Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sri Luluk

Resapi Film 172 Days Tentang Kisah Cinta Romantis Ala Ustaz Ameer dan Nadzira Shafa

Ekspresi | Monday, 11 Dec 2023, 14:41 WIB

Film menjadi salah satu media hiburan masyarakat yang bersifat menghidupkan suasana dan mewujudkan citraan secara nyata. Meresapi film artinya kegiatan seseorang merasakan, menghayati, dan menikmati isi dari pertunjukan film. Penonton akan terbawa segala emosinya baik sedih, bahagia, marah, kecewa, menyesal, jengkel, dan lainnya. Perasaan penonton yang mengikuti tokoh yang memerankan berbagai karakter dalam film.

Gambar merupakan hasil tangkapan layar pribadi penulis yang merupakan salah satu adegan romantis ketika Ustadz Ameer mengucapkan selamat pernikahan hari ke-100 kepada Dzira.

Pemain yang memerankan tokoh dalam film menjadi tolak ukur kesuksesan resapi film bagi penonton. Dalam hal ini saya akan membagikan pengalaman menonton film yang berisi kisah cinta romantic ala Ustaz Ameer dan Nadzira Shafa yang dikemas dalam film 172 Days. Film tersebut merupakan film yang menarik perhatian publik, dengan menceritakan kisah nyata dari semasa hidup Ustaz Ameer bersama Nadzira Shafa. Keduanya merupakan pasangan remaja muda yang menikah usia muda, di mana kehidupannya sering disorot publik karena kisah romantisnya yang sering dibagikan ke publik.

Kisah dari film 172 Days dimulai sejak pernikahan Ustaz Ameer dengan Nadzira Shafa yang berarti 172 hari bersama. Sebelum masuk ke jenjang pernikahan, di dalam film diceritakan singkat kehidupan Nadzira Shafa yang akrab dipanggil Dzira sebelum menikah yaitu terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Namun karena suatu hal yang berhubungan dengan almarhum ayahnya, membuat Dzira tersadar. Ia tersadar bahwa yang telah dilakukannya akan menambah dosa orang tuanya, dengan berlatar belakang keluarga yang agamis yang ditunjukkn dengan kakak dan ibunya yang berhijab, Dzira akhirnya berhijrah.

Hijrah yang dijalani Dzira sangat didukung oleh keluarga, dan dia berkomitmen untuk istiqomah berhijrah. Hal tersebut ditunjukkan dengan sikap kakaknya yang mengajak Dzira ke majlis pengajian. Pada awalnya pengajian membuat Dzira tidak ingin mengaji lagi, namun pada usaha berikutnya kakak Dzira menemukan pengajian yang cocok dengan Dzira. Pada pengajian awal tersebut menjadi saksi pertemuan antara Dzira dan Ameer. Dzira yang dikenal banyak penggemar di media sosial membuat beberapa teman artis mengenalnya salah satunya Abun. Sejak saat itu Ameer dan Dzira sering berjumpa dalam suatu pengajian yang berakhir dengan pernikahan.

Dalam film tersebut tidak mengisahkan keromantisan pasangan pengantin yang baru menika saja, namun banyak diselingi humor dari tokoh Abun dan kakak ipar Dzira, sehingga suasana saat menonton film diselingi tertawa. Humor yang disajikan dalam dikemas secara menarik dengan membawa karakter tokoh yang unik, dan sifat humornya sangat menghibur. Suasana berikutnya yang dibangun romantis ala pengantin baru Ustaz Ameer dan Dzira yang diperankan seola-olah nyata.

Salah satu keromantisan yang disajikan dalam film adalah merayakan hari pernikahan setiap hari dan mengucapkan kata cinta setiap hari. Hal tersebut yang membuat Dzira terus bahagia dan selalu merindukan suaminya. Dari hal-hal kecil dapat membuat Dzira tersipu-sipu malu, Ustaz Ameer diceritakan selalu memanggil Dzira dengan sebutan yang lembut dan penuh sayang. Ustaz Ameer yang mulai membimbing Dzira untuk meningkatkan ibadah sehari-hari seperti mengajak sholat berjama’ah, membangunkan sholat tahajjud, membiasakan do’a, dan berdzikir kepada Allah.

Selain membimbing berkaitan ibadah, setiap hari Ustaz Ameer memberikan ucapan selamat dan hadiah kecil untuk Dzira, hingga suatu ketika Dzira bergantian memberikan kejutan tanda kehamilan ke Ustadz Ameer. Kejutan tersebut berhasil, dan membuat keduanya sepakat untuk menyimpan rahasia tersebut. Sebagai suami siaga, ia mendampingi dan menjaga saat pemeriksaan kehamilan. Namun kebahagiaan itu tidak berlangsung lam, suatu waktu sang janin diambil oleh Allah. Mereka harus ikhlas, dan berlapang dada, mereka menyadari bahwa di dunia ini semuanya milik Allah.

Kisah berlanjut dengan hari-hari yang semakin romantis yang mereka lakukan seperti bercanda, mandi bersama, berucap mesra, bergandengan tangan, saling menyuapi makan. hingga melakukan ibadah bersama. Keromantisan tersebut berulang-ulang, yang membuat kebahagiaan menyelimutinya, hingga suatu ketika Ustadz Ameer divonis flek paru-paru. Kondisi kesehatannya setiap hari makin memburuk, namun Dzira tetap mendampingi dan membantu merawatnya di rumah sakit. Namun suatu ketika, Dzira diminta untuk istirahat di rumah, dengan perdebatan kecil yang akhirnya membuat Dzira tetap harus mengikuti perintah suaminya untuk istirahat di rumah serta mengecek rumah yang sedang dibangunnya.

Namun kondisi Ustadz Ameer akhirnya semakin memburuk, dan tiba saatnya Dzira mengucap salam perpisahan dengan sang suami, dengan menuntunnya berdzikir di ujung hidup suaminya. Dzira merasa tak percaya di hari ke-172 dia ditinggalkan suami tercinta, keromantisan masih ditunjukkan Uztadz Ameer dengan memberi ucapan pernikahan dan kado kecil sebuah bantal durian di ruang perawatannya.

Film tersebut pasti membuat penonton terbawa emosi mendalam, kisah romantis yang disajikan secara islami, di atas sekelumit resapi film 172 Days, untuk cerita lengkapnya kalian bisa nonton langsung filmnya atau membaca novelnya. Selamat menghibur diri ya!.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image