Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Suko Waspodo

Apa Itu Budaya Organisasi dan Mengapa Penting?

Gaya Hidup | Monday, 11 Dec 2023, 18:43 WIB

Sumber gambar: Built In

Inilah cara mengubah budaya tempat kerja Anda untuk meroketkan kinerja.

Poin-Poin Penting

· Budaya organisasi adalah pola pikir dan perilaku kolektif suatu perusahaan.

· Budaya tempat kerja yang positif meningkatkan keterlibatan, motivasi, dan retensi karyawan.

· Tujuh strategi menciptakan budaya positif antara lain merayakan prestasi untuk mendongkrak semangat kerja.

Budaya organisasi ibarat kepribadian suatu organisasi. Ini tentang bagaimana setiap orang, mulai dari pemimpin hingga karyawan terbaru, berpikir dan bertindak. Ini membentuk cara pekerjaan diselesaikan dan cara orang memperlakukan satu sama lain.

Budaya organisasi mencakup aturan tidak tertulis dan keyakinan bersama yang memandu perilaku orang. Misalnya, perusahaan yang menghargai komunikasi terbuka mungkin mengadakan pertemuan di mana setiap orang didorong untuk mengutarakan pendapatnya, sehingga menghasilkan ide-ide yang lebih baik dan kinerja yang lebih kuat.

Alternatifnya, jika suatu organisasi mempunyai budaya yang hanya menerima gagasan dari karyawan paling senior dalam rapat, hal ini dapat menimbulkan rasa frustrasi dan sikap apatis bagi semua orang karena orang lain mungkin merasa pendapat mereka tidak penting.

Budaya: DNA Unik Setiap Organisasi

Budaya adalah DNA yang mendasari setiap organisasi—budaya itulah yang membuat karyawan merasa terhubung dan berinvestasi dalam pekerjaan mereka. Ketika sebuah perusahaan memiliki budaya yang kuat dan positif, hal tersebut dapat menumbuhkan keterlibatan yang lebih besar, yang berarti orang-orang akan lebih peduli terhadap pekerjaan mereka dan bekerja lebih keras. Budaya positif meningkatkan motivasi, mengarahkan orang untuk melakukan yang terbaik dan menjadi lebih bahagia dalam pekerjaan mereka. Perasaan terhubung dan puas seperti itu dapat membuat mereka bertahan lebih lama di perusahaan, mengurangi pergantian karyawan, dan membangun tim yang kuat dan berpengalaman.

Ketika suatu budaya mendorong ide-ide baru dan keterbukaan pikiran, karyawan cenderung akan menghasilkan terobosan-terobosan yang dapat mengubah permainan bisnis. Dalam lingkungan seperti ini, tim akan bekerja sama dengan lebih baik, berbagi lebih banyak ide, dan mendorong satu sama lain untuk menjadi yang terbaik, yang sering kali menghasilkan kesuksesan yang lebih besar bagi seluruh organisasi.

Tujuh Strategi Menciptakan Budaya Organisasi yang Positif

Ada banyak cara untuk menumbuhkan budaya bisnis yang positif. Manajer dan pemimpin dapat fokus pada hal-hal berikut:

1. Kejelasan Visi dan Misi: Pernyataan visi dan misi yang menarik bertindak sebagai kontrak psikologis dengan karyawan, menawarkan narasi yang jelas tentang apa yang diperjuangkan perusahaan dan aspirasinya. Ketika perusahaan seperti Google berjanji untuk "mengatur informasi dunia", hal ini mengirimkan pesan yang kuat tentang tujuannya, menyelaraskan tenaga kerja menuju tujuan bersama. Para pemimpin dapat memfasilitasi lokakarya dan diskusi untuk memastikan pernyataan-pernyataan ini diterima secara mendalam oleh setiap anggota tim, sehingga dapat menginternalisasikan prinsip-prinsip panduan ini.

2. Nilai dalam Tindakan: Nilai inti adalah pilar psikologis budaya organisasi. Ketika pengecer online Zappos menekankan "memberikan WOW melalui layanan," itu bukan hanya sebuah pernyataan namun sebuah seruan untuk bertindak yang dijalani oleh karyawan sehingga mereka memberikan layanan yang luar biasa. Para pemimpin dapat menjadikan nilai-nilai ini nyata dengan menanamkannya ke dalam tinjauan kinerja, kriteria perekrutan, dan operasi sehari-hari, memastikan bahwa nilai-nilai tersebut bukan sekedar kata-kata tetapi prinsip-prinsip yang mendorong pengambilan keputusan dan perilaku. Penting juga bagi para pemimpin untuk bertindak dengan cara yang konsisten dengan nilai-nilai yang ingin mereka terapkan secara lebih luas.

3. Praktik Kebiasaan: Kekuatan budaya sering kali diekspresikan dalam tindakan kecil dan berulang yang menjadi kebiasaan. Misalnya, praktik Pixar dalam mengadakan pertemuan "braintrust" yang jujur di mana ide-ide kreatif dibedah dan diperdebatkan menciptakan lingkungan di mana inovasi merupakan hal yang rutin. Pemimpin dapat menciptakan ritual atau pertemuan rutin yang memperkuat keterbukaan dan kolaborasi, mengubahnya menjadi simbol kuat yang memperkuat budaya organisasi.

4. Pembelajaran dan Pengembangan: Budaya yang memprioritaskan pembelajaran mengkomunikasikan kepada karyawan bahwa pertumbuhan diharapkan dan didukung. Program "Pilihan Karir" Amazon adalah bukti investasinya dalam pengembangan karyawan, yang mencakup biaya kuliah untuk bidang-bidang yang banyak diminati. Pemimpin dapat menumbuhkan budaya belajar dengan secara aktif berinvestasi dalam pengembangan karyawan dan menciptakan jalur yang jelas untuk kemajuan karir.

5. Keamanan Psikologis: Inti dari budaya yang berkembang adalah rasa keamanan psikologis, sebuah istilah yang diciptakan oleh profesor Universitas Harvard Amy Edmondson, yang menggambarkan lingkungan di mana individu merasa nyaman mengekspresikan diri tanpa takut akan pembalasan. Google, misalnya, menemukan bahwa tim dengan keamanan psikologis tinggi lebih sukses dibandingkan tim dengan keamanan psikologis rendah. Para pemimpin dapat memupuk hal ini dengan mencontohkan kerentanan, mendorong dialog terbuka, dan merayakan pembelajaran dari kegagalan.

6. Pengakuan dan Penghargaan: Budaya yang merayakan pencapaian—baik besar maupun kecil—dapat meningkatkan semangat kerja dan produktivitas secara signifikan. Salesforce, melalui "Budaya Ohana", telah menciptakan rasa kebersamaan dan kepemilikan di mana pengakuan adalah bagian dari pengalaman sehari-hari. Pemimpin dapat menerapkan program pengakuan yang memungkinkan rekan kerja untuk mengakui kontribusi satu sama lain, menjadikan pengakuan sebagai bagian rutin dari ritme organisasi.

7. Ketangkasan dan Ketahanan: Budaya yang paling mudah beradaptasi adalah budaya yang menerima perubahan. Para pemimpin dapat meningkatkan ketangkasan dengan mendorong pola pikir pembelajaran berkelanjutan dan dengan merancang sistem yang fleksibel dan responsif terhadap umpan balik, memastikan organisasi dapat bernavigasi dan berkembang di tengah perubahan yang mengganggu.

Menciptakan Budaya Berkinerja Tinggi

Menciptakan budaya yang mendorong kinerja tinggi memerlukan pemahaman psikologis yang mendalam tentang perilaku manusia dalam konteks bisnis. Dengan menyusun dan memelihara elemen-elemen yang membentuk budaya secara hati-hati, para pemimpin dapat menumbuhkan lingkungan yang tidak hanya mendorong inovasi dan kinerja tinggi namun juga mengarah pada rasa memiliki tujuan dan rasa memiliki di antara para anggotanya. Membangun komunitas kohesif yang berfokus pada pencapaian tujuan yang memiliki tujuan merupakan hal yang sangat penting untuk menjadikan organisasi dan dunia menjadi tempat yang lebih baik.

***

Solo, Senin, 11 Desember 2023. 6:37 pm

Suko Waspodo

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image