Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dwi Rahma Dito

Pemanfaatan Energi Surya dalam Solar Ice Maker untuk Kemajuan Sektor Perikanan di Indonesia

Teknologi | Thursday, 14 Dec 2023, 18:58 WIB
sumber : https://ebtke.esdm.go.id/gallery/album/290/peresmian.fasilitas.ice.maker.di.sulamu

Sebagai negara yang mempunyai belasan ribu pulau dengan daerah peraiaran yang mendominasi sebagian besar wilayahnya membuat Indonesia menjadi salah satu pengekspor ikan terbesar di asia bahkan dunia. Dengan kekayaan sumber daya laut yang besar , sektor perikanan memiliki peran penting bagi kemajuan perekonomian dan pasokan pangan Indonesia. Namun, salah satu masalah dalam industri perikanan adalah menjaga kualitas atau kesegaran hasil tangkapan dalam pengeksporan yang menyebabkan banyak hasil tangkapan yang tidak bisa diekspor, keterbatasan ketersediaan es balok untuk mendinginkan dan mempertahankan kualitas ikan adalah penyebabnya.

Sebagai salah satu solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan membuat mesin pembuat es balok bertenaga surya (solar ice maker), dengan memanfaatkan panel surya didalamnya, menjadikan solar ice maker inovasi yang dapat meningkatkan efisiensi dan kemajuan dalam sektor perikanan Indonesia. Penerapan solar ice maker dalam sektor perikanan Indonesia memberikan solusi inovatif. Dengan menggunakan energi matahari, solar ice maker menghasilkan es yang dapat digunakan untuk mendinginkan dan menjaga kualitas produk perikanan, terutama di daerah yang sulit dijangkau oleh pasokan listrik konvensional.

Kemampuan untuk memproduksi es balok secara terus menerus akan membuat nelayan-nelayan di daerah terpencil atau pedalaman tidak perlu lagi pergi jauh ke kota untuk membeli pasokan es balok. Sehingga hal ini akan meningkatkan efisiensi produksi dengan mempertahankan kualitas ikan dan hasil tangkapan lainya. Manfaat lainya dari teknologi solar ice maker adalah membantu mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil dan berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon serta meningkatkan ekonomi di daerah pedesaan atau pesisir yang memiliki potensi di sektor perikanan yang besar.

Meskipun solar ice maker memiliki banyak keunggulan, ada beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan seperti ketergantungan terhadap cuaca dengan minimnya sinar matahari, biaya awal yang tinggi dalam pembelian dan instalasi, kapasitas produksi yang terbatas, serta keterbatasan penyimpanan menjadi beberapa tantangan utama. Perawatan yang memerlukan pemahaman teknis yang baik serta teknologi yang masih berkembang juga menjadi hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaannya. Meskipun demikian, teknologi ini tetap menjadi solusi potensial yang dapat terus diperbaiki dalam mendukung kebutuhan akan es di daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh infrastruktur listrik konvensional.

Solar ice maker akan sangat cocok diimplementasikan di daerah di Indonesia, terutama di wilayah-wilayah yang memiliki keterbatasan akses terhadap listrik konvensional atau di daerah terpencil yang sulit dijangkau oleh infrastruktur listrik yang memadai dan Desa Sulamu di Nusa Tenggara Timur adalah desa pertama yang menerapkan solar ice maker. Pembangunan solar ice maker di Sulamu merupakan hasil kerjasama antara Kementerian ESDM dengan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) lewat proyek Strategic Exploration of Economic Mitigation Potentials through Renewables (ExploRE). Solar ice maker tersebut diresmikan pada tanggal 22 Mei 2022 dan sudah dapat langsung beroperasi, dengan didukung energi sebesar 25 kWp teknologi ini diklaim dapat memproduksi 1 ton es setiap hari.

Dalam kesimpulan, pemanfaatan energi surya dalam solar ice maker di sektor perikanan Indonesia bukan hanya menghadirkan solusi bagi industri perikanan, tetapi juga mewakili langkah konkret menuju keberlanjutan, peningkatan ekonomi, dan akses terhadap teknologi yang berdampak bagi masyarakat Indonesia secara luas. Dan pembangunan Solar ice maker pertama di Sulamu adalah langkah awal dari kemajuan sektor perekonomian Indonesia.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image