Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dimas Muhammad Erlangga

Pergerakan Kaum Buruh adalah Mutlak Bagi Pembangunan Masyarakat!

Politik | 2023-12-15 08:20:12

Amanat Presiden Sukarno dalam Kongres Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI) 9 Januari 1955

Saudara-saudara sekalian, pimpinan, hadirin dan hadirat. Ini malam saya menjadi muda kembali. (Tertawa riuh)

Saya diminta untuk menyampaikan beberapa kata sambutan kepada kongres saudara-saudara. Dan saya berbicara disini bukan sekedar sebagai Bung Karno, tetapi sebagai Presiden Republik Indonesia. (Tepuk tangan riuh)

Ya, ini malam saya merasa muda kembali. (Tertawa sorak riuh)

Tetapi saya berbicara sebagai kepala negara, janganlah kita bahwa kepala negara dapat mengatakan apa segala apa yang terkandung didalam hatinya. Sebagai banyak pemimpin Indonesia, saya pernah duduk dalam penjara. Sekarang, saudara-saudara (suara tidak terdengar, putus)

Tetapi mengingat bahwa pergerakan kaum buruh di Indonesia ini bukan dari satu tahun dua tahun ini. Bukan dari sejak Proklamasi Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Tatkala aku masih muda daripada saudara-saudara, ngganteng-ngganteng, yang duduk di pimpinan ini, kita telah mengenali serikat-serikat kaum buruh. Ada yang bernama PPPB (Perserikatan Pegawai Pegadaian Bumiputera) dibawah pimpinan almarhum Bapak Sosrokardono, ada yang bernama Personeel Fabriek Bond (PFB) dibawah pimpinan Bapak Suryopranoto, ada yang bernama Vereniging Van Spoor-en Tramweg Personeel (VSTP) dibawah saudara Semaun yang sekarang di Moskow. Bahkan dengan bangga aku dapat mengatakan aku pernah menjadi stakking agent. Agen pemogokan daripada PPPB.

Saudara-Saudara,

Pergerakan kaum buruh adalah pergerakan tidak baru bagi kita. Dan bukan saja tidak baru, saya mengatakan pergerakan kaum buruh adalah mutlak perlu bagi pembangunan masyarakat Indonesia. (Tepuk tangan, sorak riuh)

Ada orang-orang Indonesia yang takut kepada pergerakan kaum buruh. (Tertawa, sorak riuh)

Orang-orang Indonesia yang takut kepada Gerakan Kaum Buruh sebenarnya ia sendiri adalah penindas kaum Buruh (sorak, tepuk tangan ramai)

Saudara-saudara kuulangi ucapanku, gerakan kaum buruh adalah mutlak perlu, terutama sekali bagi pembangunan negara dan masyarakat. Maka oleh karena itu aku dengan penuh keyakinan bahkan dengan penuh kegembiraan hati menyampaikan kata kepada segenap kaum buruh Indonesia sebagai tadi kukatakan untuk memberikan bantuan yang sekuat-kuatnya memperkuat Negara Republik Indonesia, memperkuat Revolusi Nasional, menyelesaikan Revolusi Nasional, membangun suatu masyarakat yang adil dan makmur sebagai yang kita cita-citakan semua.

Sejarah dunia saudara-saudara tidak dapat ditulis lagi dengan tidak menuliskan pula sejarah gerakan kaum Buruh dunia. Demikian pula sejarah Indonesia tidak dapat dituliskan lagi dengan tidak menuliskan pula sejarah pergerakan kaum Buruh Indonesia. (Tepuk tangan, sorak riuh)

Orang yang tidak mau mengakui akan pentingnya gerakan kaum Buruh di Indonesia, orang ini sebenarnya adalah buta kepada kenyataan dan bukan saja Kepada kenyataan (sorak ramai)

Ya, sebenarnya adalah mengkhianati kenyataan. (Sorak ramai, tepuk tangan)

Maka oleh karena itu hai kaum buruh seluruh Indonesia, mari kita semuanya menyingsingkan lengan baju kita meneruskan cita-cita kita, mengejar tercapainya cita-cita kita.

Baik Wakil Ketua DPR Aruji Kartawinata maupun saudara Njono tadi mengatakan bahwa tujuan kaum Buruh hanyalah tiga : makan, pakaian, pekerjaan. Kurang lengkap saudara Aruji (tertawa ramai) kurang lengkap saudara Njono. (Tertawa lagi ramai)

Bukan sekedar makan, pakaian, pekerjaan, Tetapi disamping makan, pakaian, pekerjaan, ada juga hal-hal yang mengenai kepribadian manusia yang harus dibangun misalnya : kemerdekaan berpikir itupun harus menjadi tujuan daripada Gerakan Kaum Buruh. (Sorak tepuk tangan riuh)

Mengejar kedudukan sebagai insan putra Allah, kedudukan manusia sebagai manusia sejati dan bukan sebagai binatang. (Sorak tepuk tangan riuh)

Inilah tujuan yang sebenarnya daripada semua kaum Buruh dan bukan hanya sekedar makan, pakaian, dan pekerjaan saja. Ini adalah Azas yang mutlak penting kaum Buruh kita pada umumnya supaya semua manusia di dunia ini dapat hidup sebagai manusia yang layak. Ya, sebagai manusia yang cukup makannya, Ya, sebagai manusia yang cukup pakaiannya, Ya, sebagai manusia yang mempunyai pekerjaan, Ya, sebagai manusia yang mempunyai kediaman yang layak, tetapi manusia yang dapat merdeka ikut menolong (?) Keadaannya sendiri sebagai manusia yang bebas merdeka memeluk keyakinan agamanya sendiri. (Tepuk tangan dan sorak ramai sekali).

Ini adalah Azas yang harus kita junjung tinggi dan yang harus kita kobar-kobarkam didalam kita punya dada. Tidakkah guru besar dari kaum Buruh sedunia Almarhum Karl Marx sendiri berkata : Sorak ramai pada suatu perayaan 1 Mei ketika kaum buruh untuk pertama kalinya mencapai jam bekerja 10 jam sehari. Tidakkah Marx sendiri berkata : “Jam Bekerja 10 Jam sehari itu bukanlah sekedar suatu sukses praktis saja, tetapi adalah suatu kemenangan”. Kemenangan suatu pendirian, de overwinning Van den beginsel, pendirian Azas agar supaya juga kaum buruh dapat hidup sebagai manusia yang layak, putera agama yang layak, insan masyarakat yang layak. Didalam istilah agama sebagai ummat Tuhan yang layak. Ini yang harus menjadi tujuan kita saudara-saudara. Dan sebagai saudara-saudara semuanya telah mengetahui syarat mutlak bagi kita terutama sekali dilingkungan benua yang dahulunya menjadi tempat jajahan, syarat mutlak untuk mencapai hal itu ialah kuatnya negara. Perkuatkanlah negara saudara-saudara dan kejarlah tetap cita-citamu, cita-cita kita sekalian. Mengadakan suatu masyarakat yang adil dan makmur yang didalamnya bukan saja kaum buruh tetapi juga kaum Tani, kaum intelegensia, kaum militer, kaum polisi, kaum pegawai yang lain-lain.

Tidakkah pula Karl Marx berkata saudara-saudara, saya selalu mensiteer Karl Marx oleh karena itu aku bicara kepada kaum Buruh yang telah menjunjung Karl Marx sebagai mahagurunya.

Tidakkah Karl Marx menggambarkan keadaan pada saat misalnya jikalau kaum Buruh telah mempunyai kekuasaan pemerintah ini dapat mengambil alat-alat produksi daripada tangannya kapitalis?

Tidakkah Karl Marx sendiri Berkata : ” Tidakkah kaum Proletariat ketika ia telah dapat mempunyai kekuasaan politik membongkar keadaan yang lama memindahkan alat-alat produksi menjadi milik negara?”

Kita semua mengejar kuatnya Negara Republik Indonesia, justru agar supaya kita dengan negara Republik Indonesia itu dapat melaksanakan cita-cita kita sebagai yang kukatakan tadi.

Aku minta kepada saudara-saudara sekalian, kepada kaum Buruh segenap Indonesia agar supaya didalam kita mengejar perbaikan nasib sehari-hari tidak melupakan dua hal ini. Perjuangan melawan kepada Kapitalisme kita jalankan, baik Kapitalisme dari luar maupun kapitalisme dari diri badannya bangsa Indonesia sendiri. (Tepuk tangan, sorak ramai sekali)

Tetapi saudara-saudara jangan lupa boleh dikatakan pula syarat untuk ini untuk berjalannya langsung perjuangan ini ialah selesainya Perjuangan kita terhadap kepada imperialisme, imperialisme yang masih mengekang kepada sebagian daripada tubuh kita, yang masih bercokol di bagian-bagian lainnya daripada benua Asia-Afrika.

Teruskan Perjuangan kita terhadap Imperialisme itu. Selesaikanlah pula Revolusi Nasional. Dengan selesainya Revolusi Nasional itulah saudara-saudara pandangan kita leluasa tidak ada ikatan sedikit pun untuk membina membiasakan Masyarakat yang adil dan makmur, juga kaum buruh hidup sejahtera didalamnya, juga kaum tani hidup sejahtera didalamnya, yang kaum intelegensia hidup sejahtera didalamnya.

Bahkan pandangan kita merdeka untuk memerdekakan pula bangsa-bangsa lain yang masih diikat oleh Imperialisme-imperialisme itu. (Tepuk tangan, sorak ramai sekali)

Untuk akhirnya bersama-sama dengan bangsa-bangsa yang cinta damai mengadakan damai, kekal, dan abadi dimuka bumi ini satu-satunya tempat yang manusia dapat kembali kepada cita-cita yang asli, ialah insan masyarakat yang sejati.

Sekianlah saudara-saudara amanatku.

 

  1. Catatan redaksi Madjalah Buruh : Amanat Presiden ini adalah yang diucapkan didalam Kongres Nasional II SOBSI yang berlangsung pada 9 s/d tanggal 20 Januari 1955 di Jakarta.
  2. Teks ini adalah berdasarkan tape recorder RRI yang diover dengan stenograf
  3. Dok. Madjalah Buruh SOBSI Januari 1955

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image