Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image jok

Aktif Bersilaturahim Dapat Turut Menjaga Kesehatan Otak

Gaya Hidup | 2023-12-15 04:09:00
Silaturahim dapat turut melindungi kesehatan otak. Foto: Musiron/Republika via republika.co.id.

POLA makan kaya akan sayuran, buah-buahan, minyak zaitun, dan ikan — yang populer disebut sebagai diet Mediterania — dapat melindungi otak dari penumpukan plak dan penyusutan

Demikian kesimpulan sebuah studi baru-baru ini, yang dipublikasikan secara secara online di jurnal Neurology, sebagaimana dilaporkan kantor berita UPI.

Para peneliti di Jerman melihat hubungan antara diet dan protein amiloid dan tau, yang merupakan ciri khas penanda Alzheimer. Ternyata kedua protein tersebut ditemukan pula pada otak para lansia yang tidak mengidap demensia.

“Hasil ini berkontribusi pada bukti yang menghubungkan kebiasaan makan dengan kesehatan otak dan kinerja kognitif di usia tua,” kata pemimpin penelitian, Tommaso Ballarini, peneliti postdoktoral dari German Center for Neurodegenerative Diseases di Bonn.

Menurut para peneliti, mengkonsumsi makanan yang kaya akan sayuran, buah-buahan, minyak zaitun, dan ikan dapat melindungi otak dari proses neurodegeneratif dan karena itu mengurangi risiko pengembangan demensia.

“Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memvalidasi temuan ini dan untuk lebih memahami mekanisme yang mendasarinya,” kata Ballarini seraya menambahkan bahwa penelitian ini tidak dapat membuktikan hubungan sebab-akibat.

Untuk penelitian tersebut, ia dan koleganya mengumpulkan data lebih dari 500 orang, di antaranya lebih dari 300 orang memiliki risiko tinggi untuk penyakit Alzheimer.

Para partisipan melaporkan diet mereka dan mengikuti tes bahasa, memori dan fungsi pengambilan keputusan. Mereka juga menjalani pemindaian otak, dan lebih dari 200 sampel cairan tulang belakang diambil untuk mencari biomarker amiloid dan tau.

Setelah menyesuaikan dengan usia, jenis kelamin, dan pendidikan, para peneliti menemukan bahwa setiap poin yang lebih rendah pada skala diet Mediterania terkait dengan hampir satu tahun lebih penuaan otak, dan terlihat di bagian otak yang terkait erat dengan penyakit Alzheimer.

Para peneliti menemukan orang yang tidak mengikuti pola diet Mediterania memiliki tingkat penanda amiloid dan tau yang lebih tinggi. Selain itu, orang yang tidak mengikuti pola diet Mediterania mendapat skor tes memori lebih rendah daripada mereka yang mengikuti pola makan ini.

“Secara keseluruhan, penerapan pola makan yang mendekati diet Mediterania dikaitkan dengan volume otak yang lebih sehat di daerah yang rentan terhadap penyakit Alzheimer, lebih sedikit amiloid dan tau abnormal dan kinerja yang lebih baik pada tes memori,” kata Ballarini.

Catatan para peneliti yaitu salah satu keterbatasan dari penelitian ini adalah bahwa para partisipan melaporkan diet mereka sendiri, yang dapat menyebabkan kesalahan dalam mengingat apa dan berapa banyak yang mereka makan.

Menurut Heather Snyder, wakil presiden hubungan medis dan ilmiah di Alzheimer’s Association, Amerika Serikat, diet hanyalah salah satu aspek dalam soal Alzheimer.

“Kami terus mengamati literatur berputar di sekitar nutrisi dan diet dan apa maknanya bagi kehidupan di fase berikutnya,” katanya.

Ia menambahkan bahwa diet, bagaimanapun, bukan satu-satunya faktor gaya hidup yang dapat menurunkan risiko penyakit Alzheimer.

“Saya pikir data terus berkembang dan menunjukkan bahwa intervensi gaya hidup kemungkinan besar bermanfaat untuk mengurangi penurunan kognitif,” jelas Snyder.

Snyder berpendapat komponen gaya hidup lainnya, seperti olahraga, juga penting. Kendati demikian, masih belum jelas bagaimana diet dan olahraga mengurangi risiko penyakit Alzheimer.

“Ketika kami melihat Alzheimer dan penurunan kognitif, kami secara konsisten melihat aspek diet, seperti diet Mediterania, dikaitkan dengan risiko serangan penyakit yang lebih rendah di fase kehidupan berikutnya. Kesamaan mereka semua adalah bahwa diet seimbang memastikan otak kita mendapat pasokan nutrisi yang dibutuhkan,” kata Snyder.

“Saya pikir apa yang kami tahu adalah apa yang baik untuk jantung, baik untuk otak. Jadi, makanlah makanan yang seimbang. Tidak ada diet yang benar, tapi pastikan kita mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkan. Namun, juga aktiflah, bergerak, dan bersilaturahim,” sambung Snyder.***

--

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image