa malaria, yang hanya menghasilkan wabah penyakit secara berkala dan musiman.

“Kami melihat bahwa epidemiologi malaria di daerah ini sangat dipengaruhi faktor iklim di semua skala — bulan, tahun dan bahkan dekade — dan ini kian memperjelas tentang apakah perubahan iklim mempengaruhi atau tidak dinamika malaria di Afrika, ” kata penulis pertama penelitian, Xavier Rodó, ahli iklim dan program kesehatan dari Institut Barcelona untuk Kesehatan Global, dalam siaran persnya, sebagaimana dikutip United Press International.

Perlambatan pemanasan global, yang diamati antara 1998 dan 2005, memberi para ilmuwan kesempatan untuk menguji hipotesis ini.

Para ilmuwan menganalisis perubahan jumlah infeksi malaria — yang disebabkan oleh parasit P. falciparum dan P. vivax — yang tercatat di wilayah Ethiopia di Oromia antara tahun 1968 dan 2005. Oromia adalah wilayah padat penduduk di Dataran Tinggi Ethiopia yang terletak antara 1.600 dan 2.500 meter di atas permukaan laut.

Dengan menggunakan model statistik yang canggih, para peneliti mencari tahu hubungan antara kejadian malaria dan kondisi iklim regional, suhu dan curah hujan lokal, dan pola iklim global, seperti El Niño dan Pacific Decadal Oscillation di Samudra Pasifik.

Analisis menunjukkan tingkat infeksi berkorelasi kuat dengan perubahan suhu lokal.

Data mengkonfirmasi kasus malaria mulai menurun tak lama setelah perlambatan pemanasan yang diukur pada akhir abad lalu, sebelum pihak berwenang melipatgandakan upaya pengendalian malaria.

Perlambatan pemanasan dan penurunan kasus malaria di Oromia, bertepatan dengan El Niño dan Pacific Decadal Oscillation, menegaskan hubungan antara tren iklim global dan regional serta pengaruhnya terhadap vektor penyakit.

“Hubungan antara dinamika penyakit dan kondisi iklim begitu kuat sehingga terbukti pada berbagai skala temporal, dari musiman hingga siklus multi-tahunan hingga tren puluhan tahun,” kata penulis lainnya penelitian itu, Mercedes Pascual, dari Universitas Chicago.

“Insiden malaria tidak hanya mengikuti perubahan suhu, yang telah kami tunjukkan sebelumnya, tetapi juga penurunan pada pergantian abad,” kata Pascual.

Peneliti menyarankan pejabat kesehatan masyarakat dan pembuat kebijakan harus memperhitungkan pengaruh perubahan iklim saat mempersiapkan wabah dan merencanakan upaya mitigasi penyakit.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa efek iklim pada penyakit yang ditularkan oleh nyamuk tidak mungkin seragam.

Para peneliti memperkirakan bahwa pemanasan global secara keseluruhan akibat perubahan iklim akan mempercepat tingkat penularan sejumlah penyakit, termasuk demam kuning, Zika, chikungunya, dan demam berdarah.***

--

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image