Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image vica syifa

AI and EBT: Implementasi Kecerdasan Buatan pada Energi Terbarukan

Teknologi | Thursday, 14 Dec 2023, 23:58 WIB
Photo by Pixabay https://pixabay.com/id/photos/turbin-angin-siluet-2991696/

EBT atau Energi Baru Terbarukan merupakan energi yang dihasilkan oleh sumber-sumber alam yang dapat diperbarui dalam waktu yang relatif singkat dan dapat digunakan tanpa batas waktu tertentu. Sumber-sumber ini mencakup energi surya, angin, air, panas bumi, dan biomassa. Daya regeneratif EBT menjadikannya alternatif yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan dibandingkan dengan sumber energi fosil yang semakin terbatas. Untuk memaksimalkan potensi EBT, pengembangan teknologi Kecerdasan Buatan (AI) telah menjadi fokus utama dalam menciptakan solusi inovatif dan efisien.

Energi terbarukan memiliki sejumlah keunggulan yang signifikan dibandingkan dengan energi non-terbarukan. EBT diakui karena menghasilkan jumlah gas rumah kaca dan polutan yang jauh lebih sedikit, bahkan dapat mencapai nol emisi dalam beberapa kasus. Keberlanjutan ini menjadi kunci dalam mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan perubahan iklim global. Selain itu, keamanan energi yang dimiliki oleh EBT berkontribusi pada mengurangi ketergantungan suatu negara terhadap sumber energi yang dapat dipengaruhi oleh negara lain. Dengan sumber energi yang terdistribusi secara luas, sistem EBT juga memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap gangguan dan kerusakan, menjadikannya pilihan yang lebih dapat diandalkan. Yang tidak kalah penting, biaya perawatan infrastruktur EBT cenderung lebih ekonomis jika dikelola dengan baik,

Beberapa implementasi dari EBT mencakup penggunaan panel surya untuk mengonversi sinar matahari menjadi energi listrik, turbin angin yang mengubah energi kinetik angin menjadi listrik, pemanfaatan energi geotermal dari panas bumi, dan penggunaan energi air melalui pembangkit listrik tenaga air. Sumber-sumber energi terbarukan ini telah memainkan peran kunci dalam mengurangi ketergantungan pada sumber energi konvensional. Melihat potensi EBT yang sangat besar, tentunya akan sangat baik jika EBT dikembangkan dengan sistem yang maksimal, salah satunya dengan mengimplementasikan Kecerdasan Buatan (AI). Seiring dengan kemajuan teknologi, AI telah muncul sebagai inovasi yang dapat memaksimalkan pengelolaan sistem energi terbarukan.

Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan adalah cabang ilmu komputer yang memungkinkan mesin untuk melaksanakan tugas-tugas yang sejauh ini memerlukan kecerdasan manusia. AI mampu belajar dari contoh, pengalaman, mengenali objek, membuat keputusan, dan memecahkan masalah. Kemampuan canggih yang dimiliki oleh AI menjadi potensi besar ketika diintegrasikan dengan Energi Baru Terbarukan (EBT). Integrasi AI dalam EBT tidak hanya menawarkan pemantauan dan kontrol yang lebih canggih, tetapi juga membuka pintu bagi peningkatan kecepatan, akurasi, efektivitas, dan efisiensi dalam pengelolaan dan produksi energi terbarukan.

Dengan adanya kombinasi AI dan EBT, sistem energi terbarukan dapat belajar dan beradaptasi secara otomatis terhadap perubahan dalam lingkungan dan pola konsumsi energi. AI dapat meningkatkan kemampuan prediksi, memastikan penyesuaian yang cepat terhadap fluktuasi permintaan energi atau perubahan cuaca yang tiba-tiba. Selain itu, kecerdasan buatan dapat mengoptimalkan operasi harian, merespons secara real-time terhadap permintaan energi, dan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya terbarukan.

Contoh aplikasi AI pada energi terbarukan sangat beragam diantaranya adalah sebagai berikut

1. AI pada PV

salah satunya terlihat pada sistem Photovoltaic (PV). Dalam konteks ini, AI dapat diterapkan untuk meningkatkan kinerja panel surya dengan mengoptimalkan penyesuaian posisi panel terhadap matahari, sehingga menghasilkan produksi energi yang maksimal. Sistem AI juga dapat memberikan pemantauan real-time terhadap kondisi panel, mengidentifikasi potensi masalah, dan mengoptimalkan operasional secara otomatis.

2. AI pada sistem DC Bus

Selain itu, penerapan AI pada sistem DC bus dalam konteks energi terbarukan memberikan kontribusi signifikan. AI dapat digunakan untuk mengelola distribusi daya pada sistem ini, menyesuaikan aliran energi sesuai dengan kebutuhan, dan meminimalkan pemborosan energi. Dengan analisis data yang terus-menerus, AI dapat memprediksi fluktuasi dan memastikan ketersediaan daya yang optimal.

3. AI pada sistem AC Bus

Pengaplikasian AI pada sistem AC Bus, khususnya dalam pengelolaan grid energi terbarukan, juga memberikan dampak positif. AI dapat mengoptimalkan distribusi energi antara berbagai sumber terbarukan dan memastikan bahwa energi dialokasikan secara efisien sesuai dengan permintaan. Selain itu, sistem AI dapat memberikan pemantauan dan penyesuaian dinamis terhadap variabilitas dalam produksi energi, memastikan stabilitas dan ketersediaan energi yang andal.

Dengan adanya aplikasi AI pada berbagai aspek sistem energi terbarukan, kita dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya dan meningkatkan efisiensi operasional. Inovasi ini menciptakan landasan yang kuat untuk mewujudkan sistem energi terbarukan yang cerdas, responsif, dan berkelanjutan. Dalam konteks ini, perpaduan antara AI dan EBT bukan hanya menjadi solusi untuk mencapai keberlanjutan energi, tetapi juga menjadi kunci untuk memaksimalkan potensi dan keberlanjutan masa depan energi terbarukan. Dengan terus mengembangkan teknologi ini, kita dapat menciptakan sistem energi yang lebih pintar, lebih andal, dan lebih ramah lingkungan untuk mendukung kebutuhan energi global.

Referensi :
Daryanto, Energi : Masalah dan Pemanfaatannya Bagi Kehidupan Manusia, Yogyakarta: Pustaka Widyatama, 2007.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image